HK is for Hadi Kuncoro

My photo
A Friend, Husband & Father! Time is always change and so does the world! House of Changes by HK is there to partner with you to share, brainstorm and dreams. We build a new pardigm for a better life and society. I do invite you to encourage ourself to lead the changes! Hadi Kuncoro

Thursday, October 07, 2004

Perjalanan Mengesankan dan makanan khas.... Part One

Semua berawal dari kegemaran berjalan. Jalaaannn terus sampai pegel.
Pengalaman Menarik sepanjang perjalanan dalam hidupku tertuang dalam rangkaian tempat-tempat terlalui.
Kenangan peristiwa, Makanan Khas dan keaslian Masyarakat heemmm...membekas membawa tumpukan cerita tuk selamanya :


Yogyakarta si Kota Gudeg Pelajar

Yogyakarta kota yang sangat mengesankan, karena secara kebetulan leluhurku berasal dari sana. Hampir setiap dua tahun sekali kunjungan bersama keluarga dengan rombongan mudiknya menjadi rutinitas hingga akhir-akhir menjelang aku berkeluarga.
Kebetulan desa tempat eyang tinggal bertetangga dengan desa Pak Harto tinggal di daerah Godean sana. Namun ada hal yang sangat beda karenanya, jalan-jalan, pagar-pagar dimana tempat keluarga Pak Harto tinggal begitu indah dan tertata dengan rapi. Pasar Godean, tak pernah luput dari kunjungan, goreng belut, keripik bayam heem...nikmat rasanya. Malioboro dulu begitu menjadi tempat favorit wajib kunjungan keluarga kami, Pasar Bringharjo dengan nasi pecelnya.
Satu hal yang berkesan manakala waktu lebaran berdempetan dengan Natal, kerukunan yang terjadi begitu indah. Penduduk muslim selesai sholat ied berpapasan dengan penduduk christiani yang baru dari gereja, bersalaman dan saling mengucap salam. itu bahkan masih terjadi pada tahun 2001 kemarin.
Kaliurang, hem...enaknya tamasya kesana, tak lupa makan tempe dan tahu bacem tak tertinggal ulen alias uli ketan hangatnya. Pada saatnya tempat kuliahku berdekatan dengan Yogya, kunjungan semakin sering dilakukan, beli buku di shopping, nongkrong di angkringan di alun-alun utara sambil liat kehidupan malam Jogja, judi koprok, sego kucing dll.
Stasiun Tugu dan Lempuyangan menjadi tempat favorit pusat perjalanan dari Jogja dan Solo apabila aku naik kereta api. Kalo naik bus tentunya turun di Janti terus melanjutkan perjalanan dengan bus kota. Tempat paling terkenal pada masa itu sebagai mini market adalah bernama Mirota (ada Mirota kampus dll).
Pengalaman yang menyejukan adalah pada masa hendak mendaki gunung Merapi dari arah desa Selo Boyolali, hem atmosfir keaslian penduduk begitu indah dan menawan.
Kalo mo cari penginapan atau guest house ya di daerah Prawirotaman atau di Sosrowijayan.
Pantainya adalah Parangtritis tapi biasa aja sih. Namun pengalaman mengasikan adalah menelusuri pantai selatan jawa tengah dan Yogya, Pantai Krakal, Parang tritis, hingga Baron.
Untuk oleh-oleh jangan lupa Kota Gede sebagai sentra perak, tapi ya cukup mahal lah. Dulu kota ini menjadi pusat Kerajaan Islam Mataram
.

