HK is for Hadi Kuncoro
- Hadi Kuncoro
- A Friend, Husband & Father! Time is always change and so does the world! House of Changes by HK is there to partner with you to share, brainstorm and dreams. We build a new pardigm for a better life and society. I do invite you to encourage ourself to lead the changes! Hadi Kuncoro
Monday, December 27, 2004
Bencana di Tutup Tahun
Yang bisa kita lakukan adalah hanya berbelasungkawa dan turut berdoa untuk semua yang telah menjadi korban dan yang paling utama adalah berdoa semoga bantuan kemanusiaan segera dapat meringankan beban mereka tanpa ada penyalahgunaan dari para oknum-oknum yang biadab. Kemanusiaan semoga menjadi bahasa yang dijunjung tinggi sebagai upaya penyelamatan dan pertolongan untuk mereka.
Semoga Allah SWT memberikan kekuatan bagi kita semua dan bagi Bangsa ini.
Sebenarnya alam akan terus memberikan kita pelajaran karenanya. Namun terkadang kita menolak cobaan tersebut, sesungguhnya cobaan itu merupakan anugrah dari Sang Pencipta untuk membentuk kepribadian kita sehingga kita bisa terlihat lebih bijaksana.
wassalam
h@di tea EUY!!!
Tuesday, December 21, 2004
(Lanjutan) Menjadi Ayah sekaligus Ibu (Persiapan Hari Ibu Besok!!!)
Namun apa daya perjalanan di minggu ke dua dilalui dengan kepanikan. Sebetulnya pada saat weekend minggu pertama kedatangan mertua dari Medan cukup melegakan hati, karena pas berbarengan dengan jadwal full training sepekanku di PPM menjadi jadwal minggu tersebut. Apa daya si Aurel tidaklah mengenal terlalu dekat Opungnya (nenek ; bahasa Batak) sehingga keberadaaan opung cukup membantu setidaknya untuk mengurus rumah dan memasak. Selebihnya hanya bersenang-senang dengan cucunya.
Hari Selasa sore Minggu kedua, setiba di rumah pukul 8 malam, belumlah aku menanyakan hal rutin ternyata si Mamih sudah memulai pembicaraan
- "Aurel demam..." begitu berita tersampaikan oleh ibu mertuaku alias si Opung.
+ "Kapan, berapa derajat, apa penyebabnya, apa salah makan, BAB-nya bagaimana dan seterusnya..." bombardir pertanyaan tiada henti, sambil aku meluncur masuk kamar mandi untuk cuci tangan dan muka (program setrilisasi) sebelum masuk kamar tidur si Jelitaku. Pas masuk kamar tidur si Ummi langsung menempelkan jari telunjuk ke mulutnya pertanda "Sssstt.... dilarang ribut !".
Aku raih kening si Jelita, ala busyet.... panas bener yah.
+ " Berapa panasnya Ummi ?"
- "Terakhir tadi sekitar 45 menit yang lalu 39,4 derajat Pak"
+ "Udah dikasih tempra drop ?"
- "Sudah Pak sekitar 30 menit yang lalu"
+ "Siapin kompresnya Ummi, tapi jangan pake air es pake air hangat ruam-ruam kuku aja"
Ternyata gara-gara kompres mengkompres, membuat sedikit ketegangan antara aku dengan Mertuaku. Menurut beliau anak kecil tidak boleh dikompres. Dalam hati aku hanya bisa ngedumel "Pasti primbonnya si Mamih udah kadaluarsa tuh, sejak kapan anak kecil nggak boleh di kompres?"
Situasi perbedaan pendapat ini membuat si Ummi bingung sambil melongo, yang mana yang akan dituruti sebagai perintah. Apa daya keluarlah kalimat mujarab orang tua,
- "Mamih itu udah pengalaman ngurus tiga orang anak bla bla bla.... Udah Hadi nurut aja deh ama Mamih"
+ "Lho Mih...logikanya dari mana Kompres nggak boleh ? coba deh baca dibuku petunjuknya..."
- "Ya udah terserah Hadi aja kalo gitu, kalo nggak percaya ama Mamih..."
Weleh...weleh lah kok ngancem, wah orang tua mah jangan dilawan yang ada kuwalat nanti, karena toh sebetulnya pada dasarnya kita semua care dan sayang si Jelita. Malam itu, mulailah perbegadangan dimulai, mengukur suhu badan setiap jam dan minimal setiap empat jam tempra drop harus diminumkan, mengganti baju karena basah oleh keringat, dll.
Training SCM berikutnya berlalu dengan sangat berat dari hari ke hari, ketambah beberapa kali error di laptopku Huh!!, menambah semakin berat menghadapinya, untung ada sahabat lucuku Soe yang siap menghibur (dasar laki-laki penghibur!!!).
Rabu Sore, pulang training aku langsung cabut ke RS Setia Mitra, untuk periksa si Aurel ke Oom dokter Erwin. Kebetulan setiba di sana proses pemeriksaan sudah selesai dan si Mamih sedang proses antri tebus obat.
+ "Dokter bilang sakit apa Mih ?"
- "Cuman kangen aja kok ama Bunda.."
+ "Gak ada yang lain Mih, penyebab panasnya dari apa ?" bagiku jawaban tersebut bukanlah jawaban medis
- "Dokter nggak bilang, cuman kangen aja" jabar Ibu Mertuaku
+ "Jadi gak ada virus atau apa ? emang Mamih cerita ke dokternya gimana ?" Aku keukeuh tetep nggak puas
- "Mamih bilang udah seminggu Bundanya pergi ke Malaysia ada training bla bla" tanpa menjelaskan symptom demamnya gimana, BAB-nya gimana, suhunya berapa, obat apa yang sudah diminum dll.
+ "Lho.... jadi Mamih nggak cerita gejala-gejalanya ama dokter?" huaaa gedubrak !!! kagetlah aku.
Karena masih belum puas Aku gendong si Aurel, dengan alasan mau liat ikan di akuarium aku bawa si kecil menuju ke ruangan dokter Erwin lagi. Melihat peluang kosong untuk bisa masuk kembali ke ruangan dokter, Aku langsung masuk dan tanya lebih jelasnya apa penyebab demamnya si jelitaku. (Terakhir tingkah nggak percayaku ini membuat Mamih tersinggung, maap ya Mih)
Dan dokter Erwin menjelaskan bahwa karena kangennya ini secara psikologis anak menjadi labil sehingga mempengaruhi kekuatan fisiknya, dan demamnya adalah karena diakibatkan virus influenza dan radang tenggorokan. Pulang dari rumah sakit si Aurel masih tetap gelisah, dan dengan inisiatif adik iparku menelpon Bunda di Malaysia untuk diperdengarkan suaranya di telinga Aurel. AHA !!! Mujarab... mendengar suara Bunda Aurel diam manis mendengarkan tanpa berkedip dan pelan-pelan mulai tertidur. Ternyata benar kangen yang maha dahsyat telah menerpa buah hatiku. So, malam-malam berikutnya isteriku selalu telpon untuk menidurkan Aurel.
Jumat siang menjelang sore, Bunda mendarat di Soekarno-Hatta. Sore harinya pulang Training aku langsung jemput isteriku dikantornya (bukannya cepet pulang malah ngantor dulu, ah dasar buruh!!). Dan aku sesegera mungkin melakukan proses serah terima jabatan. Hari Sabtu besoknya kita kontrol lagi ke dokter Erwin di RS Puri Cinerekarena malam hari kemarinnya Aurel masih sedikit demam dan gelisah, en de risalt epriting is fain. Alhamdulillah....
Belajar dari situ, ternyata berat yah jadi seorang Ibu.... (saya bersumpah untuk tidak akan pernah berganti jenis kelamin karenanya. Nah LHO!!!)
Mohon Maap atas kesalah fahaman yang terjadi buat Mamih, Mak keteknya Aurel, Ummi, itu semua karena semata-mata kita semua sayang ama si kecil Aurel.
salam
h@di tea EUY!!!
Thursday, December 09, 2004
Menjadi Ayah sekaligus Ibu (Persiapan Hari Ibu)
- "Makasih Ya Yah..cup cup muach..."
Begitu percakapan pelepas kepergian Bunda ke Negeri Jiran dalam rangka short course dari kantornya di bandara Soekarno Hatta.
Hari masih sangat gelap, karena menyesuaikan first flight schedule yang akan membawa isteriku tercinta melancong ke negeri seberang. Kecupan sayang mengantarkannya dengan penuh kebahagiaan, sementara Aku saat itu memulai jabatanku sebagai Ayah dan Ibu untuk period 2 minggu kedepan.
Dalam rasa mengantuk yang sangat amat karena kurang tidur (akhir tahun kerjaan menumpuk) Aku melanjutkan perjalanan langsung menuju kantor sesegera mungkin demi menghindari 'three in one'. Bikin susah aja!!!
"Huaaah.." Ternyata sisa-sisa ngantuk terus menggayuti mataku, tapi siang ini agenda pekerjaan siap menanti, e-auction, tender, operation problem, bla bla bla.
Jam 6.15 Aku sudah memarkirkan mobil dengan sukses di tempat seperti biasanya, untung Bang Rof sudah stand by di kantor memudahkan aku untuk langsung masuk ke kantor.
Pulang lebih cepat adalah bentuk tanggung jawabku menjadi Ayah sekaligus Ibu. Tapi ya secepet-cepetnya ternyata jam 8 malem aku baru tiba di rumah.
+ "Ummi, Aurel sudah bobo ?"
- "Sudah Pak" begitu jelas pengasuh anakku.
+ "Gimana hari ini, susunya berapa botol, makannya, tidurnya, obatnya bla bla bla?"
- "Baik-baik semua Pak....." dilanjutkan dengan jawaban rinci dari apa yang aku tanyakan "Tapi tadi pagi Anu Pak...."
+ "Kenapa Um ?"
- "Anu, Aurel pas bangun nangis-nangis cari ayah ama bundanya, trus mukanya baret kena cakar garukan tangannya"
+ "Aduh......"
Aku sedikit kaget dan langsung masuk kamar untuk melihat kondisinya, tapi Alhamdulillah goresan kecil saja yang bisa hilang segera. Dalam hatiku hanya berdoa jangan sampe bekas baret tersebut masih ada pas isteriku pulang. Sekaligus aku periksa seluruh badan anaku tercinta yang sedang pulans tertidur.
