HK is for Hadi Kuncoro

My photo
A Friend, Husband & Father! Time is always change and so does the world! House of Changes by HK is there to partner with you to share, brainstorm and dreams. We build a new pardigm for a better life and society. I do invite you to encourage ourself to lead the changes! Hadi Kuncoro

Sunday, November 20, 2005

New Place

Selamat tempat baru....
perusahaan gabungan Nestle and Coca Cola....
Wellcome to the tunnel.

Nestle Pure Life is my water

salam
hadi tea EUY!!!

Monday, October 31, 2005

Mohon Maap Yah

Assalamualaikum wr wb
Poro Sederek sedoyo,
Dalem twin putri lan estri, jawah kadang nom, ngaturaken SUGENG ARIYADHI sewu patangatus nemlikur hijriyah.
Ngaturaken samudra pangapunten mbokbilih sampun damel jalaran lepat ing manah,tumindak soho klenta-klentu ing tembung.
Mugi-mugi Gusti Allah SWT ingkang murbeng dumadi sagedo ngijabahi nopo ingkang kulo panjenengan sami kersaaken.
Amiien Yaa Rabbil Alamiin.
Simkuring sareng pun anak oge rayi isteri, ngahaturkeun WILUJENG BOBORAN sarebu opatratus duapuluh genep Hijriyah.
Sumugi Gusti Alloh SWT masihan kaurang sadaya kajembaran hate supados tiasa saling ngahilapkeun sadaya titih lampah kalepatan nu kantos kajantenan salami satahun kalangkung.
Amiien Yaa Robbal Alamiien.
Wassalamualaikum Wr Wb
Hadi dan keluarga

Saturday, October 15, 2005

Cukilan Indah Bersama

Family Gathering 2005
Logistics Team
Jempol Ayah
Talented Young Generation
Menyanyi bersama
Ruangan Ayah
Front Room
Morning Talk

Aurel 2 Tahun loh....

Walopun telat, Foto-foto Aurel akhirnya ayah tayangin juga
Maap ya Nak, dan Selamat tiup lilin yah...

Aurel main Pasir di Anyer, menjelang acara Ultah
Aurel, siap-siap mo nyanyi di panggung nih....
Bunda, Aurel, Ayah
Acara tiup lilin tapi kue tartnya peyok-peyok ya...
"Makasih, Oom dan Tante pestanya meriah loh"
"Puuich.... ayo monyong-monyongan Yok...."

Semua Begitu Indah



Ketika waktu itu tiba,
Dan sontaklah semuanya bertanya dalam alur makna bahasa seirama ;
- Ada apa ?
- Kenapa ?

Sesungguhnya Aku hanya ingin menjelaskan bahwa tidak ada apapun yang buruk telah terjadi, yang ada hanyalah

1. Aku ingin memperbaiki kualitas hidup pribadi dan keluargaku yang selalu mendapat Barokah dari Gusti Alloh
2. Aku ingin meneruskan impianku yang tertunda, melanjutkan study Master
3. Aku ingin mendapatkan kesempatan pembaharuan dalam core competences profesionalisme-ku

Bagiku ini hanyalah sebuah proses normatif interaksi profesional dalam perburuhan kapitalistik.

Banyak sudah kenangan indah
Banyak sudah Barokah yang ku dapat
Banyak sudah pengetahuan dan pelajaran yang kutimba
Banyak sudah proses pendewasaan membentuk diriku

dan banyak hal yang lain yang telah kudapat dari G&U Logistics Indonesia dari mereka-mereka ini : Peter R Koebke, Liliek N Sankrib, Sutrisno, Edwin Anugrah, Ade Suharyanto, Audrey Tan, Hartanto, Imam Priyadi, Deddy Ardiansyah, Sugianto, Amira, Yuanita, Maisari Nasution, Rofiudin, Tri Budiyanto, Moh. Yunus, Dede Ruhiat, Rina Mardiastuti, Lucky Demayana, Triana, Zaenal, Yogi Ashari, Muhamad Chois, Suharna, Syaiful, Bella, Effendi, Warno, Agus Sutardjo,Yudha,Sugeng, Rizki wong,
cleaner Team,All drivers dan semuanya.


Hanya do'a dan silaturahmi yang semoga akan selalu kita jaga untuk kebarokahan hidup. Amien Amien Ya Robbal 'Alamien.

salam
hadi tea euy!!!

Wednesday, October 12, 2005

Selamat Tinggal G&U Logistics Indonesia

Hidup adalah pilihan
Berat rasanya meninggalkan sebuah canvas yang pernah menghasilkan semburat yang sangat tegas dalam warna garis hidup kita.
Tapi itu merupakan sebuah kegiatan profesional biasa dalam kacamata dunia perburuhan kapitalis.

Surat di bawah adalah tanda aku mengakhiri, aktivitas mewarnai garis hidupku untuk menyambung proses tersebut di canvas lainnya.

=================================
Dear Colleagues,
There is a time in life when one has to make changes in response to the very dynamic environment in which we live in. I am writing to notify you that I am confirming to resign from G&U Logistics Indonesia as a Deputy GM for Logistics and SCM with effective from October 12, 2005 and will turn over on the task until 11 of November 2005.
During above transition period, I will still have full assistances to all the Businesses related and further please continue to give your best support to the company. Should you have any inquiries, kindly direct contact them to :

Business : Peter R Koebke and Liliek N Sankrieb

HSE, and Logistics Distribution : Yogi Ashari
Export Import and International Forwarding : Edwin Anugrah
DG Specialist and ISO Tank Agency : Ade Suharyanto

It has been a pleasure working with you during my last more than 4 years with the company & I will fondly treasure the friendship that has developed for a long time.

Furthermore, we never know when our paths will meet again in the future but until then I like to convey my best wishes to you & your family.

Yours Sincerely Hadi Kuncoro

=================================

Monday, October 10, 2005

Fakta Pemikiran Ilmiah Kontemporer

Circle-K itu buka 24 jam sehari, 7 hari seminggu, dan 12 bulan setahun alias nggak ada berhentinya.
trus, kenapa pula dipintunya ada lobang kunci yah juga ada tulisan papan open and close?

Katanya yang bikin teflon, wajan teflon punya khasiat "wajan anti lengket".
Tapi, kenapa mereka menempelkan sticker logo mereka yang anti lengket itu di semua wajan baru?

Apa iya Perlu kita pake peredam suara kalo kita nembak seorang yang lagi pantomim?

Aturan kedokteran bahwa alat suntik harus steril sebelum digunakan.
Trus, Apa fungsinya mereka mensteril jarum suntik pada hukuman mati suntik?

Kalo olive oil berasal dari buah olive (yang kayak apa yah ?)
Trus, kalo baby oil berasal dari apa hayo ?

Apa yang terjadi kalo ada orang kaget setengah mati, mengalaminya dua kali?

Kalo "kotak Hitam" di pesawat itu tidak bisa hancur, Kenapa Boeing nggak bikin seluruh pesawatnya dari bahan yang sama?

salam
hadi

Thursday, August 18, 2005

Libur Tlah Tiba...Hore...Hore...Hore....

Libur tlah tiba
Libur tlah tiba
Hore...Hore....Hore......
Bunda dan Aurel di taman bermain...di puncak bukit...hiii....dingiiinn.......
Ayah kesasar di salah satu under ground station.....
Aurel ama mak ketek.... di taman safari......
Ayah dan Bunda lagi makan di salah satu food court....
Ini dia ketika kami di salah satu pure......

Tuesday, August 16, 2005

Sehat Membawa Liur...Cheleghuks!!!

- "Susu itu dari induk sapi untuk anak sapi Bun...bukan untuk anak manusia"
+ "Yah, kalo Ayah sayang ama Bunda dan Aurel tolonglah minum susunya" Begitu rajuk isteriku setiap kesempatan, selalu mengingatkanku akan arti sebuah kesehatan.

Aku manusia Stubborn alias keras kepala, kepala batu. Walaupun dalam hati kecilku, aku menyadari bahwa hal tersebut sangatlah baik untuk diriku apalagi menyadari bahwa pola makan yang diterapkan keluargaku sejak dulu sudah mulai membawa dampak negative terhadap kedua orang tuaku. Ibuku mulai terserang pengapuran dan osteoporosis akut, sementara ayahku mulai terserang jantung dan asam urat. Sejarah pola makan dan kesehatan keluarga telah membuat isteriku mulai mengatur kebisaaan jelekku dalam hal makanan, terkadang hal ini membuat aku menjadi sedikit frustasi terutama untuk makanan favorite.

- "Hei, kok daging sopnya nggak ada lemaknya ?" Teriakku Minggu pagi menggemparkan seisi rumah
+ "Loh...emang ada lemaknya ?" Isteriku pura-pura nggak tahu seraya melengos
- "Wah gak betul ini, Mbak Nah lemaknya pada dikemanain, kok sopnya daging doang ?" begitu tanyaku ke Mbak Masnah yang sehari-harinya membantu keluargaku dalam urusah rumah dan makanan.
= "Maaf Mas, Mbak Yosie tadi suruh buang semua lemaknya" Mbak Nah sambil senyum-senyum geli
- "Bundaaaa.....Bun.....Bundaaa....where aaarrre youuu ?" Aku cari isteriku dengan degup nafas memburu.

