HK is for Hadi Kuncoro

My photo
A Friend, Husband & Father! Time is always change and so does the world! House of Changes by HK is there to partner with you to share, brainstorm and dreams. We build a new pardigm for a better life and society. I do invite you to encourage ourself to lead the changes! Hadi Kuncoro

Sunday, October 31, 2010

Sampai Nanti Ada Yang Menegur!


+ ''Gak papa.... Sampai nanti ada yang marah...hahahaa" Begitu suara gembira seorang pria dewasa. Dan melihat penampilannya, sepertinya dia sudah terbiasa melakukan perjalanan dengan menggunakan pesawat terbang. Saat itu kami (maksudnya aku dan pria tersebut, sebut saja si Fulan) sedang berada tepat di lorong belalai menjelang memasuki badan pesawat menuju Bangkok.

- 'Sir, excuse me.... Could you please turning off your mobile please....' akhirnya seorang pramugari menegur si Fulan untuk mematikan handphonenya dan menunjukan nomor tempat duduknya.

+ 'Ok... Udah ditegur... Aku matiin dulu yah... I love you darling...' sembari senyum-senyum semanis mungkin bukan hanya pada sang pramugari tapi juga kesekitarnya yang pula sedang tertarik memperhatikan polah tongkahnya.

Ada beberapa hal yang menarik dalam fikiranku sembari memperhatikan polahnya si Fulan. Pertama bahwasanya selama di dalam lorong belalai, isi pembicaraannya pun bukan merupakan hal yang memiliki urgensi tinggi karena lebih banyak tertawa hahahahahanya dan darling-darlingannya (dan aku tidak sedang dalam posisi ngiri atau cemburu loh). Kedua, bahwasanya si Fulan memang menyengajakan diri untuk menantang agar ada yang menegur dan memarahi (susah membedakan antara berjiwa iseng atau memang ingin menunjukan sesuatu). Ketiga, aku menengarai dan meyakini dia adalah sejenis manusia agak exhibitionist yang berbicara dan tertawa begitu keras seolah meminta seomua orang memperhatikannya.

Sayangnya aku tidak memiliki keilmuan phsicology yang baik (aku cuman sedikit tahu ilmu kebatinan.... Dan sialnya Itupun seringnya terpendam dalam bathin saja... Jadi gak pernah pinter dan keluar juga) sehingga akhirnya aku hanya sanggup menerka dan bermain-main dengan fikiranku tentang apa yang kemudian melatar belakangi sesorang bisa memiliki perilaku semacam tersebut. Bagi ku akan mahfum adanya ketika seseorang berpolah hyper manakala berada dalam sebuah kelompok grup agak banyak tapi menjadi unik dan menarik ketika hal tersebut hanya dilakukan ketika sedang sendiri.

Kemudian seperti biasanya aku hanya bisa mengambil sebuah pembelajaran bagi diriku sendiri, bahwasanya tidak semua orang akan merasa nyaman akan tingkah polah antiknya kita, apalagi misalnya sampai mengeluarkan suara keras-keras yang dapat menggangu suasana tenang. Dan kemudian bahwasanya polah kita lah yang akan memposisikan image positif atau negatif diri kita dengan seketika itu juga karena atas reaksi yang orang lain lihat, pegang, cium dan rasakan saat itu.

Kembali mengingat kejadian dengan si Fulan yang memang menyengajakan menantang agar nantinya akan ada yang menegur atau memarahi atas pelanggarannya, aku Teringat dahulu ketika aku mengatar ayahku berobat pada seorang dokter senior karena sakit akibat ulahnya sebagai perokok berat.

+ 'Pak, ini semua karena kebiasaan merokok Bapak yang begitu sangat parah...' begitu penjelasan sang dokter

- 'Dok, kawan saya bulan lalu meninggal juga, padahal dia tidak merokok dan sebaliknya orang tua saya meninggal ketika usianya hampir 100 tahun... padahal beliau perokok lebih berat daripada saya' begitulah ayahku memeprtahankan argumennya agar terhindar untuk berhenti dr kebiasaan merokoknya.