+ "Ummi, ini kok ada darah beku di telapak kaki Aurel kenapa ?"
- "Aduh kurang tahu Pak "
+ " Tadi siang main di luar nggak ? pas main pake sepatu nggak ?" dan segala pertanyaan pencarian tahu kemungkinan apa yang mengakibatkannya. Aku coba hapus dengan tissue basah yang sudah diberi betadiene, tapi ternyata confirmed itu darah beku bekas benturan di telapak kaki.
Hari pertama, sudah dua coreng membekas ditubuh anaku. Aku segera menyelesaikan ritual harianku, mandi, makan dan kegiatan lainnya untuk langsung masuk ke kamar tidur menemani sang buah hati kami sambil baca novel hingga aku tertidur.
Jam 1.30 Aku terbangun karena jeritan Aurel, dan aku langsung mempraktekan kebiasaan isteriku untuk menidurkannya kembali dengan menepuk-nepuk punggungnya sambil memberi susu di botol. Yang terjadi malah jeritan tangis di tengah malam bolong semakin menjadi, weeh... hasil training dari isteriku sebelum pergi kemaren ternyata gagal total. 15 menit, 20 menit dan 25 menit lebih Aku menyerah.
"Ummi, tolong bapak tidurkeun lagi Aurel ya" Aku terpaksa membangunkan pengasuh anakku meminta bantuannya.
Jam 3 tangisan reda dan Aurel tergolek kembali tertidur dengan nyenyaknya. Dan aku masuk kembali ke kamar melanjutkan tidur yang terputus di samping si jelita.
Jam 3.30....
-"Ayaah.... na nan nana..Buda.."
Aku terbangun kembali, dan terkjut si Kecil sudah berdiri di atas tempat tidur tepat di samping mukaku.
+"Eeeh...kok udah bangun lagi ? tidur lagi yuk..." Aku coba menggendongnya dan berusaha membaringkannya kembali. Apa daya yang terjadi si kecil malah menjerit-jerit dan menangis.
+"Lho... ini masih malem sayang, belum ada yang main. Tuh liat masih gelap di luar..." Aku sibakan gordyn untuk membuktikan padanya bahwa sekarang bukan saatnya untuk bermain (ini adalah pembuktian yang tolol, kemudian aku baru sadar). Tangisan dibarengi dengan rontaan semakin menjadi-jadi. Akhirnya dengan gontai aku ikuti permintaannya, turun dari tempat tidur dan bermain di tengah rumah. Si Ummi hanya bisa memperhatikanku saja karena dari awal aku sudah bilang bahwa sebelum aku minta tolong dia nggak perlu bantu apapun. Jam 4.30 ternyata punggung dan mata sudah tak sanggup untuk melayani permintaan si Aurel kecil (apalagi mengingat nanti siang di kantor jadwal meeting dan agenda kalkulasi tender membutuhkan konsentrasi tinggi). Dan aku yakin pada saat aku sok-sokan nggak minta bantuan si Ummi, dia pasti berfikir geli "Si Bapak nih kuat seberapa lama yah ?" huaaa.
+"Ummi, Tolong Aurel di jaga yah. Bapak mau tidur dulu sebentar"
-"Bukannya dari tadi aja Pak" si Ummi terseyum.
Dan aku bersyukur mendapatkan pengasuh anaku yang baik dan loyal so far.
Ritual berangkat ke kantor tak kalah merepotkan, biasanya si kecil akan di gendong isteriku dan ikut naik mobil sampai pintu gerbang, karena ternyata suara mobil itu pertanda baginya bahwa Ayah dan Bunda akan pergi meninggalkannya dan ritual pagi harus berjalan seperti biasa tanpa terkecuali. Kalo tidak, nangis lah (ah dasar anak kecil hehehe). Pagi itupun aku ajak dia dikursi kemudi sementara aku mulai menjalankan mobil menuju gerbang. Pada saat akan serah terima ke Si Ummi, yang terjadi adalah jeritan tangis semakin menjadi. 3 Menit, 5 menit, 10 menit lewat si kecil nggak mau turun. Beruntung ada teman-temannya yang sudah siap bermain-main, sehingga aksi tipu menipu terjadi dan Aurel sudah lagi tidak memperdulikan ayahnya yang hendak pergi mencari penghidupan.
Dikantor, apa yang tersisa adalah kantuk, boyoke (punggung :red) cenut-cenut, kepala pening, konsentrasi hilang!
Aha begini ternyata rasanya menjadi seorang Ibu yang juga bekerja yang sebenarnya kejadian ini adalah belumlah seberapa. Dan aku menyatakan Hari pertamaku menjadi single parent adalah gagal. dan masih ada 12 hari lagi. Tabah tabah dan tabah.
Apa yang aku pikirkan sebelum menulis ini adalah "Strategi apa yang harus aku terapkan untuk bisa menghandle ini semua ?"
Yang berpengalaman bisa bantu saya ?
Bunda cepet pulang yah......
salam
hadi tea EUY!!!
Thursday, November 11, 2004
Kegaringan di Kala Lebaran (Mohon Maap Lahir dan Bathin)
"Aduuh... si Ade (panggilan masa kecilku) sudah besar ya sekarang ?" Jemputan sapa dari sang "tante" (anaknya adiknya nenek dari ibuku) manakala kami bersilaturahmi di hari kedua Lebaran disekitaran tahun 80-an awal (waktu itu aku masih imut-imut toh).
Di atas salah satu kegaringan yang selalu muncul manakala kita berkunjung bersilaturahmi di seputaran Hari Raya Lebaran, dan pada saatnya dulu aku masih kecil sering aku sebel dan merasa tidak nyaman karenanya. Aku yakin bahwa ketika sekarang aku sudah memiliki anak, sebisa mungkin untuk tidak menerapkan kegaringan yang dulu pernah orang tuaku lakukan, Seperti :
Beberapa hari menjelang mudik aku dipaksa untuk bercukur rambut dan yang bikin sebel adalah ditemani dan ditungguin oleh Ayahku atau Ibuku langsung, padahal biasanya paling dianter pembantu. Yang parah adalah kalo ditungguin ayah, maka model potongan akan disesuaikan dengan selera beliau yang bergaya tentara-tentaraan (padahal ayahku bukan seorang tentara loh).
Kejadian yang juga menyebalkan dialami oleh kakakku persis (beda satu tahun, jadi masih sama-sama kecil umur 6-7 tahun lah), kegaringan mulai dari sejak pakaian. Menjelang lebaran ibu selalu beli baju lebaran yang timingnya mepet ke lebaran dan most probably model yang dipilih adalah pakaian yang berenda dan berumbai-rumbai apesnya karena waktu belinya mepet, so tak sempatlah untuk kemudian dicucikan atau diloundry. Apa yang bakal terjadi ? yup !! gatel karena rendaannya. Kemudian memasuki ke tahap Hari H Lebaran dan bersiap-siap untuk bersilaturahmi, dijamin itu rambut pasti dikepang atau dibuntut kuda dengan ketat dan ngepres sekali yang pasti sangat menyakitkan di rambut kakakku. Berikutnya adalah masa bertandang ke rumah sanak famili yang kebetulan sudah agak lama tak pernah bertemu, kejadian garing berikutnya adalah :
"Aduuuhh... Si Teteh (panggilan kecil kakakku) udah besar sekarang yah ?" Si teteh mah mesem-mesem aja nggak karuan sambil lendot-lendotan di tangan ibuku
"Padahal seingat Tante baru kemaren Tante nimang-nimang dan gendong-gendong..bla..bla..bla... " Begitulah kicau standard sang Tante pada saat menyambut keluarga kami (gue mah dicuekin, abis gue kan anaknya tidak eye catching hehehe ini garing banget!) memasuki ruang keluarganya yang gedong itu dan tak lupa aksi cubitan gemas dipipi (lebih tepat diuwel-uwel pipinya) sebagai tambahan expresi kebahagian dalam menyambut silaturahmi tersebut.
Memasuki tahapan makanan santapan ketika bertandang, yang pasti makanannya ya begitu-begitu saja hampir semua menu layaknya di sebuah negara sosialis komunis yang sama rata sama rasa. Menu yang hampir di semua rumah bisa ditemui adalah ketupat, opor, sambel goreng, goreng kacang, dan syrupnya pasti itu-itu aja rasanya.
Acara maap-maapan tak kalah garingnya, karena sebuah formalisasi di keluarga besar maka siapapun yang kita temui wajib kita untuk menyalaminya dan pake acara cium tangan pula. Padahal kalo difikir-fikir kita nggak tahu siapa mereka. But any way, apapun kegaringan yang pernah dulu kita rasakan dimasa kita kecil, Lebaran harus tetap kita jalankan sesuai dengan syariat dan akidahnya serta norma adat budayanya. Karena Lebaran adalah makna hakikat kehidupan manusia, yang berkewajiban untuk dapat mengharmonisasikan antara Hablum minallah dan Hablum minanas. Dan aku akan mengajarkan terus pada keturunan-keturunanku dengan eleminasi kegaringan buat sang buah hati tentunya.
Sambil bernostalgia, apalagi yah yang garing yang pernah kalian alami di masa kecil dulu pada saat lebaran tiba ? Yok sharing yok !
Menjelang Hari Raya Kemenangan, Saya pribadi dan Keluarga mengucapkan :
Minal Aidin Walfaidzin, Mohon Maap Lahir dan Bathin.
Selamat Mudik dan berlibur panjang di kampung halaman dan kembali dengan wacana baru. Amin ya Robbal alamin.
h@di, Yosie and Aurel tea EUY!!!
Wednesday, November 10, 2004
Ketika Penasaranku Tak Menemukan Jawaban
Jam 5.15 sore adalah jadwal tepat untuk menunggunya melintas tepat di depan wajahku dan mengaggumi kecantikan dan keindahannya. Dari sejak pertama aku sangat penasaran terhadapnya, wanita berusia 20-an akhir menjelang 30 dengan paras cantik jelita, berpakaian anggun layaknya professional muda yang dewasa, dengan stocking membalut jenjang kakinya, berkulit bersih kuning langsat dan berambut tergerai sedikit berombak.