Cirebon Si Kota Udang

Kota kedua sebagaimana tempat leluhur kami dari pihak ibu berasal adalah Cirebon alias Gerage menurut babad. Selama aku sekolah SMP di jalan Siliwangi dekat dengan kantor walikota dan SMA di jalan Wahidin banyak hal yang pasti aku rindu manakala aku kembali ke kota itu. Nasi jamblang (paling ngetop adalah Mang Dul punya), Empal gentong, tahu gejrot, nasi lengko, krupuk mlarat dan tak lupa sate kalong (masih ada nggak yah ?). Pengalaman berkesan adalah tahun 1995 (kalo nggak salah). Masa liburan lebaran, seluruh keluarga besar berkumpul di Cirebon. Salah satu adik dari ibu adalah seorang novelis dan jurnalis mengajak kami untuk menelusuri kehidupan malam di sekitar keraton kasepuhan. Kami nongkrong di sana sambil ngobrol ngalor ngidul, ditemani teh poci dan nasi jamblang. Tempat makan bubur kacang 24 jam favorit adalah di jalan Moh. Toha. Sekarang ada PUJAGALANA alias Pusat jajan Sagala Ana (katanya udah bangkrut yah), tempat makanan khas Cirebon dijual berada di By Pass dekat Stadion Bima Sunyaragi dan satu lokasi dengan Tempat wisata Gua Sunyaragi. Di jalan Siliwangi sebrang Yogya Dept. Store adalah tempat jajanan bisa di coba di situ dan untuk beli buah-buahan, ikan asin dan lain-lain bisa juga dicoba di pasar Kanoman.
Beli furniture dari rotan ? Daerah Plered merupakan sentra usaha industri maupun rumahan Rattan Furniture. Ikan Asin jambal, syrup campolai dan kerupuk udang jangan lupa sebagai oleh-oleh. Bisa dibeli di toko di Pasar pagi Cirebon. Lapangan Kejaksan yang membawa kesan, karena di sana tempat kami bermain bola dan juga tempat biasa dipalak (kiriskuh ditrek maning jeh) pada saat jam pergi atau pulang sekolah ah sial. Hey masihkah baso Ampera ?
Event yang cukup rutin adalah Acara panjang jimat alias Muludan, satu kali seumur hidup kami sekeluarga mengunjungi acara tersebut dan tidak pernah lagi karena trauma dicopet lagi hehehe.
Terakhir berkunjung, ternyata perkembangan Cirebon yang begitu pesat Mall-mall bertambah mulai yang tadinya hanya Yogya Dept Store di jl Siliwangi sekarang sudah ada Cherbon Mall berseberangan dengan pabrik rokok BAT (kang Ipin and Iponk) serta Gerage Mall di seputaran Gunung Sari.
Alternative daerah tamasya adalah ke arah Kuningan, mulai dari spa sangkanhurip sampai pemandian kolam Cibulan dan tak lupa tempat bersejarah untuk Bangsa ini adalah Linggarjati. Ciri khas bahasa dari Cirebon adalah di akhiri dengan Tah dan Jeh.
Kearah timur menuju perbatasan Jabar Jateng daerah sebelum Losari, biasanya banyak penjual Kepiting Rajungan yang sangat segar.



Solo dengan Sungai Bengawannya

Kota ketiga adalah Solo, tempat dimana aku menempuh kesarjanaan.
Tinggal di asrama kampus (maklum anak pemerintah) dipinggir bengawan Solo. Sebelah Utara perkampungan penduduk, sebelah selatan Lapangan bola dan Rumah SAkit Jiwa, Sebelah Timur sungai bengawan Solo. Dengan sepeda motorku (situktuk) hampir seluruh Jawa tengah pernah ku jelajahi. Nasi kucing, sate ayam pasar pon, Nasi liwet (Paling enak di bawah orion bakery), Nasi Tumpang, Gudeg Cekernya SMA 1 yang hanya buka dari jam 12 malem hingga subuh menjadi sahabat menhabiskan hari-hari di Solo apalagi pas masa skripsi. Mulai dari Jebres, Ngoresan hingga kartasura (Kartasura Ini kota sebelum Surakarta alias Solo dari arah Yogya) coba kujelajahi, ayam bakar pusatnya di depan Kampus Univ. Sebelas Maret Mesen. Tapi hati-hati, kalo anda lihat tenda penjual sate bertuliskan Sate Jamu bagi yang Muslim jangan coba-coba, karena itu sate dari daging anjing, juga kalo anda di warung hik (yang menjual nasi kucing kalo di Yogya disebut Angkringan) harus berhati-hati membedakan antara ati sapi dengan marus (terbuat dari darah) karena bentuknya mirip, namun harga dan rasa tentu lain.
Dulu karena Aku berstatus Mahasiswa yang berduit pas-pasan paling banter makan enak sekali sebulan di Emperan Bistik di deket Matahari Dept. Store Singosaren atau pepes ikan mas di depan penjara Selamet Riyadi (ini karena anaknya yang jual orang Tasik lumayan cantik hehehe. Kang TJ kumaha ini teh ?) sebelum kebakaran kerusuhan 1998. Nonton bioskop kalo lagi punya duit di Solo Baru 21 theater yang pilemnya selalu telat 2 bulan di banding Jakarta.
Paling asik kalo sekarang ketemu siapapun dan mengaku dari Solo, Aku akan sangat tertarik untuk berlanjut bertanya,
+ "Solonya di mana ?"
- "Klaten atau wonogiri"
Hihihi.... Wonogiri itu jauh banget dari Solo ke arah Pacitan. Dan aku punya kesan di Desa Pidekso Wonogiri pada saat KKN tiga bulan di sana. Untuk menempuh desa tersebut harus menyebrang 2 sungai dan jalan tanah yang pada saat musim hujan membuat motor mandek total karena lumpur.
Klaten antara Solo dan Yogya, dulu ada tempat mancing favorit di sana bernama Janti. Tempat yang sejuk adalah sebelah Timur kota Solo, Karang anyar. Ada satu tebing yang biasa kami gunakan untuk berlatih panjat tebing adalah daerah Matesih dan Karang Lo. Dari atas tebing itu pada saat menggelantung, kita bisa melihat kuncup bangunan Astana Giri Bangun tempat Almarhumah Ibu Tien dimakamkan.
Solo juga merupakan kota berstatus pertama, tertua dan ter ter lainnya untuk beberpa hal seperti :
- Pusat rehabilitasi penyandang cacat tubuh bertaraf internasional sejak zaman perang kemerdekaan (RC. Prof. Dr. Soeharso)
- PON pertama di Indonesia di Stadion Sriwedari. Sekarang kalah pamor untuk pusat olahraga ke Manahan Stadion.
- PWI alias persatuan Wartawan Ind dan PGRI alias Persatuan Guru Indonesia terlahir di kota ini dan jangan lupa PSSI alias persatuan bal-balan Indonesia juga.
- Pasar Klewer pasar batik terbesar di Indonesia mungkin di dunia juga yah...abis batik apanan banyaknya dan asli Indonesia ya ?
Ingat di sini juga ada Sekatenan biasanya berpusat di keraton Puro Mangkunegaran dan Puro Kasunanan.
Keunikan Solo pada saat itu adalah satu-satunya Kota yang memiliki lintasan kereta api yang masih aktip di tengah kota sepanjang jalan Selamet Riyadi seperti layaknya trem di Eropa sana, jurusannya adalah Solo - Wonogiri, juga tak lupa kota ini adalah satu-satunya kota yang masih mengoperasikan bus tingkat selain Jakarta.