Sembari bersungut-sungut akupun pada alkhirnya pasrah tanpa daya. Kedongkolanku terlebih karena semua daging-daging itu aku sendiri yang langsung membelinya di Carrefour sehari sebelumnya, Tapi Memang diam-diam tanpa sepengetahuan isteriku. Ternyata semua orang di rumah melakukan konspirasi sudah kongkalikong (kong x Kong = kong kuadrat) untuk menyingkirkan semua yang berbau lemak.

"Huh...kalo gini caranya Ayah mo beli sop dulu di belakang elnusa, tidak boleh ada yang ikut!"

Weekend kemarin, kebetulan di rumahku sedang berkumpul seluruh keluargaku dari Bandung ; Ibuku, Ayah, Kakak, adik dan juga ponakanku. Mumpung sekalian di Jakarta kita coba sempatkan mampir ke rumah Pakdhe (kakak tertau dari ayahku) yang juga sedang menghadapi cobaan sakit karena ulah pola makan yang tidak terkontrol. Beliau sekarang sudah tidak bisa jalan tanpa tongkat karena diabetesnya, dan juga sabtu kemarin adalah kali ke dua jatuh di kamar mandi karena strokenya. Kebetulan semua keluarga sedang berkumpul di sana, Kami semua bercerita betapa keras perjuangan mereka mengingatkan kedua laki-laki tua tersebut untuk mendisiplinkan diri mengikuti pola makan dan hidup yang sehat.

Bapakku bilang "Tetangga depan rumah juga meninggal karena jantung, padahal nggak ngerokok. So dia udah nggak ngerasain nikmatnya rokok eh meninggal juga. Mendingan ngerokok, walaupun meninggal tapi kan bisa nikmatin rokok dan nggak stress"
Pakdheku juga Bilang "Di rumah sini sih gula aja harus dari jagung, mendingan di warung depan gak perlu repot tinggal minta kopi, langsung dikirim"
Bapakku menimpali dengan bangga "Kita ini sudah tua butuh asupan ke otak yang baik, makanya otak sapi Resto padang Sederhana itu enak sekali yah, tapi ya abis itu susah nengoknya kumat lagi. Tapi nggak apa-apa kan nggak meninggal ini, kalo cuman susah nengok sih dua hari juga sembuh kok"
Pakdhe nggak mau kalah "Kemarin sebetulnya sudah mulai sembuh, cuman karena ada tukang sate lewat dan kasian belum laku jualannya sejak kemarin, jadi ya dibeli saja lha wong enak juga kok. Tapi habis itu kunang-kunang hahahaha..."

Selepas bercengkrama dengan keluarga besar dari ayahku, kami melanjutkan perjalanan ke respesi pernukahan salah satu keluarga dari Ibuku di Taman Mini. Makanan tersaji begitu banyak dan menggiurkan.
- "Cari makanan apa Pak ?"
*) "Cari kambing guling nih, sebelah mana ya ?"
- "Loh kok kambing guling sih, nanti kumat lagi loh kolesterolnya"
*) "Siapa bilang !!! kambing gulingkan bukan sate... jadi boleh dong hahahaha"

Isteriku yang mendengar pembicaraan tersebut hanya tersenyum dan berkomentar lirih
"Dasar keturunan kepala batu"

salam
h@di Tea EUY!!!

Thursday, June 30, 2005

Si Princes Lebah di HighScope


Ini dia si Putri Lebah.......
Hari ini program holiday schoolnya Aurel bertemakan Hari Kostum binatang atau buah. Bunda pilihin Aurel kostum Lebah "seneng banget deh pakenya"

ini dia si putri lebah dengan gigi kelincinya

Bangun tidur pagi tadi Aurel langsung coba kostumnya, padahal belum mandi.
besok hari terakhir di sekolah, programnya carnival day. Tapi sayang bidadariku mulai flu lagi, gara-gara kemarin program disekolah adalah splash water game day.

salam
hadi tea EUY!!!

Saturday, June 18, 2005

Bulu-Bulu yang Merangsang

+ "Jangan mandi pake air panas ya"
+ "Jangan tidur di AC ya"
+ "Saya nggak kasih obat ya"

"Euleuh siah... ini dokter teh gimana sih ?" tergaruk-garuk kepalaku ngedenger ocehan dokter anak yang terkesan terus bercanda dan berseloroh tiada henti.
Dalam bathinku berkata, "kurang ajar sekali ini dokter, udah saya bayar mahal-mahal eh malah cengengesan melulu".
Semua itu berawal, kami mencarikan dokter ahli anak sebagai second opinion untuk sakitnya si "bidadari kecil kami". Apa lacur semua begitu menegangkan dan menyebalkan diawalnya.

- "Malam Dokter" begitu kami memberi salam
+"Malam juga, kenapa ini ?"
- "Anu dokter...enngg...si kecil ini batuknya udah hampir dua minggu gak sembuh-sembuh trus sekarang malah ketambahan flunya semakin menjadi...bla...bla...bla..." papar isteri saya panjang lebar
+ "Selama ini treatment-nya bagaimana ?"
- "Kita ke dokter Erw### di RS##, tapi karena hampir tiap bulan si dokter nggak mau kasih antibiotik terus-menerus ini medical record booknya" Isteriku menyodorkan buku sehatnya si Kecil
+ "Iya, sudah betul itu..." begitu jawab dokter dengan mimik dingin
- "Sebelumnya, si kecil ini punya medical record bla...bla...bla...dan itu menurut dokter kami karena ada kontribusi keturunan alergi dari kedua orang tuanya"
+ "memangnya alergi apa ?" tanya dokter mulai menunjukan ekspresi serius
- "Saya alergi seafood dan isteri saya alergi telur" begitu jabarku
+ "Ooh..begitu, ya... sudah kalo ada keterunan alergi yang paling utama adalah harus hindari makan kacang (anak saya paling suka), makan chiki, makan coklat, makan dan minum juice tomat, makan bla..bla..bla..." begitu jelas si dokter yang sudah mulai waras (dalam tatar pemahamanku: Red) dalam memberikan penjelasan
- "Loh banyak banget larangannya, Dok ?" aku dan isteruku keheranan
+ "Itu belum seberapa...."
- "Alah siah...apalagi emangnya ?" celetukku
+ "Dikamar si kecil ada boneka ?"
- "Ada belasan boneka, Dok"
+ "Berbulu ?"
- "Hampir semuanya"
+ "Yang boneka bulu nggak boleh ada di kamar, dan yang ada dikamar harus dalam keadaan bersih tanpa debu, trus kalo mandi gimana ?"
- "Pake air panas Dok, baik mandi pagi maupun mandi sore" papar isteriku
+ "Waduh...nggak boleh itu"
- "Loh jadi harus pake air dingin ya Dok ?" penasaran isteriku sambil ngedumel dalam hati anak gampang flu kok disuruh mandi air dingin
+ "Coba ibu sendiri memangnya mau mandi pake air panas ?"
- "Ohh..iya-iya...nanti ngelotok ya Dok, jadi air hangat gituh maksud dokter ?" isteri saya cengar-cengir kayak kuda
+ "Trus, tidurnya jangan di AC yah, nanti kepalanya benjol-benjol. Ibu sama Bapak ada alergikan (tekanan kata ada di sini) ?" tanya dokter itu
- "Loh, kamar di rumah kami rancangannya semua pake AC Dok, nanti dia kepanasan...sekarang aja dia suka keringetan kok"
+ "Ya..pokoknya nggak boleh kalo mau nggak tambah, sakitnya" begitu jelas Dokter itu
- "Jadi harus genti pake kipas saja ya Dok ?" Tanya isteriku lagi dan aku menimpali isteriku
- "Bun, Dokternya sableng...lagian mana bisa tidur di AC yang ada jatoh dan benjol-benjol hahahaha.... Dokter norak juga becandanya yah..." begitu celetukku tanpa tedeng aling-aling
+ "Nah...gitu dong jangan terlalu tegang ah... jadi begini kalo di ruangan ber AC boleh tapi suhunya ya di setel 26-27 derajat saja"

Setelah hampir satu jam pemerikasaan dan berdiskusi panjang lebar membahas medical record anaku tercinta, selanjutnya

- "Dokter kasih obat antibiotik untuk flu dan batuknya ya ?" tanya isteriku
+ "Siapa bilang ? saya nggak bisa kasih obat apa-apa kok"
- "Loh terus, batuk dan pileknya gimana dong Dok kalo nggak dikasih obat ? nanti nggak sembuh-sembuh" penasaran isteriku
+ "Saya nggak bisa kasih obat Ibu"
- "Loh gimana sih Dokter nih, terus bagaimana dong ?"
Sekonyong-konyong aku bangkit dari duduk dan mengulurkan tanganku ke si dokter untuk berjabat tangan.
- "Terima kasih Dok, minggu depan kita kesini lagi untuk kontrol. Ayo Bun, kita ke apotek untuk ambil obatnya...heuheuheu..."
+ "Ya minggu depan kontrol lagi yah, terima kasih juga... dan Ibu, saya hanya bisa kasih resep dan obatnya ibu tebus di Apotek yah..."
- "Wah, Dokter ni...bikin kepala dan jantung saya nyut-nyutan...makasih ya Dok" jawab isteriku mulai sadar bahwa sampe pada detik terakhirpun dokter itu masih bercanda di atas kepanikan seorang ibu yang pusing memikirkan buah hatinya tercinta.

Tadi malam si Bidadari Kecil berbaring tertidur di dekat kakiku, lama setelah mendengarkan dongeng malam tentang si rubah dan si domba karangan isteriku. Sementara isteriku mulai kami pisahkan di ruangan yang lain karena dilanda batuk dan pilek. Akupun mulai terkantuk manakala lembar ketiga novel John Grisham "The Partners" baru kuselesaikan dibaca.

Sekonyong-konyong, Bidadariku terbersin-bersin dan batuk-batuk dengan hebatnya... dan aku terperanjat bangun....dan berteriak...
A : "Bun...Aurel batuk dan pilek lagi nih..." begitu aku berteriak sembari membangunkan isteriku
B : "Tadi tidurnya gimana sih Yah ?
A : "Tidurnya biasa, dideket kaki Ayah...emang kenapa ?" tanyaku heran
B : "Ya itu masalahnya, makanya kalo tidur pake celana training panjang jangan pake celana pendek"
A : "Nah loh, apa hubungannya ama pilek dan batuk ?"
B : " Udah tahu anaknya alergi bulu......."
A : "Eleuh siah.....lieur euy.... hehehe"

Moral message : Rapihkanlah bulu-bulu yang ada di tubuh kalian hey para lelaki, karena itu sunah apalagi di Hari Jum'at

Note :
+ Dokter
- Aku dan Isteriku
A : Ayah
B : Bunda

salam
hadi tea EUY!!!

Thursday, May 26, 2005

Beauty is Painful

"Jeng, gimandang kalo eik bikin yang new look ?"
"Emang, Wince mo bikin potongan kayak apa sih ?" begitu seorang lady bertanya balik pada si hair stylist di salon franchise terkenal
"Pokonya, eik bikin pangling deh boo...."
"Ya udah terserah, yang penting ada gaya berombaknya....yah"

hampir dua jam saya dan isteri nungguin tuh lady genit di salon itu. Hampir saja saya frustasi dan marah-marah, kalo isteri nggak ngotot nyuruh saya harus dicukur hari itu juga, dengan berbagai alasan.
Ya, semenjak menikah setiap dua bulan sekali saya dipaksa dan digeret-geret oleh isteri untuk dicukur di salon tersebut karena hair stylistnya memang sudah menjadi langganan isteri dan wedhok tenanan. Pada awalnya saya sangat resisten untuk dicukur di salon, karena :
- Gue geli dipegang-pegang ama bencis
- Mahal
- Emang gue cowok apaan
- Buang-buang waktu
- Cukur Mang Utjoep atau Madura lebih kekeluargaan
- etc....

Tak kuasa menanti terlalu lama, akhirnya ada satu hair stylist "Lanang tenanan" selesai menjalankan tugasnya. Yo wis, no choice, saya perintahkan untuk meminta dia untuk mengurusi rambut di kepala saya (bukan rambut yang ditempat lain yah), walaupun saya tahu dia belumlah menjadi senior hair stylist. Seraya kepala saya dipegang-pegang memulai proses pencukuran kami bertiga bergosiplah tetang si lady tersebut.

+ "Mas, kalo ditata model rambutnya si embak itu apa namanya ?" begitu tanyaku
- "Oh, itu gaya di ombak dan terus di blow, wah dia mah hampir tiap minggu kesalon Mas"
+ "Emang gaya rambut kayak gitu kuat sampe seminggu yah ?"
- "Ya nggak sih Mas, paling juga besok udah kusut kucai lagi" begitu jelas si Mas Kang cukur
+ "Tapi bisa juga sih kuat seminggu, kalo dia nggak mandi besar, kalo dia tidurnya sambil duduk dikursi, trus suaminya nggak jahil ngelus-ngelus rambutnya ah... yang pasti dia itu sengsara sekali hidupnya yah ?"
- "Ah...si Mas bisa aja, ngomong-ngomong mo diapain nih Mas rambutnya ?" sambil cengengesan
+ "Mo gaya rambut, saya bisa tidur nyenyak dan bisa mandi aja deh...."

tak dinyana yang tadinya diam saja, isteriku menyambar dengan pertanyaan
"Jadi Ayah, nggak suka yah kalo Bunda cantik kayak si mbak itu ?"
"Weits...nanti dulu, emang siapa yang bilang si Lady itu cantik ?" begitu kilah ku....

Si Mas Kang cukur (hair stylist : bahasa kerennya), rampung sudah merapihkan rambutku, dan dia bawa kaca bunder jimatnya sambil memperlihatkan bagian belakang kepalaku.
"Segini cukup Mas ?" Si Kang cukur mempertanyakan hasil kerjanya
"Okey lah...saya percaya ama Masnya, toh saya ndak bakalan rubah jadi kayak Anjasmara kok"
"Loh, nggak gitu Mas...kali masnya ngerasa kurang rapih atau kurang pendek gituh ?"
"Ya udah kalo gitu saya kasih komentar deh, potongannya kependekan nih Mas...bisa nggak dibikin panjangan lagi sedikit ?" balasku iseng sekenanya
"Hehehehe...Mas ini bisa aja...."

Dalam hati saya bergumam :
"Lha gimana bisa gue liat rapih apa nggak, wong kacamata gue juga nggak dipake kok pasan tadi disuruh ngeliat. Dasar semprul!"

Moral messagenya adalah :
Aku ini cantik atau ganteng bukan karena rambut, tapi karena aku memang tampan dari sononya.
salam
hadi tea EUY!!!

Tuesday, May 03, 2005

Bersakit-sakit Dahulu Tercengang Kemudian


"Berapa Sus semuanya ?"
"Enam ratus enam puluh tujuh ribu rupiah Pak" begitu jawab suster
"Alah siah mahal pisan... apa aja itu teh ?" masih belum percaya karena minggu kemarin hanya habis sekitar tiga ratus ribuan
"Copot dan pasang, trus harga alat dan obat-obatan" Papar suster yang baik hati itu
"Huaaa, pake acara copot dan pasang segala harga break down-nya yah ?
"Iya Pak"
"Motor saya kalo lagi service harga bongkar sudah dengan harga pasang loh" sambil menyodorkan kartu hutang ajaib saya dengan enggan
"Lho inikan poliklinik kebidanan Pak, bukan bengkel" tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepalanya dengan gemulai

Begitulah sering kita terperanjat manakala kita berurusan dengan bayar membayar di rumah sakit atau di dokter. Tapi bukan mahalnya biaya kesehatan yang akan saya ungkapkan di sini tapi tata laksana dokter dalam berhitung bisnis.

Di atas adalah ilustrasi tatacara perhitungan biaya memasang alat kontrasepsi berupa spiral atau we called it with IUD (Ikune Ucul Dadi : alatnya lepas pasti jadi; Red). Hanya karena rahim seorang wanita menolaknya atau mungkin juga karena cara memasangnya yang salah kemudian dokter menyatakan :
"Aduh ini gagal nih, harus di ulang lagi atau mau istirahat dulu ?"
"Maksud dokter bagaimana ?"
"Iya pemasangan minggu lalu spiralnya sudah tidak pada tempatnya dan gagal" begitu jawab sang Bu dokter.
"Trus harus bagaimana dokter ?"
"Ya di lepas dan dipasang yang baru"
"Euleuh siah..."

Break down reciept menunjukan :
Jasa dokter melepas : 200 ribu
Jasa dokter memasang : 200 ribu
Alat KB-nya : Tidak sampai 100 ribu
Obat-obatan : Tidak sampai 100 ribu
Service charge rumah sakit : tidak sampai 100 ribu
sisanya obat-obtan bebas lainnya.

Beberapa bulan yang lalu di rumah sakit yang sama, dibagian poliklinik gigi. Setiap minggu aku harus bolak-balik karena gigi sebagai obyek pencabutan ditumbuhi polip, thus menurut anjuran dokter gigi yang genit itu polipnya harus dimatikan terlebih dahulu dengan cara di suntik sebelum dilakukan pencabutan. Berulang hingga 4 kali, tapi sangat menakjubkan, kali ini dokternya geulis, eh.... baik ding. Memberikan gratis tanpa bayar untuk pertemuan ke 3 pada post jasa dokter specialist, tapi karena saya berminat untuk membersihkan gigi maka break down-nya menjadi :
jasa dokter specialist gratis
kerik gigi kiri atas nomer 3, 40 ribu
kerik gigi atas nomer 2, 40 ribu dan seterusnya hingga total menjadi 400 ribu lebih.

Kalo memang tata cara perhitungan biayanya akan selalu menjadi begitu, yang kaya raya adalah mungkin dokter kulit dan kelamin, pasti break downnya adalah
jerawat Dim 2 mm di atas kening 10 ribu
jerawat Dim 1 mm di bawah bibir 10 ribu
kutil di atas alis 3 X 25 ribu
bintik di mata kiri 2 X 30 ribu (itu mah ke dokter mata seharusnya, karena pasti bintitan)
ngelupasin kulit mati 5 ribu per mm persegi
komedo di hidung 20 X 7 ribu, belum komedo ditempat lain
scrub seluruh wajah 250 ribu
ngelap kering wajah 100 ribu
dan seterusnya hingga bergulung-gulung calculation roll sheet dari cashier machine.

Mari kita berandai-andai bahwa pelayanan jasa kesehatan ini bisa seterbuka dan se-fair dalam persaingan bisnisnya. Misalnya dengan cara setiap rumah sakit harus memampangkan seluruh harga services dan handling kesehatan bagi pasiennya seperti layaknya di warung makan pinggir jalan, sehingga pasien bisa mencatat dan membandingkan dengan rumah sakit sebelah untuk mendapatkan efective price. Atau bahwa rumah sakit atau dokter harus mau mengirimkan quotation ke setiap pasiennya sebelum pasien itu memutuskan rumah sakit atau dokter mana yang akan dipilih.

Toh, sebetulnya jasa dokter itu menurut saya tidaklah berbeda dengan jasa montir di bengkel. Yang membedakan keduanya menurut temen saya Priyadi, bahwa kalo dokter mereparasi pasiennya dalam kondisi hidup sementara montir meraparasi motornya dalam kondisi mesin mati.
Kalo memang dokter selama reparasi itu bisa melakukannya dalam kondisi mati, mungkin bisnis dokter bisa ditingkatkan ke level mass production dengan system kanban atau ban berjalan..... huh...non sense.

Moral message dari tulisan ini adalah Mari kita hidup sehat, karena sakit itu mahal.

salam
h@di tea EUY!!!

Monday, May 02, 2005

SSU..SU..atu waktu dikala bergunjing

"Apa liat-liat ?" jerit seorang wanita melototi diriku
"Idiih siapa yang liatin situ ?"
"Lha itu matanya jelalatan ke bagian yang nggak sopan ?" seraya wanita itu menutupi bagian depan tubuh atasnya dengan risi
"Lha ya nggak apa-apa toh ?" sambil meringis menahan malu
"Emang kalo situ plototin kayak gitu, bisa lepas apa tutupnya ?"

Hwataw........
Hebat juga saya kalo ngeliatin gitu terus lepas penutup auratnya...ah.... ngayal...stop ! stop !
Jadi inget acara memang sulap memang sihir....

Suatu siang yang lain, disebuah kerumunan obrolan para buruh kapitalis sembari melepas lelah di waktu lunch.
"Hey hati-hati yah Bu, jangan keseringan naik bajaj"
"Emangnya kenapa ? kan aku sudah nggak hamil lagi" begitu jawab rekan wanita kami yang baru saja melahirkan seorang putri pertamanya
"Nggak apa-apa, takut ASI-nya nanti jadi milk shake kalo kebanyakan naik bajaj"
"Hehehe...kurang ajar lo yah...."

Suatu malam, aku dan isteriku sedang memulai ritual melepas lelah sepulang kerja.
"Yah, udah baca koran hari ini ?"
"Belum, emang ada berita apa ?" begitu jawabku sambil lalu
"Pangeran Charles keracunan loh..."
"Haa... emang abis makan di warteg mana ?" tanyaku sambil cengengesan
"Bukan abis makan, tapi keracunan susu basi"

Suatu pagi dengan putri semata wayangku
"Ayah, Minum cucunya yah!"
"Nggak mau" jawabku tegas sambil menggelengkan kepala
"Napa Yah, enak ok"
"Nak susu itu dari induk sapi untuk anak sapi, bukan untuk anak manusia"
"Telus..."
"Kalo ayah lebih suka wadahnya susu aja"
"Gerrr.....Hemmmm...." anakku bingung....

Beratus tahun yang lalu banyak sudah guyonan dan lawakan terjadi hanya karena sebuah bagian tubuh wanita, begitu kurang ajarnya para pria di muka bumi ini, karenanya.
Begitu pula kah sekumpulan wanita ketika mereka sedang berkumpul dan berguyon sesama wanita terhadap pria ?

Mohon maap kepada para wanita, ini hanyalah sekedar tulisan selepas kerja sambil menunggu waktu macet...

salam
h@di tea EUY!!!

Anak Kecil Itu......


Ini si Aurel yang sudah bisa marahin dan ngelawan ayahnya.....
Liat itu tatapan dan senyumnya jail sekali....
kalo Ulel lagi ngakak
"Emang lagi baca apaan sih Nak ?"

Ayah nih lagi marahin apa lagi ngajarin berhitung ?
"Ini Satu Nak"
"Iiih Geli......"
Cantik mana coba Ulel apa Ubun ?

HARDIK-Nas


"Hey Kamu, Mana PR-nya ?"
"Bodoh Kamu !!! begitu saja tidak bisa"
"Sana Bekerja !!!"

Eits, bukan itu maksud dari HARDIK-Nas di atas, tapi bahwa hari ini, sekarang adalah tanggal 2 Mei bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional dari Bangsa kita tercinta Republik Indonesia.

"Kalo di atas itu Menghardik ya anak-anak". Begitu Bu Guru Titin menjelaskan.

Dulu pada masa sekolah kita, menjelang hari besar ini kita disibukan dengan acara PORSENI, lomba cerdas cermat, olahraga dan lain-lain.
Namun sekarang seperti Hari-Hari besar lainnya, seolah jiwa dan semangat untuk perayaan cinta tanah air tidaklah semeriah masa-masa sebelumnya. Bahkan ketika pada Hari proklamasi Bangsa kita ini sekalipun pada setiap tanggal 17 Agustus.

Pagi ini acara sebuah radio menyiarkan cerita tentang bagaimana pahitnya seorang anak jalanan yang ditinggal oleh ayahnya masuk penjara dan sang ibu pergi untuk menikah lagi, dalam menempuh pendidikan dasarnya. Dia si "Yanto", selepas sekolah di sebuah SMP negeri haruslah menjalankan profesi sebagai pengamen jalanan demi untuk menafkahi hidupnya dan juga membiayai sekolahnya.

Bukan ! Bukan ! Bukan !
Bukan kepahitan itu yang akan saya bicarakan tapi response dari para pendengar yang kemudian yang akan saya angkat sebagai issue. Beberapa telepon masuk sebagai response dari rasa toleransi masyarakat kita terhadap masalah ini ;
Pak Andi menawarkan diri untuk membiayai pendidikan si Yanto hingga SMA
Bu Lusi menawarkan untuk menjadi orang tua asuh untuk pendidikan si Yanto
Pak Gandhi menwarkan Yanto untuk menjadi anak angkat
Pak Yusuf bahkan menawarkan untuk mengadopsi Yanto.

Seolah semua orang serta-merta menunjukan ibanya dan rasa prihatinnya. Begitu mudah bangsa ini tersentuh hatinya untuk rasa perih dan duka yang melanda.

Sementara dalam waktu bersamaan, 2 orang cukup usia (sudah tua malahan) sedang saling menghardik satu dengan yang lain, hanya karena satu orang si penyebrang jalan merasa sebagai kaum lemah harusnya mendapatkan prioritas dalam menyebrang jalan ketimbang membiarkan pengendara mobil yang lewat, walaupun sipenyebrang tahu dia melakukan kesalahan dengan menyebrang tidak pada tempatnya seperti di zebra cross (ini artinya bukan tempat menyebran kuda zebra loh?) atau jembatan penyebrangan. Sementara si Pengemudi mobil menghardik balik dengan kerasnya karena menganggap bodoh si penyebrang melintas jalan di jalur cepat Kuningan.

Saya hanya bisa tertegun, dan bertanya dalam hati mengapa bangsa ini begitu mudah menunjukan rasa terharu dan juga sebaliknya mudah dalam melakukan agresi emosional terhadap satu dengan yang lain ?
Padahal kedua tindakan tersebut adalah merupakan aktifitas yang saling bertolak belakang, walaupun didasarkan pada emosi manusia. Yang satu emosi positif dan yang satunya emosi negatif.

Itulah mungkin, mengapa HARDIK-nas di masa lalu sudah dirubah menjadi HARPENNAS (kata isteri saya loh). Tapi whatever the name-nya toh kurikulumnya sampai saat ini tidaklah pernah berubah secara mendasar. Bahwa dahulu kita merasakan betapa pintarnya teman kami si "Itu" untuk mendapat nilai A selalu di setiap mata kuliah dan ujian, sementara si "Ini" selalu ngos-ngosan untuk mendapat nilai C. Namun pada saatnya bekerja, ternyata si nilai C bisa jauh lebih sukses dari takaran karir profesional dibandingkan dengan si nilai A. Inilah fakta system pendidikan di Negara kita bahwa nilai A bukan berarti kehebatan tolok ukur sebuah kepahaman pengetahuan yang dipelajarinya untuk diaplikasikan di dunia kerja atau dunia nyata. Lha wong nyambungin dari bab satu ke bab dua aja bingung kok, apalagi di suruh memahami seluruh buku dan mata pelajaran untuk diambil sarinya dan kemudian di aplikasikan dalam dunia kerja, tentu repot (apalagi bagi saya yang hanya sebagai siswa yang begitulah apa adanya).

Pertanyaannya, apakah dengan mengganti nama dari HARDIK-Nas menjadi HARPENNAS, apakah kemudian sudah tercipta masyarakat yang madani ? (Lha bahkan Madani itu juga apa, ya nggak tahu yah ?)

Sudahkah, dana kompensasi BBM untuk pendidikan dasar gratis terealisir ?
Wallahualam...... kalo memang pun belum semoga ada alasan yang barokah untuk keterlambatan pemenuhan janji itu.

salam
h@di tea EUY!!!

Monday, March 21, 2005

Silih Asah, Silih Asih dan Silih Asuh


+ "That's your problem not mine Pak!!"
- "For sure Ibu,... itu sudah pasti manjadi tanggung jawab kami namun sedikit klarifikasi bisa saya sampaikan..... "
+ "Aaah...I don't care lah..." Brakk!!!... gagang telepon terbanting dengan suksesnya.
- Degh....gerrrr.............. (sambil ngelus dada... umugi diparingi sabar ingkang Gusti Alloh)

Note :
+ : Customer
- : Aku

Begitulah kadang kapitalistik menjadikan kita seperti layaknya mesin produksi yang ter set up secara sistemik robotis. Beberapa minggu terakhir ini situasi yang sangat frustasi buatku dan team secara keseluruhan, bahwa clients mengirim heavy complaint, alam tidak sedang berfihak, mentalitas attitude manusia Indonesia yang memble, infrastructure yang bobrok dan sebagainya dan sebagainya. Lengkap sudah penderitaan ini, apa lacur semua begitu sukar sekali terkendalikan.

Sebagai professional aku sangatlah memahami situasi seperti ini begitu sangat tidak ideal untuk semua pihak, namun kadang sepertinya kita sudah kehilangan makna penghargaan dan empathy pada sebuah proses komitmen pencapaian terbaik yang sudah diupayakan hanya karena kita semata-mata terjebak dalam lingkaran kapitalistik yang salah kaprah.

Tuhan telah menggariskan kepada umatnya adalah bukan serta merta menjadi kaya dan berhasil tapi lebih kepada untuk berusaha dan berikhtiar.
Aku dan teamku sudahlah berusaha terbaik yang bisa kami lakukan, namun apa daya seolah tangan terborgol kaki terpasung, semua tinggal menanti, memonitor, mengawasi dan melaporkan serta berdo'a. Adapun bila Tuhan berkehendak lain, apa yang harus kami lakukan selain meminta maaf bahwa usaha terbaik kami belumlah berhasil memenuhi satisfaction level semua clients.

Investigation Report, Rout Cause Analysis, Expert Choice, dan Corrective Action Program merupakan guideline yang kami wajibkan sebagai usaha ikhtiar optimis kami untuk tetap melangkah maju. Walupun resiko menerpa dengan waktu menjadi berkepanjangan bekerja di kantor ; isteri cemberut karena tak sempat lagi ada komunikasi ketika berada di rumah, anak-anak tak mengenal lagi ayahnya, kelelahan fisik yang teramat sangat, dan segala bentuk frustasi lainnya melanda semakin parah manakala segala daya upaya yang sudah kita lakukan justru menjadi bumerang, klaim di sini, makian di sana, komplain di situ dan kemurkaan dari segala arah.

Nah begitulah, some times... I have to realize that capitalism creates being a machine to all of us... ah itulah Buruh Kapitalis. Akupun kadang begitu.
Dan yang sesungguhnya, begitupun kami di sini sebagai penjual services, apabila pelanggan marah dan bisnis terhenti maka tanggungan dapur ngebul keluarga sangatlah menjadi concern paling utama. So, untuk apa kami merusak bisnis ini, selain apabila sudah di luar kehendak dan kemampuan kami ?

Kapitalis bolehlah kapitalis, dan dunia akan begitu indah bila kemasan pendekatannya dengan berpatokan pada partnership concept. Apa itu partnership concept ? Ah... akan menambah panjang saja rangkaian ini.... Namun pada intinya adalah :
Layaknya pasangan suami isteri, kita adalah satu team, yang tidak sedang bermusuhan, tidak sedang berkompetisi, dan tidak sedang saling menjatuhkan. Tapi kita adalah saling mengisi dan percaya karena dalam jalan serta tujuan arah yang sama. Seperti sebuah moto di Sunda yang cukup aduhai "Silih Asah, Silih Asih dan Silih Asuh"

Pokoknya Hidup PERSIB-lah....
Bandung BERHIBER ; Bersih Hijau dan BERHIBER lagi... Bersih Hijau dan BERHIBER... lagi...(Eh...tambah panjang ajah atuh....ini mah yah!)

salam
h@di Tea EUY!!!

Tuesday, March 08, 2005

Ganyang Malaysia, Selamatkan.....

"Ganyang Malaysia!!!"
"Kami siap Membela Tanah Air, Ganyang Malaysia"
Begitulah kira-kira tulisan yang terbentang diantara spanduk-spanduk yang direntangkan oleh para pengunjuk rasa.
Seluruh wajah terlihat marah dan kesal, tapi marah untuk siapa dan kesal untuk apa ?Dengan tema unjuk perasaan seperti ini agak sukar untuk mencari issue bahwa mereka adalah para "demonstran karir" alias yang berdemo untuk mendapatkan uang dari si pembuat skenario dan dalang dari unjuk perasaan tersebut.

Bangsa ini nyarislah berstatus bangsa yang porak poranda. Faktor endowment sebagai Kebesaran Illahi Robbi yang telah menaungi bangsa ini ternyata tidaklah membuat semuanya menjadi barokah dan apa lacur justru telah menjadi yang tersisihkan, terhinakan dan terporak porandakan.

Pengalaman-pengalaman beberapa waktu lalu berlancong ke beberapa negeri seberang, bahkan sempat membuat aku kehilangan kepercayaan diriku untuk mengakui sebagai orang Indonesia terutama pada masa terrorist isuue. Sialnya, secara anatomi aku terpatri sebagai contoh nyata (bukan contoh yang sempurna ya...) dari anatomi fisik manusia melayu/Malay yang bukan ras china. Sehingga apabila aku mengaku dari Malaysia atau Singapore logatku jelaslah kentara perbedaannya namun apabila mengaku Philipine bahasaku tidaklah sebagus mereka. Ketiga negara tersebut sebagai tempat pengakuanku selama ini.
Dan kemudian masanya, masalah itu datang manakala aku menyebrangi perbatasan Malaysia dan Singapore melalui darat dari Johor Baru, maka terantuklah aku disebuah ruangan imigresen Malaysia selama hampir dua jam tanpa jelas permasalahannya.
Berikut cuplikan, pertanyaan-pertanyaan yang membuat takjub dan tak masuk akal yang selalu ku jawab dengan pertanyaan balik kepada petugas :
+ "Where are you from ?"
- "excuse me, can you read my passport ?"
+ "What company are you working for ?"
- "Do you know the logistics company G&U Logistics Pte Ltd ?"
+ "No I don't laaah"
- "So, what for you asked then, huh ?"
+ "Who is your boss ?"
- "If I tell you abt my boss, do you think you will know him ?"

akhirnya lama-lama gedegh juga dia, dan pada sesi terakhir aku malah balik bertanya padanya :

- "Hey Pak, what the reason for all this thing ?"
+ "No Sir, Apologize, I only follow the instruction nhaa"
- "Tell me who has instructed you to do this ?"
+ "I am sorry Sir, Can not-lah..."
- "Who is your Boss ?"
+ "If I tell you abt my boss, aah do you think you will know him ?" (Eh, dia pake jawaban gue sebelomnya)

Dan ternyata dia lebih gedheg lagi mendengar seluruh pertanyaan ku, dan akhirnya :

+ "Okey lah, everything is fine, You could continue the trip to Singapore haa and becarefull ya.."

Note :
+ Petugas Imigresen Malaysia
- Saya

Sekarang, karena keserampangan para pemimpin negeri dalam menahkodai Bangsa yang besar ini, kenistaan telah menghantui kehidupan berbangsa bagi kita semua. Semua adalah buah dari kesembronoan kita dalam melindungi batas wilayah, batas kemanusiaan, batas keadaban dan batas kebanggan berbangsa dan bernegara.

Padahal, aku sangatlah mengidolakan si Siti Nurhaliza, si lady with inner beauty. Dan jikapun aku diwajibkan mengikuti program bela negara aku akan menuliskan dispanduk sebuah kalimat :

"Ganyang Malaysia, Selamatkan Siti Nurhaliza"

Namun sesuai lantunan lagunya Siti, sebagai sesama serumpun melayu, tentunya Mengobrolkan masalah di meja perundingan kek, di warteg kek, di cafe kek itu haruslah didahulukan daripada otak dungu emosional sesaat.

Takkan Mungkin kita bertahan
hidup dalam kesendirian
panas dingin hujan badai
kita lalui bersamamu...........

"Ganyang Koruptor, Selamatkan Siti Nurhaliza" (euh..mani keukeuh..) ini baru tanpa kompromi.
salam
h@di tea EUY!!!

Saturday, February 26, 2005

Apa nih Apa tuh ?

+ " Hiiy...jijik... Ayamkan suka makan makanan yang gak jelaskan Yah?"
- "Maksudnya ?" begitu aku bertanya balik pada pertanyaan yang terlontar dari anakku yang sedang hendak menyantap ayam goreng Ny. Suharti
+ "Iya maksudnya aku, bisa ajakan ayam makan makanan yang haram" papar anakku yang memiliki tingkat kritis melebihi anak seusianya
- "Bisa juga apalagi ayam kampung yang bebas berkeliaran"
+ "Berarti daging ayamnya yang Urel makan juga haram dong Yah ?" tanya anaku lebih lanjut
Tertegun aku menyimak balik percakapan dengan Putri semata wayangku, Aurelia. Pertanyaan-pertanyaan tersebut akan semakin sering terlontar dari seorang Manusia kecil yang sedang tumbuh dan mengenal dunia nyata ini, yang kadang-kadang kita sebagai orang tua menjadi gelagapan dan tergopoh untuk menjawab pertanyaan yang biasanya kita anggap sederhana dan tak terduga tersebut.

+ "Bunda, Nabi Adam dan Siti Hawa kulitnya warnanya apa Bun ?" suatu sore di acara nonton televisi bersama antara isteri dan anakku yang sedang menayangkan tayangan agama bercerita tentang kelahiran manusia ke dunia.
- "Mungkin sama dengan warna kulitmu sayang" begitu jawab Isteriku walau dia sendiri terlihat tidak yakin kebenaran jawabannya
+ "Akukan kulitnya berwarna coklat, tapi kenapa Oom Samuel kulitnya berwarna Hitam trus Tante Lindsey kulitnya berwarna putih?" begitu pertanyaan lanjutan spontan anakku yang mempertanyakan temen-teman keluarga kami yang berasal dari beberapa ras.
- "Wah, iya kenapa yah ? Bunda sendiri belum tahu jawabannya Sayang, Maap yah" jawab Isteriku pasrah
+ "Yaaah..." Aurel terlihat cukup kecewa
- "Bunda janji nanti kita sama-sama tanya Ayah, mungkin Ayah tahu jawabannya" Begitu papar isteriku mencoba meredam kekecewaan Putri tunggalnya itu.
Pada saat mendapat kesempatan isteriku langsung mencari handphonenya dan memberitahu akan pertanyaan tersebut untuk segera dicarikan jawabannya sebelum aku pulang ke rumah.

Demikian ilustrasi yang bisa aku bayangkan pada anakku suatu saat nanti dia tumbuh dan memulai interaksinya dengan dunia nyata, siapkah aku sebagai orang tua ? Harus !!!
Karena aku dan isteriku tidak menginginkan feudalism education system (sistem pendidikan jaman Kumpeni) seperti layaknya orang-orang tua kita dahulu kala menerapkannya kepada kita di masa kecil.
Berbahagialah anda yang memiliki buah hati yang memiliki tingkat kritis yang baik, karena itu merupakan cerminan wawasan yang sedang terbentuk didalam dirinya. Saat ini aku sudah melihat tingkat kritis dan cerewetnya dari anakku tercinta, dan melihat itu semua aku selalu tersenyum dan tersadar bahwa itu adalah buah diferensial alias turunan dari karakter orang tuanya masing-masing.
Mungkin beginilah komentar dari teman-temannya nanti melihat kebawelan dan kekritisan anakku di lingkungan bermainnya :
"Pantes aja begitu, lha Bapaknya tukang protes trus ketambah Ibunya pun dari Batak, wah lengkap sudah".
Alhamdulillah, itulah karunia Illahi selanjutnya terserah kami untuk mengikhtiari agar semua potensi tersebut menjadikan hasil yang positif dan barokah untuk kita semua.

Apa pengalaman kalian dengan anak-anakmu tercinta ?
dan jangan lupa bantu aku untuk menjawab dua pertanyaan di atas yah...

salam
h@di tea EUY!!!

Tuesday, February 22, 2005

Haruskah kita menjadi sangar ?

+ "Baik kalo begitu, kita ngobrol sebagai dua pria dewasa dan bukan antara bapak dan anak lagi"
- "Okey, terima kasih Pak" begitu jawabku tegas atas tawaran dari bapakku mengenai bagaimana seharusnya cara kita berkomunikasi antara satu dengan yang lain.
Percakapan tersebut pernah terjadi sekitar di pertengahan tahun 1990-an, pada saat perjanjian perdamaian antara aku dan ayahku yang hampir dua tahun tidak berkomunikasi satu dengan yang lain karena gengsi dan egoisnya masing-masing.

Flash back kebelakang mengenai permasalahan yang terjadi adalah karena sebagai anak laki satu-satunya bapak menilai aku tidak bertanggung jawab atas pilihan hidupnya sendiri memilih universitas yang asal-asalan pada saat UMPTN, sehingga aku muda mengajukan mogok kuliah. Menurut bapaku, Aku adalah tipe manusia pecundang. Bahkan pada saat berita keterimanya aku di UMPTN dulu, ayahku merespon melalui telpon dengan sangat bloon dan culun : "Universitas apa itu ? dimana ?", "Ooooh....", "Terserah kamu mau diambil atau tidak ?"

Ayahku termasuk orang tua jaman baheula yang menerapkan disiplin tinggi, jaga wibawa, kadang main fisik. Yah...yah agak-agak tipe feodal. Namun dari semuanya itu, buah dari hasil cara pendidikan bapakku sangatlah terasa manakala aku menginjak usia dewasa dan harus menjalankan kehidupanku yang mandiri. pengalaman-pengalaman didikan keras dulu sangatlah terngiang dalam benakku sepanjang hidupku, seperti contoh ;
1. Pada saat TK (Taman Kanak-Kanak) aku pernah diikat di pohon depan rumah dan disabet pake sebatang lidi (bukan sapunya lho) karena ketahuan merokok sisa puntung rokok bapaku sendiri,
2. kelas 3 SD di sabet pake sendal kulit jawa (belinya di pasar Bringharjo) dan disuruh tidur dan dikunci di kamar mandi semalam suntuk gara-gara aku tidak mau minum obat cacing yang jaman baheula warnanya hitam dan baunya a'udzubillah,
3. SMP kelas 2 wajib les tenis lapangan setiap jam 2 siang 3 kali seminggu dan setiap latihan Hari Minggu bapaku lebih pelatih dari pada pelatihnya sendiri, pemanasan lari keliling lapangan, push up, sit up dll, pokoknya dilarang menyentuh raket sama sekali hingga aku pingsan dengan sukses,
4. SMP kelas 3 di hukum tidak boleh bawa kendaraan baik sepeda, motor maupun mobil dan wajib naik angkutan umum karena aku menabrakan mobil bapaku ke tembok pager rumah sebelah,

Hal yang paling berkesan adalah hukuman fisik terakhir dari bapaku, yang terjadi pada saat aku SMA kelas 2 gara-gara pinjam mobil untuk apel namun sayang aku terlambat pulang dan tiba di rumah.
+ "Dari mana Kamu ?" tanya bapakku sangar

- "Rumah temen Pak,Bapak jadi pergi ke Bandung?"tanyaku polos
+ "Jam berapa ini ? tampang Bapaku tambah garang
- "Jam 12 Pak" aku mulai ndheregdheg dan ketambahan malu karena di ruang tamu teman-teman kantor bapak yang mau pergi ke bandung juga mulai melihat kejadian anak dan bapak di depan garasi mobil
+ "Jam berapa ?" bentakan tambah meninggi sambil menyodorkan jam tangannya
- "Jam 12 Pak"
+ "Jam berapa tepatnya ?" Bapak sudah mulai berkacak pinggang
- "Jam 12 lebih 2 menit Pak" aku semakin menundukkan kepala
+ "Jam berapa kamu janji pulang ?"
- "Jam 12 Pak"
+ "Jadi ?"
- "Saya terlambat 2 menit pak dan sudah tidak menepati janji" PLAK...PLAK...pipi kiri dan kanan menerima hadiah sama rata.

Begitulah kira-kira tipe pendidikan Bapakku pada masa aku kecil dan remaja dulu, yang sangat jarang sekali aku temui tipe sejenis diterapkan oleh orang tua jaman sekarang termasuk diriku sendiri. Pendekatan pendidikan sekarang adalah demokratis dan komunikatif sementara dulu adalah tipe feodal top down.
Jaman aku kecil sepertinya Bapak adalah figur sangar yang ditakuti, dan sepertinya ini pun berlaku bagi temen-temen seangkatanku dulu. Anda punya cerita masa kecil ? sok atuh sharing.

Tapi aku berterima kasih atas pola pendidikan tersebut, tanpa pola pendidikan itu mungkin aku tidak menjadi yang seperti sekarang ini.
Nah Ulel sayang Ayah sudah tidak akan pake sistem cetar-cetar lagi kayak eyang dulu, jadi Ulel halus jadi anak baik yah.

salam
h@di tea EUY!!!

Monday, February 21, 2005

Ngobrol Yok

Kasus "Ustadz di Kampung Maling" telah mencuatkan sebuah fenomena yang menyedihkan dalam kegiatan berbangsa di negara ini. Dua pribadi yang mewakili institusi Pemerintahan dan kerakyataan ternyata telah memberikan sebuah gambaran nyata ; ya hanya sebegitulah peradaban bangsa kita tercinta.
Saya pribadi berkeyakinan bahwa semua atau kedua belah pihak baik pak Jagung dan Pak Legislatif itu pada dasarnya ingin berbuat baik untuk bangsa ini, namun apa lacur kedua individu ini masih sangat lemah dalam hal communication skill. Apa pasal ?

Komunikasi menurut ilmunya adalah pertukaran informasi, yang memiliki 4 unsur dasar yaitu ada pengirim (sender), ada penerima (receiver), ada media dan ada informasi. Agar proses berkomunikasi itu baik maka diperlukan kehebatan dan kemampuan dari tiga unsur dalam berkomunikasi. apa itu ? jelas, sistematis, akurat, dan valid. Namun ada satu hal yang masih kurang menurut pendapat saya adalah Empathy. Jelas, sistematis, akurat dan valid itu condong pada cerminan tolok ukur professional kapitalis dan agak kurang pro terhadap peradaban humanis alias adab manusia. Seharusnya si sender informasi itu juga memiliki empathy karena yang sedang kita bicarakan adalah komunikasi antar manusia, begitupun si receiver sudah seharusnya memiliki keahlian mendengarkan dengan baik yang beremphaty. Dan unsur ketiga Media bukanlah hal sumber dispute dalam hal kasus "Ustadz di kampung Maling"

Menurut pengertian "Ustadz di kampung maling" bisa berarti sebuah sanjungan dan juga tantangan bahwa seorang ustadz berada di kampung yang belum beradab sehingga dengan keustadzannya maka incumbent diharapkan bisa merubah dan memperbaiki kampung tersebut kecuali sudah terjadi devaluasi dari arti ustadz. Namun bisa pula berarti lain ketika ada orang memiliki pendekatan sudut pandang yang berbeda semisal penekanannya di kampung maling, secara hukum untuk menentukan maling atau bukan maka pengadilanlah yang berhak menentukan.

Inilah peradaban bangsa kita, yang mana kita belum cukup kompeten dalam hal berinteraksi dan berkomunikasi sesuai adab yang baik, karena fondasi sistem pendidikan kita belumlah memberikan kesempatan pada kita dan anak-anak kita untuk belajar seni berkomunikasi sejak dini, yang ada sekarang adalah sistem top down capitalistic education, yang mana ketika guru bilang A maka murid harus A dan apabila murid berpendapat B maka murid salah dan dihukum. Pola ini menciptakan image tolok ukur kapitalis dimana anak yang pinter sempoa, bahasa inggris, matematik dll adalah yang paling hebat sementara pembelajaran seni, budaya dan adab terpinggirkan secara kelembagaan.
atau dengan kata lain saya menyadari Moral etiquette education di sini, Bangsa kita ini sangatlah miskin.

Ah...serius sekali saya berbicara hari ini, tapi itulah hakikat berwarganegara.Sumbangsihku hanyalah, Aku akan berusaha sekuat apa yang aku bisa sebagai orang tua untuk dapat memberikan keleluasaan dalam pola berfikir bagi anak-anakku kelak dengan naungan seni dan adab baik agama maupun dunia yang takan tersisihkan. Agar kelak kita bisa mengobrol dengan hati sehat dan bersih dengan siapapun.Yok, kita ngobrol ....
salam
hadi tea EUY!!!

Friday, February 18, 2005

Selamat Berduka Oh Sahabatku

Transparansi Indonesia telah mengeluarkan hasil surveynya terkait dengan judul Terkorup.
Ternyata juaranya untuk katagori Kota adalah si Bang Yos punya kuasa alias Jakarte dan untuk katagori instansi adalah Beacukai dan runner up adalah Pajak.

What's wrong with that ? Nothing wrong for me and no wonder gitu looh...

Jakarta, karena 75% perputaran uang di Indonesia masih berada di Jakarta dan Untuk Beacukai dan pajak dua-duanya masih berada di bawah naungan Pak Mentri yang asli tasik alias Mentri Keuangan.

Pertama-tama saya mengucapkan Selamat kepada kota dan Instansi terkait (Ingat loh untuk hal buruk lebih mudah mempertahankan dan apalagi merebut juaranya tapi bertolak belakang untuk hal yang baik yaitu tidak mudah untuk direbut tapi untuk mempertahankan sangat-sangat susah).
Yang kedua saya mengucapkan Astagfirullah dan turut berduka cita bagi rekan-rekan saya yang telah terjebak didalamnya (itupun bagi yang merasa terjebak kalo yang menikmati mah ya saya pan tidak perlu mengucapkan duka citanya, they took the risk for they are knowing what is the risk will be).
Yang ketiga saya mengucapkan turut bersedih, karena semua yang menjadi jawara adalah instansi-instansi yang sangat dekat dengan company business field dimana saya bekerja.

Kenapa saya harus bersedih ?
1. Karena dalam keseharian bekerja saya harus menghadapi pil pahit mendengar cerita-cerita dan kejadian miring prilaku aparat dan birokrat
2. Untuk hal-hal tertentu akhirnya saya mengijinkan untuk melakukan suap karena kondisi yang mengharuskan hal tersebut (lha mintanya terang-terangan jeh dan pake acara meres dan ancaman fuich!)
3. Saya akhirnya menjadi parno apabila bertemu dengan orang berseragam.
4. Saya akhirnya suka menilai miring ama keluarga dan temen-temen saya sendiri yang berasal dari kalangan tersebut di atas.
5. Karena sudah mulai terlibat menyepelekan adab dan norma terkadang saya pun melakukan korupsi dalam bentuk lain seperti waktu, fasilitas kantor namun mudah-mudahan tidak untuk materi. (candu itu berat loh sedikit tapi nagih terus, Ingat itu!!!)

Yang membuat saya Jengkel :
Bang Yos dan Pak Mentri keuangan Yusuf Anwar, berkomen begini :
1. Bang Yos bilang : "Itu pasti respondennya para pengusaha yang nggak dapet tender"
2. Pak Anwar bilang : "Saya tidak perduli terhadap hasil survey tersebut"

Lha yang namanya korupsi di Indonesia dan pelaku korup sang para jawara tersebut sudah menjadi rahasia umum bukan cuman tingkat nasional tapi juga tingkat internasional. Bukannya hasil survey tersebut untuk segera ditelaah, dikaji, diinvestigasi dan dibenahi kok malah apatis dan skeptis. Apakah itu sikap seorang pemimpin ?

Saya jadi ingat tulisan saya dulu berjudul "Dan Setanpun.....Ketakutan!!!" Yang intinya bercerita setan di Indonesia sangat ketakutan, mengapa ? (begini cuplikannya)

"Bahwa hakikat setan diturunkan ke dunia ini oleh Tuhan adalah untuk menggoda manusia agar mereka menjauhi apa yang diajarkan agamanya tentang ke Tuhanan dan kemanusiaan. Tapi apa lacur yang terjadi di Indonesia, Setan tidak perlu bekerja keras untuk menjalankan tugasnya karena justru manusia mendatanginya untuk meminta segala petunjuk untuk maksud tujuan setan diciptakan. Dari sisi setan tentulah mereka mendapatkan nilai dan pahala yang terbaik kelak karenanya. Atau dengan kata lain...Bravo Setan, Anda adalah pemenangnya!!!"

Di Indonesia, setan mendapat tempat istimewa. Cukup duduk di kursi, manusia berebut menemuinya dengan berbagai kepentingan. Setan pun tak perlu kerja keras untuk memperdaya manusia, karena sebagian besar tugasnya telah diambil-alih manusia.

Justru karena begitu setan mengkerut takut, sekarang ini. Alasannya, pembunuhan di sini, pemerkosaan di sana, pertikaian dimana-mana, peperangan bergelora, Korupsi merupakan kebanggaan dan segala penjelmaan setan lainnya. Akankah itu menjadi pertanda kiamat. Nah, di sinilah ketakutan setan. Sebab, jika kiamat terjadi, setanlah yang pertama sekali dan di depan mempertanggungjawabkan dengan menempati neraka.


Tapi kalo diibaratkan sales executive setan-setan di Indonesia itu pasti dapat award tiap bulannya dari lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa-ne Setan sejagat.
Terus siapa yang menjadi agennya ?

wallahualam....
Semoga kedepan lebih barokah lagi untuk kita semua.

wasallam
hadi

Friday, February 11, 2005

Bulan Cinta (Apa Iya Sih ?)

"thanks kue nya, sesuai permintaan .... ma acih ya ... aku senang banget .... tapi mawarnya mana ?" :-))
Sekelumit kalimat dari colleagueku, sehubungan dengan pengiriman paket entertain yang biasa dilakukan sebagai appreciation effort dari kerjasama bisnis yang sudah terjalin dengan mulus di tahun-tahun sebelumnya dan semoga menjadi lebih baik jalinan itu di tahun-tahun selanjutnya.

Tapi kenapa ada embel-embel "Mawarnya mana" Yah ? trus pake acara dilengkapi dengan icon :-)) lagih, padahal saya belom pernah bertemu muka dengan beliau. uuuh...jadi Ge Er sayah.
Kalimat terakhir "Mawarnya mana" tak pelak lagi karena terkait dengan Bulan February ini sebagai Bulan cinta bagi sebagian khalayak kita, mengapa ?
Yup !!! anda betul karena tgl 14 February ini adalah hari Cinta kasih alias valentine day (bagi yang mengikuti loh)

Cafe-cafe, bank-bank, warnet-warnet, mall-mall dll, seolah sedang berlomba menampilkan promo valentine day untuk mem-push omzet jualannya mereka. Tak lupa bagi para kaum bujang baik yang ting-ting maupun yang lapuk...ah..Mari-mari ramai-ramai jualan !!!

Terus, bagaimana atuh nasib seperti saya ini yang sudah memiliki buntut ini ?
+ "Bunda, valentine day-nya mo dirayain nggak ?"
- "Emang mau ngapain Yah ?" singkat dan padat jawab isteriku
+ "Ya, ngapain kek...kayak kita waktu masih pacaran dulu begetooh ?" balasku ngotot
- "Idih...kayak anak ABG ajah..."

Ah...memang waktu berjalan begitu sangat cepat berlalu, dulu dimasa jaya-jayanya (cieh deh), acara-acara seperti ini telah menjadi bagian kecil aktifitas bujangku, baik dilakukan dengan elegance, romantis, bahkan hingga yang berjenis norak-norak bergembira. Sementara cintaku sekarang sudah terbagi menjadi cinta segi tiga, Aku, Isteriku dan Anakku. Eh nggak ding, cintaku sudah bertumbuh menjadi segitiga dibandingkan dulu yang cuman cinta linier aku dengan diriku saja.

Bulan February tahun jebot dahulu kala, pengalaman saya waktu masih ngejer-ngejer cewek bau kencur pernah membelikan dia se pot bunga mawar putih (bukan setangkai dan yg pink, Abis!!) beli di perkebunan di tawangmangu sak pot-potnya, trus ta' berikan kepada sang pujaan hati dengan surat bertuliskan :
"Tolong rawat bunga ini agar tetep hidup, jangan sampe mati yah" salam dari yang mengharapkanmu.
Apesnya, ngasih bunga itu pas lagi mau liburan kuliah, dan dua minggu berikutnya saya tanya :
+ "Gimana mawarnya ?"
- "Aduh maap lupa kemaren pas pulang kampung ditinggal di kamar...."
+ "So....?" desakku
- "Jadi mati nggak disiram hampir 2 minggu....."

Euuh...ini mah nggak niat cewek teh, udah capek-capek bawa pot kembang di bus umum ealaaaah.....cuman bertahan segitu ajah.
Dan ternyata, si cewek bau kencur yang lagi saya kejer-kejer itu juga mikir :
"Ih, dasar gila... mo jadi pacar apa mo nyuruh jadi tukang kebon sih....?"

Mawar mati cinta ditolak !!! euh...jomlo lagih atuh saya teh...nasib-nasib...."


Sekarang, emang kamu pernah bikin apa pas valentine-nan ? ah...pokoknya pasti norak-norak bergembira deh...

salam
hadi tea EUY!!!

Pertanyaan sambil lalu yg menohok

+ "Kurang apa sih Kamu ?"
- "Banyak..." begitu jawabku
+ "Ah... apanya yang kurang? ganteng (yang ini boong), punya karir, mobil okeh de el el"
- "So....?" (anak gaul bilangnya : So what gitu looh ?)
+ " Kok masih bujangan aja sih ?"
JRENG...JRENG...... Genderang perang mulai tertabuh.... ENG ING ENG...
Percakapan dahulu mana kala aku masih membujang, di sebuah ruangan cafe di salah satu mall di jakarta selatan

Aku mencoba memahami bahwa pertanyaan tersebut dari para sahabatku hanyalah sekedar sebuah pertanyaan sambil lalu, joke untuk membuang jenuh sambil menanti pesanan disajikan oleh para pramusaji. Namun apa daya luka telah tergores dalam hati atas joke itu.

meski berstatus sebagai anak gaul yang periang, posisi demikian cukuplah merepotkan. Apabila reaksi kita marah, hanyalah akan membawa menurunkan derajat kita yang memang sudah dan sedang apes masih ngejomlo hingga seumur ini. Aku pernah membaca sebuah buku mengenai kecerdasan emosi (EQ) ternyata ada caranya untuk menghadapi pertanyaan menohok tersebut, namun ya sangat conditional sekali artinya tidak ada kamus standard how to answer a kind questions like that.

+ " Pak Hadi yah ?" seorang ibu yang sepertinya mendapat tugas untuk menjemputku di bandara Sepinggan Balikpapan memeperkenalkan diri dengan senyum akrabnya
- " Iya saya, dengan Mbak Noni ya ?" menyodorkan tangan sebagai tanda perkenalan
+ " Wah, ta' fikir bapak ini tinggi besar dan agak hitam gituh....hehehe"
- "Lho, kok bisa ngebayanginnya begitu yah ?"
+ "Abis ditelpon suaranya berwibawa banget sih (huaaa), kayak bapak-bapak sudah berumur..." - " Masa sih ?" (sambil dregdegan keuheul pisan.....tapi muka tetep dipasang senyum Bow... hwataw!!!)
+ "Iya, Abis kayaknya galak banget gitu loh, eh ternyata masih kanak-kanak..eh...maap lho Pak" sambil senyum-senyu gituh tanpa dosa
(Bathinku menjerit.... "cengar-cengir kayak yang cakep aja lo ah, sialan ...hemm gerrrrrr" !!! muka tetep setel senyum...)
- "Ya, alhamdulillah atuh Ibu kalo sudah disangka begitu mah, tapi menurut saya mah seorang laki-laki itu nggak perlu tinggi besar tapi yang penting panjang....hahahaha" jawabku sekenanya sambil bercanda
+ "Ih...bapak porno deh..." si Mbak Noni tersenyum simpul dengan semburat warna merah mukanya menutup malu yang tersisa.

Yah, setidaknya aku telah berhasil mengeliminasi suasana yang menohok jiwaku menjadi suasana canda dan tawa, dalam mengarungi tugas hari pertamaku di Balikpapan sekitar satu setengah tahun yang lalu. Kenangan itu masih terasa apabila aku hendak kembali mengunjungi Kalimantan Selatan yang penuh dengan durian palsu bernama lea.

Hanya kekuatan mental dan kecerdasan emosi yang bisa mengusir rasa sakit hati dengan segala tabiat masyarakat Indonesia pada umumnya yang bersifat sociaty very care, dan saking care-nya kadang sering kebablasan jadi reseh alias tengil.

coba simak beberapa pertanyaan sejenis :
=> "Bapak Ibunya putih, anaknya kok hitam ya ?"
=> "Mas, si eneng itu adiknya apa pacarnya ? kok lebih tinggi pacarnya sih ?"
=> "Putrinya kok rambutnya agak lain yah, nurun dari siapa nih Jeng ?"
=> "Anaknya bulik sudah menikah semua loh, kamu kok belum menikah juga sih Nduk ?" dan yang lain-lainnya sejenis.

Anda pernah menghadapi pertanyaan tersebut ?
Sok atuh share cerita ama sayah yah


salam
h@di tea EUY!!!
Selamat tahun baru 1426 H dan juga gong xi fat choi yah....

Thursday, January 20, 2005

Tidak Sesuai Dengan Brosur

Tria :”Mo ngambil ID card yah ?”
Aku :”Betul Mbak, maap dengan Mbak Tria yah ?”
Tria :”Iya, saya. Masnya suruhannya Mas Hadi yah untuk ambil ID card ?”
*&^%^$#..Twe..weng….. GEDBRUKS!
Aku : “Maap, saya yang punya kartu itu Mbak Tria, kaget yah ?”
Tria : “ he eh….eh…maap…saya pikir…(@#$#@) abis beda sih”
Aku : “Ndak papa, any way makasih loh mbak, kalo sampe hilang saya pasti susah untuk absen di kantor”
Tria : “Tapi bener loh Mas, maap banget, saya ndak bermaksud….”
Aku : “It’s okay Mbak, lha wong ini sudah sering terjadi kok, kalo tampang saya itu selalu tidak sesuai dengan brosurnya hehehe”

Dua minggu yang lalu, Aku memang sempat kehilangan kartu Identitas karyawanku yang entah jatuh dimana tahu. Selang beberapa hari kemudian seorang wanita yang terakhir kemudian aku datangi di sebuah kantor elite di kawasan segitiga emas Jakarta bernama Tria Namarina menelpon aku bahwa dia menemukan kartu identitas dan absen ku lengkap dengan fotonya yang sangat indah dipandang mata itu (pokoknya ganteng banget deh).

Mengenang kejadian tersebut, aku selalu teringat dan tersenyum akan diriku sendiri. Betapa bangganya aku dengan gambar diriku itu sebagai bahan promosi diri mulai dari kartu Employee, KTP, CV dll pokoknya sebisa mungkin harus mengunakan foto gambar itu.

Semua berawal dari sebuah counter foto digital di Blok M plaza (sekarang sudah banyak dimana-mana ada) 3 tahun yang lalu dan aku masih bujangan. Aku hanya bilang ama mas-mas fotografernya dan designernya, tolong dibikin biar tidak sesuai dengan brosur nih alias brosur lebih mantap dari aslinya hehehe. Pengorbananku untuk itu semua adalah 1 noktah hitam di mukaku hilang seharga 1500 rupiah.

Kuisnya adalah berapakah jumlah noktah hitam di wajahku yang harus dihilangkan :

a. 4 noktah 1 jerawat 3 bisul
b. 5 noktah 7 jerawat 10 kutil
c. 2 noktah 2 jerawat 3 codet
d. semua total penjumlahan jawaban di atas adalah benar

Jawaban ditunggu secepatnya dan pengumuman pemenang akan dimuat di website ini dalam waktu yang akan datang.

Salam
h@di tea EUY!!!


Saturday, January 15, 2005

Ritual

Lama sudah tak ada rangkaian kata dan cerita kisah, Semua karena kewajiban menjalankan ritual hidup sebagai buruh kapitalis. Setelah beberapa perjalanan dinas dan beberapa project calculation yang harus diselesaikan.
Apa yang bisa kuambil sebagai makna ritual ini ?
Capek, senang, kesal, berat, optimis, frustasi dll semua tercampur baur. Dan satu yang bisa menghapus segala penat itu hanyalah Keluarga.

Salam
hadi