Aku memanggilnya untuk diriku sendiri dengan sebutan Tante May, namun sebetulnya aku tak pernah berani untuk bicara atau bahkan hanya sekedar menyapanya. dia bekerja di sebuah kantor asing di gedung yang sama dengan tempatku bekerja, hanya terpaut dua lantai di atasku. Dari hasil penyelusuran , Dia bernama lengkap : Mayshali Nasutrisna, wanita campuran dua kebudayaan di Indonesia. Bekerja sebagai sekretaris executive untuk Direksi (setidaknya) yang kebetulan orang bule.
Tante May, sepertinya apa yang aku perhatikan darinya adalah cerminan seorang executive muda kota besar Metropolitan Jakarta, yang penuh dinamika dan semangat pencapaian sebuah harapan masa depan. Sore ini dia mengenakan blazer berwarna hitam dengan dalaman pakaian bermotif bunga dengan high light putih, syal bermerek tak lupa melingkari lehernya. Bawahannya tak kalah menarik perhatianku, rok span berwarna hitam dengan ukuran sedikit di atas lutut dengan kaki jenjangnya berbalutkan stocking warna hitam transparan menggoda dan terakhir jinjit kaki dibalut dengan sepatu berhak 7 cm dengan tiang yang sangat langsing. Fully black colors ternyata membawa kekontrasan yang dinamis dengan warna kulitnya yang kuning langsat dan bersih berkilau. Hemmm... sore itu aku begitu tertegun dan terpana memandangnya. Seperti biasanya dia akan menunggu di lobby kantor menunggu mobil Terrano berwarna gelap, dan tertegun aku menatap di balik gelapnya kaca mobil ternyata Bossnya yang bule tersebut setiap sore pula berada didalamnya.
Suatu sore aku bersiap dengan mobil kantorku untuk pulang, Terrano hitam itu melintas tepat didepanku. Sekonyong-konyong tak ada seorangpun yang memerintahku ku pacu mobilku membuntuti mobil tersebut. Tanpa pemberitahuan dan pengumumam, tujuan memebuntuti jejak terrano ini membuat seisi kendaraanku bertanya-tanya, terutama salah seorang rekan wanita sekerjaku yang setiap hari selalu nebeng sampai perempatan kuningan untuk melanjutkan perjalanan ke Tangerang.
"Uugch..gila setan juga supirnya" gerutuku yang nyaris kehilangan jejak si Terrano hitam
"Elo lagi ngejer-ngejer apaan sih ?" begitu Yoyo temanku putri Tangerang penasaran
"Udah nanti aja, gue kasih tahu yah" kelitku
Padatnya jalanan Kuningan selepas pulang kantor, serasa bagai aktor yang sedang berperan dalam film-film heroic hollywood yang mengendari kendaraan dengan brutality dan lepas kendali (hyperbolik banget dah!!!), pandangan tak lepas dari mangsa sasaran. Gatot Subroto terlewati dan mulai memasuki Semanggi.
"Eh...kemana Terrano hitam itu ?" aku mulai panik menyadarai kuntitannya terlepas tanpa jejak.
"Bodo ah... kayak orang kurang kerjaan aja, ngejer-ngejer mobil nggak jelas" gerutunya tak putut putut siapa hendak turut...aah..putus-putus maksudnya.
"Mam...Lo liat nggak ?" Aku tanya temenku sebelah yang dari tadi nggak pernah perduli dengan apa yang terjadi, seakan dia berpenyakit autis saja.
"Noh...ke Hilton !!" Si Imam menunjuk ke arah depan sekitar 200 Meter di depan gerbang Hotel Hilton (ternyata dia nggak Autis hihihi)
Aku tersentak manakala ku tunggui Tante May tak pernah kunjung keluar di gerbang itu.
Setelah kejadian kejar-kejaran sore itu hasratku untuk mencari tahu lebih lanjut ada hubungan apa Tante May dengan si Bule itu semakin menggebu. Setiap hari aku lewati Hotel Hilton dan hasilnya sama Tante May tak pernah keluar dari gerbang yang mereka masuki.
Seminggu berlalu asa dan harapan tak jua berfihak padaku, aku mulai menyerah. Apa yang aku bisa lakukan hanyalah memandangi dan memperhatikan keayuannya dari kejauhan di lobby gedung kantorku.
Setiap menjumpai dia masuk terrano hitam dan terlihat sang bule tua itu, aku lebih banyak berfikir negatif. Mungkin dia Lady escort atau samen leven atau... dan atau.... tapi terkadang terrano hitam tak mampir menjemputnya di lobby gedung dan selanjutnya Tante naik angkutan umum, dan pernah sekali terlihat di diboncengi oleh seorang lelaki dengan sepeda motor. Yang pasti si pembonceng bukan seorang tukang ojek atau seorang bayaran si bule untuk menjemput si tante.
Hari ini semua pertanyaan yang terlintas dalam benakku belumlah pula terjawab dan terungkap. Namun tak kuasa frustasiku menuju puncak titik kulminasi tertinggi dan kuhentikan semua usahaku tuk mengetahui dan menggali seorang Mayshali Nasutrisna. Aku hanya birsa berucap dengan sebuah pertanyaan menggelantung dalam benakku, "Hai Tante May siapakah gerangan dirimu, apakah engkau seorang" :
A. Wanita Simpanan Bule
B. Isteri Resmi Bule
C. Joki Three in one jalan utama Sudirman Thamrin hingga Kota
D. Pemilik Hotel Hilton
Bagi siapa saja yang mengenal tante May ditunggu jawabanya, dan ada hadiah menarik dari penulis.
Note : Kesamaan Nama dan Cerita bukan sebuah ketidaksengajaan yang disengaja. Mohon maap lahir dan bathin.
salam
h@di tea EUY!!!
Monday, November 01, 2004
Buka Bersama di Raiman Town House
Sabtu Malam Minggu weekend kemarin, The Raimaners Town House mengadakan acara buka bersama.
Acaranya yang cukup mendadak boleh dibilang lumayan sukses.
dengan dikomandani oleh Ibu Yosie (isteriku sendiri) dan juga di sponsori oleh Ibu Haji. Walau sempat kecemasan menghantui karena mendung dan suara geluduk kerap terdengar mulai pukul 5 sore. Juga sangat disayangkan beberapa keluarga berhalangan hadir karena ada acara di luar dan beberapa lagi sedang dalam kondisi sakit.
Seperti biasa keahlian masak-memasak The Raimaners unjuk gigi dan atau pesen atau beli it's fine.
Sementara sorenya Bapak-bapak mulai mempersiapkan meja-meja, karena tempat kita mengadakan buka bersama adalah halaman utama Raiman Town House alias open air. Semua Emergency lamp dipasang, tikar rotan dan karpet terhampar sebagai alas sajadah untuk melakukan shallat Maghrib bersama.
Shallat Maghrib dan buka bersama di akhiri dengan ngobrol ngalor ngidul, sambil berdiskusi mengnai rencana mudik lebaran. Semoga dengan kebersamaan dan keihklasan kami semua dalam bertetangga menjadikan tempat yang barokah untuk kami semua dan terutama untuk anak-anak kami. Amin.
hadi dan photo Oom Dicky.
Monday, October 25, 2004
Lebaran...duh .... Lebaran
Menjelang rutinitas masal di negara ini segera tiba.
Lebaran, ketupat, mudik, antri ticket, pembantu pulang dan lain-lain dari tahun ke tahun tak pernah bisa terhindarkan dan bahkan tak bisa dipersiapkan dengan matang, sehingga selalu akan terkesan acak-acakan, amburadul, rariweuh dan sebagainya. Namun sebagian orang menyatakan justru itulah maknanya. Lebaran tanpa macet, tanpa acack-acakan, tanpa antrian tiket...serasa bukan lebaran.
Buat ku rutinitas cerminan mentalitas bangsa ini yang begitu bobrok pun sudah dan menjelang tiba di Bulan Suci Rhamadan ini dan menjelang Hari yang Agung Lebaran. Pak Polisi sudah mulai mengirimi ucapan selamat berpuasa dengan embel-embel ingat-ingat THR-nya, Pak DLLAJR tak lupa mulai memerasi kendaraan-kendaraan kami di luar biasanya semakin besar dan tak jelas alasannya, Pak penjaga timbangan di daerah Sumatera sana pun tak lupa mengutip tambahan yang lebih, Pak beacukaipun tak kalah garang.......
Sedih sekali bangsa ini
h@di tea EUY!!!
Saturday, October 16, 2004
Tamasya Pertama ke Ragunan
"pada hari Minggu kuturut ayah ke Ragunan"
"Naik Kijang hitam ayah ku dipangku bunda"
"kududuk sebelah ayah sambil terkantuk-kantuk"
bla...bla...bla....
(Nada lagu : Turut Ayah Ke kota ? yang ada tuk tik tak tik tuknya itu tuh)
Setelah lelah terlalu egois menghabiskan waktu dengan pekerjaan dan rutinitas hari-hari yang sudah menjadi ritual membosankan. Akhirnya week end kemarin kami sekeluarga bertamasya ke Kebun Binatang Ragunan.
Tujuan tamasya sebetulnya kami ingin mulai mengenalkan Aurel lingkungan luar selain lingkungan rumah dan sekitarnya semata. Apalagi dia sudah berumur satu tahun, dan tak lupa khusus tamasya kemarin juga mengakali agar Aurel bisa melahap makanannya dengan semangat. Karena kami khawatir dia bosan dengan suasana sekitar pada saat makan.
Berhubung Kebun Binatang Ragunan itu hanya berjarak 10 menit saja dari rumah kami, so persiapan tidaklah membuat kami kerepotan.
Jam 6 pagi semua sudah mandi pagi aku, isteriku, Aurel dan Ummi (yang momong Aurel). Isteriku mempersiapkan makanan dan kelengkapan Aurel di bantu ummi dan saya sendiri sibuk manasin mobil dan masukin armada dorongnya Aurel mulai dari sepedanya dan juga kereta dorongnya.
Jam 7 lebih kami berangkat dengan persaaan senang, apalagi Aurel yang sepanjang perjalanan tak lelah meneriaki setiap warna-warni dari bendera ataupun spanduk sepanjang jalan moh. kahfi.
jam 7.45 kami sudah sampai di gerbang timur dari KB Ragunan alias lewat pintu belakang ternyata sudah buka. Ahaaa... ternyata Ragunan buka dari sejak jam 7 pagi. bayar tiket 3 orang dewasa dan 1 bayi plus satu kendaraan kecil total 16 ribu rupiah sudah termasuk tiket masuk, parkir kendaraan, hingga cover asuransi.
Siap-siap...siap-siap.... dan kami mulai melangkahkan kaki memasuki gerbang tapi sebelumnya sudah dicegat oleh tukang jepret foto, wah serasa artis kita.
Kesan pertama memasuki Kebun Binatang ini, cukup asri dan baik dibandingkan dengan beberapa kebun binatang yang pernah aku kunjungi seperti gembira loka, KB binatang Taman sari bandung sebrangnya ITB dulu. Tapi beda spec kalo dibandingkan dengan Taman safari baik yang di puncak maupun yang ada di Surabaya menuju kearah malang sana.
Memasuki areal kebun binatang ternyata Aurel memilih duduk di kereta dorongnya ketimbang sepeda roda tiganya dan kami menuju pertama kali ke map dan penunjuk arah yang ada di sebelah ticket gate KB. Oh ya tak lupa membeli 5 bungkus kacang (merek tidak terkenal tapi mahal) jaga-jaga untuk memberi makanan para binatang-binatang yang akan kami sapa.
Wuich ternyata sudah banyak pengunjung yang hadir, tapi mereka lebih banyak karena sedang senam dan juga beberpa bule yang sedang lari pagi. Wah boleh juga nih untuk kapan hari nanti bisa lari pagi di sini.
Rusa adalah sapaan pertama, mereka pagi itu masih bermalas-malasan (abis lembur kali ya), berikutnya adalah gajah. sembari menyuapi gajah dengan kacang tak lupa bunda dan ummi menyauapi Aurel dengan susah payah dan penuh perjuangan. Perjalanan berlanjut mulai dari menonton burung merak jantan yang sedang menebar pesona dengan menjebeber-kan (mengembangkan ; sunda red) ekornya nan cantik jelita, turut memberi sarapan dari para owa dan para monkey, hingga menyapa tapir yang unik sepertinya baru selesai di sablon pantatnya. Dari sekian kunjungan (hanya 25% area yang terkunjungi) sepertinya Aurel begitu tertarik pada ikan. jam setengah 10 pagi dalam kondisi kaki pegal linu dan sedikit lecet kami putuskan menghentikan acara jalan pagi dan mampir di tempat lesehan penjual pecel, okey juga dan cukup membuat kenyang. Tak lupa bekalpun kami buka heemm...sedap.
Selesai saarapan perjalanan hendak dilanjutkan dengan tidak berjalan kaki tapi naik delman alias andong, apa daya kudanya bau sekali. Akhirnya Batal sudah naik delman istimewa kudud...eh... karena si Bunda nggak tahan dengan baunya. Namun sayang disayang tujuan utama biar Aurel makannya banyak, tetap tidak tercapai. Yang terjadi Aurel terlihat kelelahan dan mengantuk dan kami memutuskan untuk pulang dengan membawa rencana kunjungan berikutnya ke Kebun Binatang Ragunan Jakarta Selatan untuk berolah raga pagi atau tamasya anak-anak komplek Raimaners.
h@di tea EUY!!!
Thursday, October 14, 2004
Mohon dikabulkan maaf
Teruntuk Saudaraku sekalian......
dari Saudara-saudaraku seiman & Sahabat semua...
atas apa yang pernah kami lakukan
atas apa yang pernah kami ucapkan
...Insya Allah
wassalam
hadi dan keluarga
Wednesday, October 13, 2004
"hgrbngtykjuuhg" Gedebruk!!!
Itulah buah hati kami, keceriwisannya sudah mulai menampakan hasil dari hari ke hari.
+ "pepe" ini kami mengerti artinya Pempers karena kata ini terucap pada saat dia hendak berganti deapers mommy pokonya
+ "mau" ini clear enough karena dengan otomatis tangannya pun akan mengulur seolah meminta sesuatu
+ "udah" ini pun sangat jelas karena biasanya pula dibarengi dengan anggukan kepalanya
+ "Ajah" ini panggilan untukku sebetulnya AYAH (she is better in yelling on me compare with her Mom hehehe)
+ "Dada" ini kemungkinan Bunda untuk memanggil bundanya
+ "mimi" ini ada dua maksud memanggil pengasuhnya Ummi dan ketika dia meminta minum
+ "Ckckckck" ini pasti artinya cicak karena dia selalu melihat kelangit-langit rumah ketika melihat ada cicak berkeliaran
+ "abbejaah" yang ini sungguh aku dan isteriku pun tak tahu apa maksudnya....... dan bisa jadi dia sendiri sekalipun tak mengerti pula.
+ "withcepaa" ini tambah bingung
+ "hgrbngtykjuuhg" Gedebruk!!!
what ever kata yang dia bunyikan, hemm anyway dia selalu membuat kami terkagum-kagum dan tersenyum simpul.
h@di tea EUY!!!
Thursday, October 07, 2004
Perjalanan Mengesankan dan makanan khas.... Part One
Pengalaman Menarik sepanjang perjalanan dalam hidupku tertuang dalam rangkaian tempat-tempat terlalui.
Kenangan peristiwa, Makanan Khas dan keaslian Masyarakat heemmm...membekas membawa tumpukan cerita tuk selamanya :
Yogyakarta si Kota Gudeg Pelajar
Yogyakarta kota yang sangat mengesankan, karena secara kebetulan leluhurku berasal dari sana. Hampir setiap dua tahun sekali kunjungan bersama keluarga dengan rombongan mudiknya menjadi rutinitas hingga akhir-akhir menjelang aku berkeluarga.
Kebetulan desa tempat eyang tinggal bertetangga dengan desa Pak Harto tinggal di daerah Godean sana. Namun ada hal yang sangat beda karenanya, jalan-jalan, pagar-pagar dimana tempat keluarga Pak Harto tinggal begitu indah dan tertata dengan rapi. Pasar Godean, tak pernah luput dari kunjungan, goreng belut, keripik bayam heem...nikmat rasanya. Malioboro dulu begitu menjadi tempat favorit wajib kunjungan keluarga kami, Pasar Bringharjo dengan nasi pecelnya.
Satu hal yang berkesan manakala waktu lebaran berdempetan dengan Natal, kerukunan yang terjadi begitu indah. Penduduk muslim selesai sholat ied berpapasan dengan penduduk christiani yang baru dari gereja, bersalaman dan saling mengucap salam. itu bahkan masih terjadi pada tahun 2001 kemarin.
Kaliurang, hem...enaknya tamasya kesana, tak lupa makan tempe dan tahu bacem tak tertinggal ulen alias uli ketan hangatnya. Pada saatnya tempat kuliahku berdekatan dengan Yogya, kunjungan semakin sering dilakukan, beli buku di shopping, nongkrong di angkringan di alun-alun utara sambil liat kehidupan malam Jogja, judi koprok, sego kucing dll.
Stasiun Tugu dan Lempuyangan menjadi tempat favorit pusat perjalanan dari Jogja dan Solo apabila aku naik kereta api. Kalo naik bus tentunya turun di Janti terus melanjutkan perjalanan dengan bus kota. Tempat paling terkenal pada masa itu sebagai mini market adalah bernama Mirota (ada Mirota kampus dll).
Pengalaman yang menyejukan adalah pada masa hendak mendaki gunung Merapi dari arah desa Selo Boyolali, hem atmosfir keaslian penduduk begitu indah dan menawan.
Kalo mo cari penginapan atau guest house ya di daerah Prawirotaman atau di Sosrowijayan.
Pantainya adalah Parangtritis tapi biasa aja sih. Namun pengalaman mengasikan adalah menelusuri pantai selatan jawa tengah dan Yogya, Pantai Krakal, Parang tritis, hingga Baron.
Untuk oleh-oleh jangan lupa Kota Gede sebagai sentra perak, tapi ya cukup mahal lah. Dulu kota ini menjadi pusat Kerajaan Islam Mataram.
Cirebon Si Kota Udang
Kota kedua sebagaimana tempat leluhur kami dari pihak ibu berasal adalah Cirebon alias Gerage menurut babad. Selama aku sekolah SMP di jalan Siliwangi dekat dengan kantor walikota dan SMA di jalan Wahidin banyak hal yang pasti aku rindu manakala aku kembali ke kota itu. Nasi jamblang (paling ngetop adalah Mang Dul punya), Empal gentong, tahu gejrot, nasi lengko, krupuk mlarat dan tak lupa sate kalong (masih ada nggak yah ?). Pengalaman berkesan adalah tahun 1995 (kalo nggak salah). Masa liburan lebaran, seluruh keluarga besar berkumpul di Cirebon. Salah satu adik dari ibu adalah seorang novelis dan jurnalis mengajak kami untuk menelusuri kehidupan malam di sekitar keraton kasepuhan. Kami nongkrong di sana sambil ngobrol ngalor ngidul, ditemani teh poci dan nasi jamblang. Tempat makan bubur kacang 24 jam favorit adalah di jalan Moh. Toha. Sekarang ada PUJAGALANA alias Pusat jajan Sagala Ana (katanya udah bangkrut yah), tempat makanan khas Cirebon dijual berada di By Pass dekat Stadion Bima Sunyaragi dan satu lokasi dengan Tempat wisata Gua Sunyaragi. Di jalan Siliwangi sebrang Yogya Dept. Store adalah tempat jajanan bisa di coba di situ dan untuk beli buah-buahan, ikan asin dan lain-lain bisa juga dicoba di pasar Kanoman.
Beli furniture dari rotan ? Daerah Plered merupakan sentra usaha industri maupun rumahan Rattan Furniture. Ikan Asin jambal, syrup campolai dan kerupuk udang jangan lupa sebagai oleh-oleh. Bisa dibeli di toko di Pasar pagi Cirebon. Lapangan Kejaksan yang membawa kesan, karena di sana tempat kami bermain bola dan juga tempat biasa dipalak (kiriskuh ditrek maning jeh) pada saat jam pergi atau pulang sekolah ah sial. Hey masihkah baso Ampera ?
Event yang cukup rutin adalah Acara panjang jimat alias Muludan, satu kali seumur hidup kami sekeluarga mengunjungi acara tersebut dan tidak pernah lagi karena trauma dicopet lagi hehehe.
Terakhir berkunjung, ternyata perkembangan Cirebon yang begitu pesat Mall-mall bertambah mulai yang tadinya hanya Yogya Dept Store di jl Siliwangi sekarang sudah ada Cherbon Mall berseberangan dengan pabrik rokok BAT (kang Ipin and Iponk) serta Gerage Mall di seputaran Gunung Sari.
Alternative daerah tamasya adalah ke arah Kuningan, mulai dari spa sangkanhurip sampai pemandian kolam Cibulan dan tak lupa tempat bersejarah untuk Bangsa ini adalah Linggarjati. Ciri khas bahasa dari Cirebon adalah di akhiri dengan Tah dan Jeh.
Kearah timur menuju perbatasan Jabar Jateng daerah sebelum Losari, biasanya banyak penjual Kepiting Rajungan yang sangat segar.
Solo dengan Sungai Bengawannya
Kota ketiga adalah Solo, tempat dimana aku menempuh kesarjanaan.
Tinggal di asrama kampus (maklum anak pemerintah) dipinggir bengawan Solo. Sebelah Utara perkampungan penduduk, sebelah selatan Lapangan bola dan Rumah SAkit Jiwa, Sebelah Timur sungai bengawan Solo. Dengan sepeda motorku (situktuk) hampir seluruh Jawa tengah pernah ku jelajahi. Nasi kucing, sate ayam pasar pon, Nasi liwet (Paling enak di bawah orion bakery), Nasi Tumpang, Gudeg Cekernya SMA 1 yang hanya buka dari jam 12 malem hingga subuh menjadi sahabat menhabiskan hari-hari di Solo apalagi pas masa skripsi. Mulai dari Jebres, Ngoresan hingga kartasura (Kartasura Ini kota sebelum Surakarta alias Solo dari arah Yogya) coba kujelajahi, ayam bakar pusatnya di depan Kampus Univ. Sebelas Maret Mesen. Tapi hati-hati, kalo anda lihat tenda penjual sate bertuliskan Sate Jamu bagi yang Muslim jangan coba-coba, karena itu sate dari daging anjing, juga kalo anda di warung hik (yang menjual nasi kucing kalo di Yogya disebut Angkringan) harus berhati-hati membedakan antara ati sapi dengan marus (terbuat dari darah) karena bentuknya mirip, namun harga dan rasa tentu lain.
Dulu karena Aku berstatus Mahasiswa yang berduit pas-pasan paling banter makan enak sekali sebulan di Emperan Bistik di deket Matahari Dept. Store Singosaren atau pepes ikan mas di depan penjara Selamet Riyadi (ini karena anaknya yang jual orang Tasik lumayan cantik hehehe. Kang TJ kumaha ini teh ?) sebelum kebakaran kerusuhan 1998. Nonton bioskop kalo lagi punya duit di Solo Baru 21 theater yang pilemnya selalu telat 2 bulan di banding Jakarta.
Paling asik kalo sekarang ketemu siapapun dan mengaku dari Solo, Aku akan sangat tertarik untuk berlanjut bertanya,
+ "Solonya di mana ?"
- "Klaten atau wonogiri"
Hihihi.... Wonogiri itu jauh banget dari Solo ke arah Pacitan. Dan aku punya kesan di Desa Pidekso Wonogiri pada saat KKN tiga bulan di sana. Untuk menempuh desa tersebut harus menyebrang 2 sungai dan jalan tanah yang pada saat musim hujan membuat motor mandek total karena lumpur.
Klaten antara Solo dan Yogya, dulu ada tempat mancing favorit di sana bernama Janti. Tempat yang sejuk adalah sebelah Timur kota Solo, Karang anyar. Ada satu tebing yang biasa kami gunakan untuk berlatih panjat tebing adalah daerah Matesih dan Karang Lo. Dari atas tebing itu pada saat menggelantung, kita bisa melihat kuncup bangunan Astana Giri Bangun tempat Almarhumah Ibu Tien dimakamkan.
Solo juga merupakan kota berstatus pertama, tertua dan ter ter lainnya untuk beberpa hal seperti :
- Pusat rehabilitasi penyandang cacat tubuh bertaraf internasional sejak zaman perang kemerdekaan (RC. Prof. Dr. Soeharso)
- PON pertama di Indonesia di Stadion Sriwedari. Sekarang kalah pamor untuk pusat olahraga ke Manahan Stadion.
- PWI alias persatuan Wartawan Ind dan PGRI alias Persatuan Guru Indonesia terlahir di kota ini dan jangan lupa PSSI alias persatuan bal-balan Indonesia juga.
- Pasar Klewer pasar batik terbesar di Indonesia mungkin di dunia juga yah...abis batik apanan banyaknya dan asli Indonesia ya ?
Ingat di sini juga ada Sekatenan biasanya berpusat di keraton Puro Mangkunegaran dan Puro Kasunanan.
Keunikan Solo pada saat itu adalah satu-satunya Kota yang memiliki lintasan kereta api yang masih aktip di tengah kota sepanjang jalan Selamet Riyadi seperti layaknya trem di Eropa sana, jurusannya adalah Solo - Wonogiri, juga tak lupa kota ini adalah satu-satunya kota yang masih mengoperasikan bus tingkat selain Jakarta.
Si Bandung yang Paris Van Java
Selanjutnya Bandung. Ini tempat kelahiranku namun sayang aku pribadi sangat sebentar tinggal berlama-lama di kota ini, tapi sekarang aku dan keluargaku mudik ke kota ini karena orang tua dan keluarga besar ku tinggal di Kota ini. Bandung nggak perlu diceritakan deh. Tapi ada beberpa lokasi yang menjadi tempat cukup mengesankan di daerah Bandung ini. Ciwidey misalnya. Tahun 1996 aku coba membantu mempublish di media (waktu itu di Kartini dan Intisari) tempat wisata di daerah ini mulai dari Taman Wisata Kawah Putih, Pemandian Cimanggu, Ranca Upas hingga Situ Patengang. Bajigur sebagai minuman khas cukup hangat dan nikmat diseruput diwaktu kapanpun apalagi malam hari karena hemmm dinginnya cukup menggigit. Ada satu cerita menarik di Kawah Putih, dimana daerah ini adalah sentral produksi belerang pada masa penjajahan Belanda dulu. Dan ada terowongan (sekarang sudah ditutup) yang menjadi tempat menyalurkan belerang dari kawah tersebut ke arah kota ciwidey. Pada saat sesi pengambilan gambar, penjaga dan guide kami bercerita mengenai keangkeran gua tersebut bla bla... Ku ambil kamera yang baru kami pake beberapa take film, dan hasilnya setelah jepretan pertama kameraku macet total. Sesi potret dibatalkan untuk lokasi itu. Malam harinya pada saat di villa tempat menginap, kami (bersama sahabatku Ano yang sekarang jadi dokter) mulai membongkar film tersebut. Hasilnya menakjubkan, gulungan film berbalik arah pada saat proses penggulungan normal dan tamat riwayatnya. Sepanjang malam kita coba diskusikan dan hasilnya lumayan merinding.
Sesi penulisan kedua kami (tetep dengan Ano), adalah curug sewu sebelah selatan Banjaran. Sesi daerah ini gagal total, kesalahan fisik dan teknis kami berdua. Pada saat pendakian, pemandu kami hanya mengatakan perjalanan ditempuh 3 jam saja.
"Kalo saya sendiri bisa satu setengah jam saja Kang" itu kata pemandu kami.
Yang terjadi pada saat penelusuran jalan setapak persis disebelah aliran sungai bahkan 4 jam lebih masih belum sampai, Duh Gusti. Mana perbekalan makanan dan minuman tidak dibawa.
Perjalanan ditempuh hampir 5 jam setengah. Sampai di Curug itu kami berdua nyaris semaput, dan hanya mampu berleha-leha lupa akan tujuan menulis.
To be continued...
salam
h@di tea EUY!!!
Friday, October 01, 2004
Matahariku
hemmm menggembirakan....
walaupun langkahnya layaknya seorang drunken master alias oleng kiri kanan gedebluk!!!
Dan yang paling menggembirakan adalah berat badannya yang naik 6 ons setelah beberapa bulan sebelumnya tak pernah naik malah turun karena sakit.
Cerewetnya sudah mulai mengalahkan Bundanya.... (indah nian hidup dikelilingi oleh para wanita yang kucintai dan mencintai)
dan pula foto ini muncul di tabloid ibu dan anak...heemmm (yang ini ayah kurang suka)
Ayah nggak mau Aurel jadi artis (siapa pula produser yang tertarik ??? GeEr yah si ayah mah)
Dan yang pasti... Aurel sudah berumur satu tahun sekarang !!!
Semoga karunia ini diberkahi oleh-NYA. Amien
salam
Ayah tea EUY!!!
Masa sih dia Sakti ?
Thamrin 1965
+ "Bun, tahu nggak sekarang hari apa ?" pagi ini sepanjang perjalanan ke kantor bersama isteri tercinta.
- "Hari Jum'at" Isteriku menjawab acuh
+ "Iya semua orang tahu kalo sekarang Jum'at, tapi Hari ini Hari besar apa?"
- "Hari besar umat Islam terutama yang laki, harus Jum'atan toh. Jangan lupa nanti juam'atan ya yah...bla.bal.bla."
+"huaaaaaa" sebel tapi nggak bisa nyalahin... "Bukan itu maksudnya !!!"
- "Ye...terus ?"
Ada apa sih di satu Oktober ini ?
Pasti kita semua sudah mulai melupakannya. Jangankan 1 Oktober, tanggal 12 April aja nggak ngeh, 22 Desember juga.... ah kemana nasionalisme kita ?
Sekarang, deretan angka yang berulang setiap satu hingga tiga puluh, ke dua puluh delapan atau satu ke tiga puluh satu dengan kombinasi warna hitam dan merah sejak beberapa waktu lalu mengalami pergeseran makna.
Seharusnya tadi malam itu ada pemutaran film di televisi (TVRI) yang biasa kutonton habis, selama masa pemerintahan Abah Ato dulu.
G 30 S/PKI alias Gerakan 30 September tahun 1965, yang berhasil menempatkan Soeharto berada di pucuk pimpinan Negara Republik Indonesia.
Dan Esok harinya 1 Oktober adalah Hari Kesaktian Pancasila.
Seharusnya diperingati sebagai hari besar, tapi apa lacur sejarah selalu mengikuti kepada alur siapa yang berkuasa.
Tapi ngomong-ngomong Pancasila itu apa memang sakti yah ?
ah... itu kan bisa-bisanya Abah Ato ajah. Pancasila itu siapa atau apa sih ?
Seinget saya mah, yang sakti mah cuma Gusti Allah. Tapi sering orang-orang gelo mah bilang keris juga sakti, dukun juga !! Ah itu mah semua pada gelo.
Pancasila itu hanya sebuah paradigma ideologi, kalo besok komunis berkuasa ya juga diganti, atau kapitalis berkuasa mungkin ganti jadi Ideologi dagang ya toh ?.
Ah...orang-orang dulu teh garelo atuh yah kalo begitu mah ?
Hush !!!
salam
h@di tea EUY!!!
surat dari tahanan yang disensor (Bocoran GAM)
Ada seorang Aceh dari kabupaten Pidie, menulis surat ke anaknya yang ada di penjara Nusa Kambangan karena dituduh terlibat GAM (Gerakan Aceh Merdeka). Bunyinya:
"Hasan, bapakmu ini sudah tua, sekarang sedang musim tanam jagung, dan kamu ditahan di penjara pula, siapa yang mau bantu bapak mencangkul kebun jagung ini?"
Eh, anaknya membalas surat itu beberapa minggu kemudian.
"Demi Allah, jangan cangkul itu kebun, saya tanam senjata di sana," kata si anak dalam surat itu.
Rupanya surat itu disensor pihak rumah tahanan, maka keesokan harinya setelah si bapak terima surat, datang satu peleton tentara dari kota Medan. Tanpa banyak bicara mereka segera ke kebun jagung dan sibuk seharian mencangkul tanah di kebun tersebut. Setelah mereka pergi, kembali si bapak tulis surat ke anaknya.
"Hasan, setelah bapak terima suratmu, datang satu peleton tentara mencari senjata di kebun jagung kita, namun tanpa hasil. Apa yang harus bapak lakukan sekarang?"
Si anak kembali membalas surat tersebut, "Sekarang bapak mulai tanam jagung aja, kan udah dicangkul sama tentara, dan jangan lupa ngucapin terima kasih sama mereka."
Pihak rumah tahanan yang menyensor surat ini BeTe Bangeeetttt...!!!
di cuil dari some where
h@di tea EUY!!!
Friday, September 24, 2004
Ultah Bidadariku
Eh...sayangku, buah hatiku
hari ini merayakan usianya yang pertama
banyak doa dan harapan untuk mu anakku
semoga sehat, semoga pinter dan semoga diberkahi
hari ini, di hari perayaanmu
ayah bunda nggak bisa kasih pesta pesti
ayah bunda hanya bisa mempesembahkan syukuran
bersyukur kepada Yang Maha Kuasa atas segala berkah dan kebajikanNYA.
Selamat Ulang Tahun Aurel ku sayang
salam
ayah dan bunda
Friday, September 17, 2004
Ngalor, Ngidul, Ngetan dan Ngulon
Seketika aku terpana dan termenung, dimanakah gerangan aku ?
Itu adalah sekitar tahun 1992 pertengahan manakala aku pertama kalinya ke Djogjakarta seorang diri dan bukan dalam rangka mudik lebaran bersama keluarga.
Walaupun aku masih memiliki keturunan Tiang Ngayogjokarto, tapi kenyataanya aku tak pernah mengenal betul kota tersebut.
Aku : "Maap Pak, numpang tanya"
Bapak : "Inggih Mas ?" bapak tua itu dengan senyum ramahnya (wah bener juga nih, ternyata orang jogja itu ramah-ramah. Gak tau sekarang mah ?)
Aku : " Kalo mau ke Malioboro ke arah mana ya Pak ?"
Orang bilang, kalo kita ke Jogja tanpa ke Malioboro katanya serasa nggak ke Djogja (betul nggak sih ?)
Bapak : "Ooh, Masnya mau ke Malioboro toh ?"
Aku : "Iya Pak"
Bapak : "Masnya terus saja ke Timur, nanti di Bangjo (abang ijo alias Lampu Rambu perempatan merah, kuning, hijau) perempatan Masnya belok ke Utara terus setelah gedung Bank, masnya ke Barat, nanti ada pertigaan ke Utara lagi"
Aku : "Terima kasih Pak, @#$%$#?
Aku coba sebentar merekam apa yang dia katakan sebagai panduan. Ennngg..... Timur, Utara, Barat dan Utara Oke!!
Aku langsung melanjutkan langkah kakiku sesuai dengan daya tangkapku atas petunjuk yang telah kudapat.
Dalam langkahku aku mulai berfikir, "Baratnya sebelah mana timurnya sebelah mana ya ?"
"Duh Gusti, kenapa bapak itu nggak bilang kiri dan kanan saja yah ?"
(hahahaha ini Djogja Mas!!!)
Seketika kuteringat, dan selanjutnya kutengadahkan mukaku ke langit untuk mencari matahari.
"Waduh, pas di atas ubun-ubun lagi...."
Kulirik jam tanganku menunjukan pukul 12 siang tepat, pertanda matahari tepat di atas kepalaku dan membentu titik bayangan tepat dibawahku.
Tanpa berfikir panjang, aku mengambil sebuah inisiatif logika analogi geometri.
Barat berarti ke kiri
Timur berarti ke kanan
Utara adalah ke arah depan
Selatan adalah ke Belakang
Gontai sudah langkahku, keringat bercucuran karena teriknya matahari. Apadaya tempat tujuan tak kunjung muncul.
Ternyata logika analogiku Salah Total!!!
Sekian tahun berikutnya, 2004
Aku : "Da, kalo orang jawa terutama Djogja kalo ngasih petunjuk kok selalu pake nama arah mata angin, emang patokanya apa yah ?"
Eda : "Wah gampang itu, kamu liat aja gunung merapi itu berarti utara"
Aku : "Are you sure ?"
Eda : "absolutely!!!"
Aku : " It's so simple yah $#@%?"
Betulkah ? coba siapa yang asli Djogja ?
salam
h@di yang kangen ke Djogja tea EUY!!!
Syukur Nikmat
Jo : "Wah udah jadi boss nih sekarang....."
Aku : " Bo...sok Jo!"
Jo : " Bosok gimana, bolak balik numpak kapal mabur (Pesawat terbang), nganggo dasi, numpak mobil apik...opo maneh ?"
Aku : "Gimana kalo kita tukeran ajah kalo gituh ?"
Jo : "@#$%^$@"
Lagi dan lagi "mawar merah di halaman tetangga jauh lebih merah ketimbang rumput hijau di halaman sendiri" (ini kiasannya dengan spirit sebel, extreem banget yak ?). Dia belum merasakan pada posisiku sekarang ? Industri kapitalis sebagai mesin pencetak uang, sudah membuat hidup ku jauh dari hakikat dasar hubungan manusia yang di berkahi secara murni.
Tanpa buruk sangka,
Tanpa kemarukan dan keserakahan,
Tanpa ambisi membabi buta, bla bla bla
Hidupku menjadi nyata manakala sahabat-sahabat terbaik menamparku, melabrakku, memakiku, mengkritikku dst. sehingga aku memaksakan rutinitasku dulu kembali kulakukan : kontempelasi.
Ternyata .... duh Gusti
Aku kini telah menjadi robot mesin kapitalis
Aku selalu menghadapi rutinitas memuakan
Aku mengalami kemiskinan jiwa
Aku memburamkan psychologies bathinku
Aku tlah Mempragmatiskan olahan otak logikaku
Aku hanya ingin
hidup tenang dan bahagia
senyuman di wajah setiap saat
hati yang bersih seluruh waktu
hidup di jalan Allah
Hingga pada kesimpulannya keinginanku adalah terangkum dalam dua kata Syukur Nikmat
AKU INGIN HIDUP DENGAN JIWA PENUH SYUKUR NIKMAT
Rgds
h@di yang lagi lelah tea EUY!!!
Friday, September 10, 2004
Ketika Dentuman Itu Terdengar lagi
BUMM!!!
seiring dentuman tersebut getaran terasa di atas kursi yang sedang kududuki.
Kulirik pojok kanan monitor komputerku, jam menunjukan pukul 10:27, seketika ku lihat ke arah belakang di balik jendela, cahaya dan cuaca sangat terang tak ada tanda-tanda mendung dan akan turun hujan.
"Wah ini pasti Bomb lagi" begitu gumamku dihadapan kolega dan stafku di kantor.
Sejenak kuhentikan aktifitas kerjaku, dan menuju ruangan seberang yang menghadap ke arah jalan H.R. Rasuna said. Tak jauh di luar sana di arah sebelah kananku terlihat kepulan asap, dan di bawah sana kulihat seluruh orang memandang ke arah yang sama dan berlari, tak lebih dari 3 menit setelah itu kendaraan sudah menumpuk menciptakan kemacetan panjang. di depan kantor kami. Aku hanya bisa berfikir dan bergumam "pasti kejadiannya tak jauh dari tempat kami".
Dentuman dan hiruk pikuk itu terjadi lagi dalam rentang waktu kurang lebih satu tahun setelah J.W. Marriot.
5 menit kemudian adik ipar ku yang bekerja di gedung GKBI menelpon, apa yang terjadi ? karena dia hanya merasakan apa yang aku juga rasakan "Kekhawatiran"!!!
Jam 10:37 barulah aku tahu bahwa di dekat gedung kami bekerja, sekitar 500 M dari tempat saya duduk telah terjadi ledakan bomb di depan gedung Kedutaan Besar Australia.
Helikopter terlihat berputar-putar di atas kuningan, mobil pemadam kebakaran bergerombol datang dengan raungan sirinenya belomba dengan raungan sirine dari kendaraan pihak kepolisi. Mobil-mobil Ambulan dari segala logo klinik dan rumah sakit datang menyusul.
Beberapa kantor di gedung kami serentak diliburkan, namun tidak di kantor kami yang tetap bekerja seperti biasa.
Berikutnya keluarga, handai tolan, rekan sejawat, dan para sahabat tak henti-hentinya menanyakan kabar dan berita apa yang terjadi bahkan hingga pagi ini.
Dari, berita siaran radio pagi ini sepanjang perjalanan ke kantor menyatakan data korban 8 meninggal, 182 luka-luka, 11 rumah sakit terlibat, dan 13 orang hingga sekarang masih di rawat. Hampir seluruhnya adalah saudara-saudra kita sebangsa dan setanah air dan tidak ada satu pun meninggal dari orang Australia, kalau memang itu yang dituju. Tapi siapapun yang hendak dituju, ini adalah hal yang biadab tak berperikemanusiaan. Kita sepatutnya sepaham untuk menentang perilaku keji ini.
Beberapa response ketika aku menuliskan laporan pandangan mata di milis dan di kalangan rekan-rekanku, masih ada terkesan response nyeleneh dan candaan yang menyatakan pujian dan dukungan akan tindakan biadab tersebut. Menyedihkan sekali !!! Aku hanya berharap sahabat-sahabatku, mengungkapkan itu murni sebagai lelucon menghilangkan penat dalam pekerjaannya dan bukan datang dari hati sanubari terdalamnya.
Empatiku memuncak atas korban kebiadaban ini, pun semata melihat pada diriku sendiri bahwa aku berada pada jarak tak sampai 1 KM dari dua kejadian tersebut.
Dan menyadari bahwa di sekeliling gedung tempatku bekerja sekarang adalah gedung-gedung penting kenegaraan yang mungkin suatu saat mendapat giliran tempat tujuan para jahanam laknat pelaku pemboman tersebut.
Aku hanyalah sebagian kecil yang terimbas secuil kesusahan pasca ledakan bom tersebut. Hingga jam 7.45 malam kemarin untuk dapat menembus kuningan kembali ke kantor setelah menghadiri presentation di luar kantor, kemacetan di pagi hari di depan kantorku, atau mungkin rekan lain merasakan tak adanya kendaraan umum. Itu hanyalah bagian terkecil jika kita bandingkan dengan derita para korban dan keluarganya.
Semoga kejadian ini membawa hal yang diberkahi oleh Allah bagi semuanya.
h@di tea EUY!!!
Wednesday, September 08, 2004
Mengharukan Sekali
Tatkala .. ketika Anda menangis .. tak seorang pun yang menyadari linangan air mata Anda.
Tatkala .. ketika Anda teramat sedih .. tak seorang pun yang melihat kepedihan hati Anda.
Tatkala .. ketika Anda bahagia sekalipun .. tak seorang pun yang memperhatikan senyum mengembang di bibir Anda.
Tetapi......
Manakala Anda kentut .. semua orang akan serta merta menoleh pada diri Anda.
Mengharukan sekali......
salam
h@di tea EUY!!!
Monday, August 23, 2004
Raiman Town House, MERDEKA!!!!
Yang diadu jidatnya aja dong, perut kebawah janganlah ...kan Malu!!!
Lomba untuk anak-anak kami seperti layaknya 17-an makan kerupuk, merangkak bayi, memasukan bendera kedalam botol dan yang lain.... tak lupa untuk orang tua mulai lomba adu perut hingga adu jidat, sampai memasukan paku ke dalam botol...Ugch......
SEMUA BAHU MEMBAHU
Orang tua dan anak-anak begitu besemangat, semua mengenal lebih akrab satu dengan yang lain....
"Aha Itu dia anakku... walaupun tak sempat menyentuh garis finish tapi Ayah bangga Nak!!!"
Pemotongan Tumpeng...Mengakhiri serangkaian acara games, untuk beralih ke acara beramah tamah.... 18 rumah berarti 18 kepala rumah tangga dan tidak berarti 18 orang penghuni...tapi BUANYAAAK ternyata yah penghuni komplek kita !!!
Terima kasih untuk Panitia, Terima Kasih Untuk Bu Haji dan keluarga, Terima Kasih Untuk Semua.
MERDEKA !!! MERDEKA !!! MERDEKA !!!
salam
h@di tea EUY!!!
with Dicky as Photoes Contributor
Friday, August 20, 2004
Brat Bret Brot
Poe kahiji. "Ayeuna ibu rek ngetest maraneh ihwal irregular verb, anu bisa ngajawab bener, meunang balik ti heula!", saur ibu guru Lia.
"Anu teu bisa, nangtung di hareup nepi ka ibu kaluar ti kantor!", ibu ngancem
"Fitha, sok sebutkeun contona irregular verb !", ibu guru Lia naros."Bring - brought - brought, hartosna nyandak"
"Alus. Cikan Yogi ! Tong heureuy bae !", si Yogi katelah tukang heureuy.
"Dag - dig - dug, hartosna abdi teu acan ngadamel PR"."Nangtung dihareup ! Dadan ! "
"Brang - breng - brong, hartosna ema ngambek di dapur alatan teu gaduh beas"
"Nangtung dihareup ! Dikdik ! "
"Begang - begeng - begung, hartosna siga awak Datuk Maringgih "
"Nangtung dihareup ! Yusuf ! "
"Dar - der - dor, hartosna perang di Irak jeung Palestina"
"Nangtung dihareup ! Mahmud ! "
"Pak - pik - pek, hartosna abdi beberes di bumi "
"Bohong maneh mah tara beberes .Nangtung dihareup ! Endang !
"Blag - blig - blug, hartosna si Atun diajar leumpang "
"Nangtung dihareup ! Nandang ! "
"Brak - brik - brek, hartosna awut-awutan "
"Nangtung dihareup ! Naddy ! "
"Plak - plek - plok, hartosna bararahe "
"Masingna ase rehe atuh ! Nangtung dihareup ! Epul !"
"Cas - cis - cus , hartosna nyarioskeun batur "
"Nangtung dihareup ! Kabeh baralegug ! Doddy !"
Si Doddy teh budak nu geumpeuran, titatadi geus ngahodhod sieuneun ditanya.Ayeuna ditanya pisan ku bu Lia. Bakating ku geumpeur, ari seduuut .... teh hitut !
"Brat - bret - brot nyah ! ?, saur ibu Lia mayunan : " Kaluar kabeh!", ibu Lia bendu.
Poe ka dua. "Ayeuna ibu rek ngetest maraneh ihwal present continous, anu bisa ngajawab bener, meunang balik ti heula ! ", saur ibu guru Lia.
"Anu teu bisa, nangtung di hareup nepi ka ibu kaluar ti kantor!", ibu ngancem.
"Ridwan, sok sebutkeun contona present continous !", ibu guru Lia naros.
"Hi istuning (he is tuning),hartosna dia keterlaluan".
"Maneh nu istuning belegug pisan mah ! Deni !
"Dey weureu daun (they were down), hartosna mereka weureu daun"
" Weureu daun naon maneh teh Deni ?!, kahareup kabeh !
Matak TBC ngajar barudak kawas kieu mah !", bu Lia bendu. " Ah moal bu, buktosna pun rama ngajar di TC sehat-sehat saja tuh...."
" Heueh da gajihna beda jeung guru SD!
salam
h@di tea EUY!!!
Tuesday, August 10, 2004
Allah Menyayangi Kami
entah pertanda apa lagi, setelah kebetulan tadi malem kami memulangkan pengasuh anak kami dengan tidak hormat, karena terbukti nyata perilakunya sudah sangat membahayakan anak kami.
Hari ini saya dan terutama Isteri masih sangta shock dan belum bisa percaya dikhianati dan dilukai seperti itu. Padahal menurut ukuran kami kepercayaan kami begitu tinggi kepadanya.
Semua kejadiannya menurut mama dan mami mertua saya serta tetangga dan kerabat itu karena kesalahan kami yang terlalu royal dan terlalu mempercayakan segalanya mengenai pengurusan anak ke pengasuh sakit itu. mama saya malah sempat bilang kalian sedang kena batunya karena sudah merasa sombong bisa mengatasi sendiri dan jauh dari kehidupan ibadah yang baik.
semalam saya berkontempelasi dan berbicara panjang lebar dengan isteri dan mami mertua saya (di paksa untuk terbang ke jakarta) dan tanpa argue saya mengakui kegagalan saya.
hanya karena seorang anak kecil tetangga kami yang membisiki, hanya sebuah sms yang menjadi bukti dan kesetiaan pembantu kami satunya yang sempat justru kami abaikan dan hanya juga kebaikan seluruh tetangga di komplek kami. Dan semua itu bukan sebuah kebetulan tapi karena Allah masih sayang ama kami.
Saya sudah mengakui bahwa saya telah GAGAL karena saya sudah membahayakan anak saya dengan cara prilaku salah kaprah yang sangat mendasar jauh dari ibadah dan jauh dari cinta keluarga.
InsyaAllah banyak hikmah dari pengalaman ini walaupun pahit...
h@di tea EUY!!!
TITIPAN ILAHI
W.S. Rendra Sering kali aku berkata, ketika orang memuji milikku,bahwa sesungguhnya ini hanya titipan, bahwa mobilku hanya titipan Nya,bahwa rumahku hanya titipan Nya,bahwa hartaku hanya titipan Nya,bahwa putraku hanya titipan Nya, tetapi, mengapa aku tak pernah bertanya, mengapa Diamenitipkan padaku? Untuk apa Dia menitipkan ini pada ku?Dan kalau bukan milikku, apa yang harus kulakukan untuk milik Nya ini? Adakah aku memiliki hak atas sesuatu yang bukan milikku? Mengapa hatiku justru terasa berat, ketika titipan itu diminta kembali oleh-Nya ? Ketika diminta kembali, kusebut itu sebagai musibahkusebut itu sebagai ujian, kusebut itu sebagai petaka,kusebut dengan panggilan apa saja untuk melukiskan bahwa itu adalah derita. Ketika aku berdoa, kuminta titipan yang cocok dengan hawa nafsuku, aku ingin lebih banyak harta, ingin lebih banyak mobil, lebih banyak rumah, lebih banyak popularitas, dan kutolak sakit, kutolak kemiskinan, Seolah semua "derita" adalah hukuman bagiku.Seolah keadilan dan kasihNya harus berjalan seperti matematika : aku rajin beribadah, maka selayaknyalah derita menjauh dariku, dan Nikmat dunia kerap menghampiriku. Kuperlakukan Dia seolah mitra dagang, dan bukan Kekasih. Kuminta Dia membalas "perlakuan baikku", dan menolak keputusanNya yang tak sesuai keinginanku, Gusti, padahal tiap hari kuucapkan, hidup dan matiku hanyalah untuk beribadah...
Monday, July 26, 2004
Aku Ingin Seperti Dulu
+ "Aku takut Sis..."
- "Takut kenapa ? kok sepertinya serius amat sih ?"
+ "Takut suamiku sudah tak sayang lagi, takut suamiku bosan melihatku bla bla...."
- " Ah...itukan cuman perasaan Sis aja, saya yakin suami Sis...orangnya setia dan baik ..."
+ "Aku ingin kembali seperti waktu masih muda dulu. Waktu dimana ketika masih asyik masyuk dimabuk asmara di masa pacaran"
Percakapan dua wanita paruh baya yang masih terlihat funky di loby bawah kantorku di depan car call center, manakala aku menunggu mobil yang akan mengantarku berkunjung ke tempat client kami siang tadi.
Percakapan tentang perubahan yang terjadi dari suami mereka
Percakapan tentang menurunnya perhatian dari suami mereka
dan aku teringat pada isteriku tercinta. Dalam usia pernikahan kami menjelang 2 tahun benarkah aku berubah di mata isteriku? aku tersenyum simpul, senyum seorang diri. yah, betul... bawah alam sadar sekonyong-konyong membawaku bertanya pada diriku sendiri : "apakah hubungan kami tidak semenarik dan seindah dulu?"
Dulu...... waktu kita masih berpacaran, banayak hal creative yang menyenangkan yang kami lakukan bersama. Hingga sempat aku berseloroh bahwa cinta itu bagiku adalah ketololan.
Manakala perasaan cinta menyelimuti, bertemu denganmu berarti debaran jantungku semakin melaju kencang.
Manakala perasaan cinta itu menerpa, aku bisa menjadi seorang pendengar cerita bersambung yang baik tanpa kenal ngantuk.
Manakala cinta merasuki jiwa, janjian denganmu berarti rogohan kantong celanaku semakin mengobrak-abrik kocekku......
Satu menit adalah sangat berarti bagi kami, hingga dulu bahkan kami tidak pernah merasa lapar dan sering lupa makan saking senangnya
Dan aku tak perduli, sebab dibalik itu adalah ada makna cinta karenanya.
sedang kini, orang yang dulu kupacari dan memacariku, sering kulupakan hari ulangtahunnya. Bahkan aku sempat melupakan ulangtahun pernikahan pertama kami.
Hanya satu komitmen pernikahan itu terlihat begitu eksplisit dan nyata, yang mana cincin tersebut masih melingkar indah di jari manisku.
Mungkin semuanya telah berubah......
Duh...hampir dua tahun aku sudah bersamanya. sekarang setiap malam aku hanya menonton siaran pertandingan olah raga. Lepas menonton masuk kamar untuk membaca buku. Bercengkrama dengan gadis kecilku. Akhir pekan ku lalui dengan membaca koran. dan banyak penjelmaan kebahgian yang berubah drastis dibandingkan masa dulu. Tak ada bunga, tak ada rayuan, tak ada nonton film bersama, tak ada jalan-jalan pagi di senayan tak ada...dan tak ada.... lagi....
Aku tahu bahwa aku telah menjengkelkannya. Namun meski menjengkelkan dia masih tetap membereskan koran yang berserakan setelah kubaca, dia masih menyelimutiku tatkala malam semakin dingin dan nyamuk mulai bergentayangan, dia masih memijitku manakala aku lelah selepas pulang kerja dan masih lagi.... dan lagi.....
Itukah kiranya, mengapa kemudian isteriku bersemangat untuk mengikuti program suntik kurus di kelapa gading.
Itukah kiranya mengapa sekarang isteriku selalu tersenyum mesra manakala pagi menjelang
Itukah kiranya mengapa dia menjadi wanita yang sangat telaten memasakan makanan kesukaanku di akhir pekan....
Itukah ???
pun tadi pagi, pada saat kudrop dia di depan kantornya dia berbisik begitu mesra dan berkata : 'Yah, Bunda masih kelihatan cantik nggak ?'.
Dan aku masih tak perduli......
Sudahkah aku berubah, hingga jantung hatiku berusaha keras dan jungkir balik tuk menarik perhatianku ??
Sore ini, ketika bell di kantor telah berbunyi. Mengingatkan aku pada semua itu dan aku menjadi tidak sabar untuk segera sampai di rumah. Untuk menjemputnya dan memanjakannya seperti sediakala, sedianya masa berpacaran dahulu. Indah dan berbunga.......
sebab buatku dahulu dan sekarang harus tetap indah. Karena Kami Masih Punya Cinta
h@di yang mencintai isteri dan anaknya tea EUY!!!
Thursday, July 22, 2004
Aku dan Hari-hariku
"Ayo bangun... udah siang berangkat sekolah nanti kesiangan"
Tradisi tersebut berlangsung selama 12 tahun manakala aku masih berada dibangku sekolah dan masih tinggal di rumah orang tuaku.
Tradisi tersebut sedikit banyak telah berubah manakala aku merantau dalam rangka menuju jenjang pendidikan lebih tinggi, masa kuliah. Pola hidup mandiri dengan sedikit pengawasan dari orang tua (bokap ama nyokap cuman dua kali nengok pertama pada saat masuk dan kedua pada saat wisuda). Era berikutnya...
Tradisi bergeser manakala aku yang masih bujang merantau dalam rangka meniti karir professionalku di belantara metropolitan.
Hingga saatnya kini aku telah berkeluarga dan memiliki satu putri, rutinitas dan ritual keseharian memaksa aku telah menjadi seorang yang mirip sebuah mesin produksi bekerja tanpa mengenal waktu 6 hari dalam seminggu, whole time for stand by position.
Beginilah setiap hari ku :
5:15 bangun tidur dan sebentar bercengkrama dengan kekasih hatiku (isteri dan anakku)
5:30 Mandi pagi langsung mengenakan pakaian kantor sambil panaskan mobil. Sarapan ? ah... tak ada waktu paling banter minum teh hangat segelas berdua bikinan isteriku. Main-main dengan bunga kami tercinta hingga pintu gerbang to say dadah.....
6:00 berangkat kantor. bertukar cerita dan tak lupa ngobrol tentang kejadian dari masing-masing kita hingga diskusi merancang rencana ke depan (kenapa mesti di mobil ?)
7:15 drop isteri di depan kantornya (kebetulan searah perjalanan) tak lupa cup cup bye bye dan saling mendoakan agar semua lancar.
7:17 Tancap gas dan stel musik keras-keras, mengusir penat di tengah kemacetan ibu kota.
7:45 sampai di kantor, absen dan langsung nyalakan komputer. Check e-mail, bikin Mutiara today, dan telpon ke pool, depo, site office dan beberpa kantor lain.
8:00 Balas e-mail yang perlu dibalas, check semua report dari seluruh team di Indonesia. Dan berkoresponden dengan colleague baik customer maupun supplier ataupun agent.
8:30 morning meeting, membahas apa yang terjadi dan rencana apa yang akan dikerjakan dengan para juragan.
9:30 siap-siap jalan ke custemer di Pulo gadung rencana project national distribution barang bahaya untuk appointment schedule jam 10.
9:50 tiba di lokasi customer dan diskusi panjang mengenai explorasi requirement hingga scenario operation planning pelaksanaan. Action Plan disiapkan mulai dari Management System, Distribution Risk Review, Emergency Response Team bla bla.... terakhir menyiapkeun minutes of meeting.
11:30 langsung jalan ke depo di daerah tanjung priok, ada salah satu potential client yang ingin mengaudit pool dan depotnya kita.
12:00 Introduction meeeting dan langsung kunjungan lapangan.
14:00 audit selesai, langsung perjalanan dilanjutkan kembali ke kantor. Selama perjalanan proses pertelponan terus berlanjut memonitor regular operation activities dari semua supervisor.
15:30 tiba dikantor pesen makanan, hemm...laper juga ternyata. sambil tunggu makanan dateng check e-mail dan diskusi kecil-kecilan perkembangan hari ini ama Pak Boss.
15:45 Makan pagi, siang, sore.
16:00 diskusi dengan operation team permasalahan hari ini dan schedule plan untuk besok. Serta Merancang Scenario project yang akan dimulai dua dua hari yang akan datang. Mulai dari order handling system, regular report sysytem, complaint management system, Incident management system, Corrective action programe dan tak lupa Key performance Indicator program.
17:00 mem-follow up-i hasil meeting hari ini dengan client dan mendistribusikan minutes of meeting dan action plan programenya.
17:30 Check seluruh daily report di system dari seluruh team dan juga lintas dept.
18:00 telpon isteri, tanya pulang bareng apa mau duluan ?
19:00 sempetkan buka
19:30 Susun rencana kerja hari besok, meeting jam berapa, dengan siapa, di mana dan delegation guide line untuk para supervisor di operation team karena besok pagi harus sudah jalan lagi ke luar kantor.
20:00 Menutup semua komputer bersamaan dengan padamnya listrik di kantor. Absen dan pulang.
20:30 jemput isteri di kantornya karena kebetulan dia juga sedang banyak kerjaan.
20:40 Mampir ke Ranch Market, program 2 hari sekali beli makanan untuk anak tercinta, biar makannya tetep fresh terutama untuk sayuran dan daging.
21:30 sampai dirumah. Ngobrol sebentar dengan pengasuhnya anakku tercinta ngapain aja, apa kegiatannya, gimana makannya, minumnya bla bla...
21:45 Mandi biar seger
22:00 siap-siap makan malem sambil nonton televisi dan melanjutkan obrolan di mobil yang terputus karena belanja bersama isteri sebentar dan isteri langsung tidur biasanya.
22:30 lanjutkan nonton tipi sambil ngemil makanan.
23:30 siap-siap masuk kamar liat-liat anak yang lagi tidur dan melanjutkan baca buku "into thin air" -nya Jon Krakauer sambil tiduran.
01:00 biasanya sudah mulai ngantuk dan tidur tak lupa sun kedua buah hatiku.
Selanjutnya terus berlanjut....seperti hari-hari yang sudah berlalu. Memang terasa lelah tapi ini adalah pilihan hidup yang harus dijalankan atas konsekuensi keburuhanku.
salam
h@di