Si Bandung yang Paris Van Java
Selanjutnya Bandung. Ini tempat kelahiranku namun sayang aku pribadi sangat sebentar tinggal berlama-lama di kota ini, tapi sekarang aku dan keluargaku mudik ke kota ini karena orang tua dan keluarga besar ku tinggal di Kota ini. Bandung nggak perlu diceritakan deh. Tapi ada beberpa lokasi yang menjadi tempat cukup mengesankan di daerah Bandung ini. Ciwidey misalnya. Tahun 1996 aku coba membantu mempublish di media (waktu itu di Kartini dan Intisari) tempat wisata di daerah ini mulai dari Taman Wisata Kawah Putih, Pemandian Cimanggu, Ranca Upas hingga Situ Patengang. Bajigur sebagai minuman khas cukup hangat dan nikmat diseruput diwaktu kapanpun apalagi malam hari karena hemmm dinginnya cukup menggigit. Ada satu cerita menarik di Kawah Putih, dimana daerah ini adalah sentral produksi belerang pada masa penjajahan Belanda dulu. Dan ada terowongan (sekarang sudah ditutup) yang menjadi tempat menyalurkan belerang dari kawah tersebut ke arah kota ciwidey. Pada saat sesi pengambilan gambar, penjaga dan guide kami bercerita mengenai keangkeran gua tersebut bla bla... Ku ambil kamera yang baru kami pake beberapa take film, dan hasilnya setelah jepretan pertama kameraku macet total. Sesi potret dibatalkan untuk lokasi itu. Malam harinya pada saat di villa tempat menginap, kami (bersama sahabatku Ano yang sekarang jadi dokter) mulai membongkar film tersebut. Hasilnya menakjubkan, gulungan film berbalik arah pada saat proses penggulungan normal dan tamat riwayatnya. Sepanjang malam kita coba diskusikan dan hasilnya lumayan merinding.
Sesi penulisan kedua kami (tetep dengan Ano), adalah curug sewu sebelah selatan Banjaran. Sesi daerah ini gagal total, kesalahan fisik dan teknis kami berdua. Pada saat pendakian, pemandu kami hanya mengatakan perjalanan ditempuh 3 jam saja.
"Kalo saya sendiri bisa satu setengah jam saja Kang" itu kata pemandu kami.
Yang terjadi pada saat penelusuran jalan setapak persis disebelah aliran sungai bahkan 4 jam lebih masih belum sampai, Duh Gusti. Mana perbekalan makanan dan minuman tidak dibawa.
Perjalanan ditempuh hampir 5 jam setengah. Sampai di Curug itu kami berdua nyaris semaput, dan hanya mampu berleha-leha lupa akan tujuan menulis.

To be continued...

salam
h@di tea EUY!!!

No comments: