HK is for Hadi Kuncoro

My photo
A Friend, Husband & Father! Time is always change and so does the world! House of Changes by HK is there to partner with you to share, brainstorm and dreams. We build a new pardigm for a better life and society. I do invite you to encourage ourself to lead the changes! Hadi Kuncoro

Monday, March 21, 2005

Silih Asah, Silih Asih dan Silih Asuh


+ "That's your problem not mine Pak!!"
- "For sure Ibu,... itu sudah pasti manjadi tanggung jawab kami namun sedikit klarifikasi bisa saya sampaikan..... "
+ "Aaah...I don't care lah..." Brakk!!!... gagang telepon terbanting dengan suksesnya.
- Degh....gerrrr.............. (sambil ngelus dada... umugi diparingi sabar ingkang Gusti Alloh)

Note :
+ : Customer
- : Aku

Begitulah kadang kapitalistik menjadikan kita seperti layaknya mesin produksi yang ter set up secara sistemik robotis. Beberapa minggu terakhir ini situasi yang sangat frustasi buatku dan team secara keseluruhan, bahwa clients mengirim heavy complaint, alam tidak sedang berfihak, mentalitas attitude manusia Indonesia yang memble, infrastructure yang bobrok dan sebagainya dan sebagainya. Lengkap sudah penderitaan ini, apa lacur semua begitu sukar sekali terkendalikan.

Sebagai professional aku sangatlah memahami situasi seperti ini begitu sangat tidak ideal untuk semua pihak, namun kadang sepertinya kita sudah kehilangan makna penghargaan dan empathy pada sebuah proses komitmen pencapaian terbaik yang sudah diupayakan hanya karena kita semata-mata terjebak dalam lingkaran kapitalistik yang salah kaprah.

Tuhan telah menggariskan kepada umatnya adalah bukan serta merta menjadi kaya dan berhasil tapi lebih kepada untuk berusaha dan berikhtiar.
Aku dan teamku sudahlah berusaha terbaik yang bisa kami lakukan, namun apa daya seolah tangan terborgol kaki terpasung, semua tinggal menanti, memonitor, mengawasi dan melaporkan serta berdo'a. Adapun bila Tuhan berkehendak lain, apa yang harus kami lakukan selain meminta maaf bahwa usaha terbaik kami belumlah berhasil memenuhi satisfaction level semua clients.

Investigation Report, Rout Cause Analysis, Expert Choice, dan Corrective Action Program merupakan guideline yang kami wajibkan sebagai usaha ikhtiar optimis kami untuk tetap melangkah maju. Walupun resiko menerpa dengan waktu menjadi berkepanjangan bekerja di kantor ; isteri cemberut karena tak sempat lagi ada komunikasi ketika berada di rumah, anak-anak tak mengenal lagi ayahnya, kelelahan fisik yang teramat sangat, dan segala bentuk frustasi lainnya melanda semakin parah manakala segala daya upaya yang sudah kita lakukan justru menjadi bumerang, klaim di sini, makian di sana, komplain di situ dan kemurkaan dari segala arah.

Nah begitulah, some times... I have to realize that capitalism creates being a machine to all of us... ah itulah Buruh Kapitalis. Akupun kadang begitu.
Dan yang sesungguhnya, begitupun kami di sini sebagai penjual services, apabila pelanggan marah dan bisnis terhenti maka tanggungan dapur ngebul keluarga sangatlah menjadi concern paling utama. So, untuk apa kami merusak bisnis ini, selain apabila sudah di luar kehendak dan kemampuan kami ?

Kapitalis bolehlah kapitalis, dan dunia akan begitu indah bila kemasan pendekatannya dengan berpatokan pada partnership concept. Apa itu partnership concept ? Ah... akan menambah panjang saja rangkaian ini.... Namun pada intinya adalah :
Layaknya pasangan suami isteri, kita adalah satu team, yang tidak sedang bermusuhan, tidak sedang berkompetisi, dan tidak sedang saling menjatuhkan. Tapi kita adalah saling mengisi dan percaya karena dalam jalan serta tujuan arah yang sama. Seperti sebuah moto di Sunda yang cukup aduhai "Silih Asah, Silih Asih dan Silih Asuh"

Pokoknya Hidup PERSIB-lah....
Bandung BERHIBER ; Bersih Hijau dan BERHIBER lagi... Bersih Hijau dan BERHIBER... lagi...(Eh...tambah panjang ajah atuh....ini mah yah!)

salam
h@di Tea EUY!!!

Tuesday, March 08, 2005

Ganyang Malaysia, Selamatkan.....

"Ganyang Malaysia!!!"
"Kami siap Membela Tanah Air, Ganyang Malaysia"
Begitulah kira-kira tulisan yang terbentang diantara spanduk-spanduk yang direntangkan oleh para pengunjuk rasa.
Seluruh wajah terlihat marah dan kesal, tapi marah untuk siapa dan kesal untuk apa ?Dengan tema unjuk perasaan seperti ini agak sukar untuk mencari issue bahwa mereka adalah para "demonstran karir" alias yang berdemo untuk mendapatkan uang dari si pembuat skenario dan dalang dari unjuk perasaan tersebut.

Bangsa ini nyarislah berstatus bangsa yang porak poranda. Faktor endowment sebagai Kebesaran Illahi Robbi yang telah menaungi bangsa ini ternyata tidaklah membuat semuanya menjadi barokah dan apa lacur justru telah menjadi yang tersisihkan, terhinakan dan terporak porandakan.

Pengalaman-pengalaman beberapa waktu lalu berlancong ke beberapa negeri seberang, bahkan sempat membuat aku kehilangan kepercayaan diriku untuk mengakui sebagai orang Indonesia terutama pada masa terrorist isuue. Sialnya, secara anatomi aku terpatri sebagai contoh nyata (bukan contoh yang sempurna ya...) dari anatomi fisik manusia melayu/Malay yang bukan ras china. Sehingga apabila aku mengaku dari Malaysia atau Singapore logatku jelaslah kentara perbedaannya namun apabila mengaku Philipine bahasaku tidaklah sebagus mereka. Ketiga negara tersebut sebagai tempat pengakuanku selama ini.
Dan kemudian masanya, masalah itu datang manakala aku menyebrangi perbatasan Malaysia dan Singapore melalui darat dari Johor Baru, maka terantuklah aku disebuah ruangan imigresen Malaysia selama hampir dua jam tanpa jelas permasalahannya.
Berikut cuplikan, pertanyaan-pertanyaan yang membuat takjub dan tak masuk akal yang selalu ku jawab dengan pertanyaan balik kepada petugas :
+ "Where are you from ?"
- "excuse me, can you read my passport ?"
+ "What company are you working for ?"
- "Do you know the logistics company G&U Logistics Pte Ltd ?"
+ "No I don't laaah"
- "So, what for you asked then, huh ?"
+ "Who is your boss ?"
- "If I tell you abt my boss, do you think you will know him ?"

akhirnya lama-lama gedegh juga dia, dan pada sesi terakhir aku malah balik bertanya padanya :

- "Hey Pak, what the reason for all this thing ?"
+ "No Sir, Apologize, I only follow the instruction nhaa"
- "Tell me who has instructed you to do this ?"
+ "I am sorry Sir, Can not-lah..."
- "Who is your Boss ?"
+ "If I tell you abt my boss, aah do you think you will know him ?" (Eh, dia pake jawaban gue sebelomnya)

Dan ternyata dia lebih gedheg lagi mendengar seluruh pertanyaan ku, dan akhirnya :

+ "Okey lah, everything is fine, You could continue the trip to Singapore haa and becarefull ya.."

Note :
+ Petugas Imigresen Malaysia
- Saya

Sekarang, karena keserampangan para pemimpin negeri dalam menahkodai Bangsa yang besar ini, kenistaan telah menghantui kehidupan berbangsa bagi kita semua. Semua adalah buah dari kesembronoan kita dalam melindungi batas wilayah, batas kemanusiaan, batas keadaban dan batas kebanggan berbangsa dan bernegara.

Padahal, aku sangatlah mengidolakan si Siti Nurhaliza, si lady with inner beauty. Dan jikapun aku diwajibkan mengikuti program bela negara aku akan menuliskan dispanduk sebuah kalimat :

"Ganyang Malaysia, Selamatkan Siti Nurhaliza"

Namun sesuai lantunan lagunya Siti, sebagai sesama serumpun melayu, tentunya Mengobrolkan masalah di meja perundingan kek, di warteg kek, di cafe kek itu haruslah didahulukan daripada otak dungu emosional sesaat.

Takkan Mungkin kita bertahan
hidup dalam kesendirian
panas dingin hujan badai
kita lalui bersamamu...........

"Ganyang Koruptor, Selamatkan Siti Nurhaliza" (euh..mani keukeuh..) ini baru tanpa kompromi.
salam
h@di tea EUY!!!