+ 'Silahkan, sekarang tersehar Bapak, saya hanya kasih tau.....mau berhenti sekarang atau nanti suatu saat juga ada yang menegur memberhentikan bapak..... Tanpa bilang-bilang!' begitulah singkat dan padat jawaban sang dokter yang membuat kami tersenyum simpul gusar....

Salam ti Si H@di Tea EuY!!

Selamat berakhir pekan sahabat Tea Euy!

Serupa tapi (bisa jadi) tak Saudara

+ 'Bun, kenapa garis wajah beberapa ibu-ibu tadi kok mirip banget yah?' begitu pertanyaanku pada sang bunda pandaku ketika kami sedang menunggu giliran di panggil dokter di sebuah rumah sakit di daerah Pondok Indah.

- 'yang mana Yah.....?' isteriku tanya balik

+ 'Itu loh yang di depan kita, ibu agak setengah baya yang gelangnya koncreng-koncreng dan mirip banget garis wajahnya ma Mpok Ati...' jabarku lagi sembari mengedipkan mata kearah sasaran yang dimaksud

Dan, sekarang duduk di sebelah depan ku juga sang ibu (sepertinya ibu isteri mantan pejabat) memiliki garis wajah yang mirip sekali dengan garis wajah Mpok Ati (mohon maaf sebelumnya tidak bermaksud negatif) dan wanita-wanita yang pernah aku dan isteriku jumpai. Selain kesamaan yang dimiliki dari garis wajah, hidung dan bentuk dagu, ibu-ibu tersebut pun memiliki kesamaan yang nyaris selevel dalam penampilannya yaitu usianya sudah lebih dari 40 tahun, strata ekonominya adalah menengah atas (karena banyak koncreng-koncrengnya seperti gelang, kalung dan anting), kacamata yang gedenya gak kalah ma kacamata tukang las tapi bedanya di logo doang, pake syal atau pashmina woll atau sutra dan bermobil yang pintunya bisa buka tutup sendiri.

Dan katanya menurut gossip serta rumor dari isteriku, mereka itu melakukan opearsi kecantikan wajah agar terlihat lebih cantik dan menarik di seorang Haji yang terkenal (Pak Haji Jxxx) dan menurut kabar, pelanggannya Pak Haji itu memang betul-betul berasal dari kalangan berduit dan artis.

Aku, tertegun dan tersenyum simpul dalam hati dengan segudang pertanyaanku..... Kenapa garis dan bentuk wajahnya mirip semua apakah karena Pak Haji hanya memiliki sebuah (hanya sebuah) design dan mock up? Atau karena memang pada periode itu yang sedang ngetop adalah design bentuk seperti Mpok Ati (pada saat itu Mpok Ati sedang menjadi Trade Mark, kok nggak Agnes Monica yah?)

Tak tahulah apa sesungguhnya jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut. Bahkan mungkin saja sebetulnya karena saya dan isteri yang salah berprasangka...... Karena sebetulnya mereka adalah semua bersaudara dan satu keluarga dengan Mpok Ati (tapi kok banyak banget yah... Paling tidak sudah ketemu dengan lebih dari 5 orang ibu-ibu sejenis, seumuran dan serupa di luar Mpok Atinya sendiri)

Trus, kalo pria yang pengen dirubah penampilannya, kira-kira bakal kayak siapa yah modelnya ? Semoga mirip dengan brad pitt lah paling nggak. Tapi dengar kabar lebih lanjut katanya Pak Haji sudah almarhum (saya kurang tahu pastinya - hanya kabar burung).



Salam ti Si H@di Tea EUY!!

Sakitlah Pada Tempatnya.......

+ 'Sorry, I never have experience for this desease....' begitu komentar dokter Jose Aragato yang asli Portugal, seorang dokter senior.

- 'Eps...puu..epp... What do you mean with that Doc?' kemudian saya menjadi agak khawatir atas jawaban yang tidak meyakinkan tersebut

+ 'Ya... You are most probably the second patients of dengue fever in portugal and by experiences we do not really know how to handle this deasis....'

- 'Wow... Wwoow... Should I have to be praud of or what.... I don't know... But you are really expert wrote the bill Doctor.... With very very expensive of course heheheeh...' timpalku sembari becanda.

Dokter Jose adalah dokter ahli rekanan Hotel Cascais Miragen dan dia sangat senior, terbukti bahwa saya adalah pasien DB dengan trombosit 60K (normal 150K - 300K) masih bisa aktif ikut konference, workshop dan tampil di event "Oriflame Global Got Talent", setiap hari dr jam 9 pagi sampe tengah malam selama seminggu. Tanpa pingsan, tanpa diinfus dan tanpa minum obat, cuman dapet 7 suntikan selama berhari-hari, mulai dari suntikan pengganti cairan (infus karena gak diganteli selang infusan), suntikan pencegah bakteri, suntikan penurun panas dan setiap hari ditusuk jarum pengambil darah. Selain hasil stamina yg baik walopun kadang agak sweaty dan gleyengan tapi juga terasa tangan dan pantat yang sakit pegel-pegel karena kebanyakan ditusuk jarum.

Dan keahlian Dokter Jose adalah membikin invoice, selama sakit saya harus membayar 1740 EUR, bayangkan seribu tujuh ratus empat puluh EURO... hampir 20 juta rupiah. Bahkan Sakit DB dengan perawatatan paling mewah di Rumah sakit Jakarta dengan kelas VVVVIP sekalipun nggak akan pernah sampe bikin pasien yang tadinya mulai sembuh jadi sakit lagi pas liat kwitansi tagihannya......

Invoice sebanyak itu nggak muncul dalam sekali, tapi itu adalah totalnya. Setiap hari kunjungan ke kamar dari sang dokter selalu lengkap membawa suster plus stetoscope, termometer canggih, jarum suntik dll (lengkap banget, it was like compact hospital equipment termasuk oksigen it needed) juga selalu bawa mesin EDC alias mesin gesek kartu kredit sebagai pelayanannya. Hari pertama masih bisa bayar bill dengan cash 500 EUR. Dan seperti biasa ketika menyangkut keuangan laporan langsung ke perdana menteri di rumah harus dilaporkan secara Live.....

+ 'Bun..... Biayanya 500 EUR....' Begitulah laporanku....

- 'Nggak papa Sayang...' sang tercinta menyemangati dengan penuh kasih

Hari kedua tiba... Dan sang dokter melakukan treatment khusus, karena sakitnya agak drop... Tralalala.... Billnya 700 EUR mulai dibayar pake gesek kartu kredit... Dan hal yang sama, aku langsung telpon perdana menteriku sang Bunda Panda...

+ 'Bun... Hari ini bayar pake credit card, billnya 700 Euro...' sambil garuk-garuk telponnya...

- 'Haaaa... Tapi ayah udah sembuh kan...?' isteriku mulai meresponse bimbang antara sayang suami atau sayang uang.

Terus dan terus... hingga akhirnya tiba di Hari terakhir.... Dengan totalnya invoice 1740 EUR

+ 'Bun, totalnya biayanya hampir dua puluh juta rupiah....'

- 'Ayah, awas nanti jangan sampe nggak bisa klaim ke asuransi ya... Semua dokumen harus lengkap... Awas kalo nggak!' begitulah sangat straight forwardnya perdana menteriku dalam menginstruksikan perintah menjaga moneter keuangan domestik....

+ 'Yes... Mam....'

Dan setelah itu aku pun pingsan lagi dengan sukses.... Bukan... Bukan karena penyakit Demam berdarahnya aku terkulay nyaris pingsan, tapi karena :

Yang pertama tercengang liat jarum suntik segede alaihim setiap hari dan yang kedua kalinya liat Bill yang begitu mbengkak! dan yang ketiga nyaris pingsan pas denger ternyata perdana menteriku masih memberi tugas untuk dokumen claim.... :-)

So, Belajar dari perjalanan ini hendaklahlah kita selalu menjaga kesehatan dan ketikapun sakit maka pilihlah sakitnya yang memang umum ditempatnya, bukan seperti sakit penyakit tropis di benua non tropis.

Selamat Istirahat, sahabat. Tulisan ini ditulis sepanjang perjalanan yang diselimuti demam dan filenya sempat terserak diantara sekian file-file.

Salam Ti Si H@di TeaEUY!!

Kemanusiaan yang adil dan beradab

+ Andrey Garnilova (AG) “Indonesian people has intentionally to endeavor the rules...”
- Aku “To seek a way out of the rules is meaning for creative, isn’t it ?”
+ AG “Creative from a good man is not on the negative things.....”

Dan begitulah percakapanku dengan colleague dari Rusia sana, dalam melihat kenyataan bahwa hebatnya orang Indonesia yang selalu mencari cara mengakali peraturan-peraturan yang berlaku.
Sebetuljujurnya bagiku sangat menyedihkan menerima komentar yang begitu sangat negative terhadap perilaku-perilaku yang sering terjadi di negeri ini. Namun apa daya, aku sendiri tak memiliki bukti kuat untuk membantahnya karena seringkali perilaku-perilaku tersebut tampak di depan mata kita. Sebut saja bahkan di jalan Sudirman Jakarta ini yang sudah diberi pagar, bahkan tetap saja para penyebrang jalan melintas seenaknya, padahal jembatan penyebrangan tersedia tak lebih dari 10 meter sebelah kanannya.

Padahal ditilik dari sisi pendidikan dan kedekatan bimbingan dalam keluarga, Bangsa ini paling banyak mengajarkan tentang adab dari kita sejak kecil dulu. Sebut saja; sila kedua dari dasar negara kita yaitu Kemanusiaan yang adil dan beradab, kita selalu diajari bagaimana adab terhadap orang tua atau guru, bahkan agama pun mengajari adab terhadap sesama dan bahkan gilanya bukan hanya sekedar adab antar sesama manusia saja tapi juga dengan binatangpun kita diajari memiliki adab yang baik, misal adab menyembelih ayam atau hewan kurban dan lain sebagainya.

Sekarang ketika Facebook membooming pun ada ratusan ribu orang Indonesia menjadi member berbagai group komunitas tentang kebaikan sebut saja; komunitas Pak Mario Teguh, Komunitas berbasis keagamaan bahkan ada yang specific bergabung dalam group kelompok Belajar Adab contoh Rasulullah Belajar-Adab-Adab-Sunnah , Namun kemudian itu semua seolah tak ada artinya ketika kita melihat kenyataan bahwa aktifitas pelanggaran adab-adab perilaku sering terjadi di keseharian aktivitas di Negeri ini, bahkan hampir 24 jam mulai di jalan, di kantor sampai di televisi.

Sialnya kemudian, ketika kemudian kita tertangkap basah sedang melanggar sesuatu aturan, seringkali kita mencari pembenaran dengan cara menyalahkan contoh-contoh adab perilaku buruk dari para atasan dan petinggi bangsa ini.

+ Aku “Maaf Pak, kenapa bapak bawa motor di jembatan penyebrangan?”
- Si Bapak “Ah... cerewet amat sih lo, biar cepet!!” sembari menggas motornya... bruum brumm.... berusaha melewatiku dan kawan-kawan yang sedang berjalan kaki
+ Aku “Ya, tapi ini kan tempat buat menyebrang pejalan kaki Pak...” sembari aku tetap mencoba menghalangi jalan laju kendaraan bermotor tersebut.
- Si Bapak ‘Heh... Elo, polisi juga bukan... Minggir lo !!! kalo Lo mau, tuh koruptor di pemerintah ma anggota DPR Lo bilangin juga.....”

Dan kemudian aku tertegun melongo, bahwa :
1. Aku bukanlah seorang aparat hukum yang harus menyeret para pelanggar hukum, tapi bahwa aku hanyalah pemilik hak pengguna jembatan penyebrangan jalan
2. Apa hubungannya melanggar peraturan penyebrangan jalan dengan para anggota DPR
3. Kenapa kemudian jadi dia yang lebih galak yah ?

Dan menurut pemahaman saya ADAB adalah berarti adat kebiasaan. Kata ini menunjuk pada suatu kebiasaan, etiket, pola tingkah laku yang dianggap sebagai model. Dan, adab ini merupakan cerminan pribadi diri akan ahlaknya. And It’s about private manner yang tumbuh dari kekuatan akhlak seseorang.

Tadi malam aku berdiskusi dengan seorang sahabat, beliau termasuk seorang executive muda Jakarta kelas menengah atas. Bahkan sebagai lawyer sahabatku pun menjadi kesulitan bagaimana menemukan cara agar Bangsa ini segera memperbaiki mentally defect-nya agar stigma negative hilang dan pergi dengan segera serta berbalik arah menjadi stigma masyarakat yang betul-betul ramah, santun, giat bekerja dan bersungguh-sungguh dalam melakukan adab yang baik.

Bahwa faktanya kamipun berdua bersepakat bahwa Bangsa ini adalah bangsa yang kaya baik sumber daya alam maupun populasi, tingkat kecerdasan juga tak memalukan dengan beberapa kali meraih medali di dunia science dan pekerja keras. Terkait dengan pekerja keras ini aku ingin menghigh light bahwa kita memiliki endurance dan stamina yang baik dalam bekerja, sebut saja : Ibu-ibu pedagang sayur harus memulai hari dari sejak dini hari hingga kembali di malam hari, pekerja kantor berangkat subuh dan kembali malam hari karena kemacetan dan rintangan lainnya, dan masih banyak fakta betapa perkasanya bangsa ini.

+ Aku “Maaf Ibu, kami semua mengantri loh.....” begitu aku mengingatkan seorang ibu yang sedang memanfaatkan “keibu-ibuannya” mencoba untuk tidak mengantri, dan bukan karena kesungguhan dalam keadaan darurat (Saya sempat melihat Ibu ini sedang bermake up di dalam mobilnya diparkiran dan jarak waktu dari saya melihat beliau hingga mengantri sekitar 13 menit, so tidak ada kejujuran terburu-buru tersebut!).

- Ibu “Aduh maaf Ya Dik, Saya sedang terburu-buru nih boleh duluan nggak ?” Sembari mengeluarkan smiling magic-nya

+ Aku “Maaf Bu, silahkan mengantri... Kan sudah ada pengumuman aturannya tuh...” sembari aku menunjuk pada sign board yang bertuliskan HARAP MENGANTRI DENGAN TERTIB!

- Ibu “Ah.. Aturankan yang bikin manusia, jadi bisa di atur ituh.....” sembari sewot dan akhirnya Sang Ibu terpaksa turut mengantri sembari menjadi totonan bagi para pengantri.

Dan dengan riang Aku menjawab “Aduh iya nih Bu... sayangnya Saya teh bukan buatan manusia Bu... jadi saya nggak bisa diatur oleh manusia yang kurang memiliki adab yang baik!”

Dan mari kita bayangkan bahwa:
1. Ibu tersebut sedang berupaya mencoba melakukan trial and error (kebiasaan gambling dan mencari jalur singkat - bangsa ini banget)
2. Sangat memungkinkan ibu tersebut berbohong mengenai keterburu-buruannya
3. Ibu tersebut tidak memiliki kemampuan perencanaan dan priority management
4. Menganggap semua itu bisa diatur walopun harus kemudian tidak menghargai hak orang lain
5. Dan dia adalah seorang Ibu/Bunda/Mama/Ummi/Mommy yang memiliki beban tanggung jawab lebih besar untuk memberikan pengajaran dan pendidikan bagi anak-anaknya tentang nilai-nilai mulia.

Selamat berakhir pekan, semoga kita selalu diberikan kekuatan untuk menjalankan adab yang baik dan benar dalam keseharian

Salam Ti Si H@di Tea EUY!!