HK is for Hadi Kuncoro

My photo
A Friend, Husband & Father! Time is always change and so does the world! House of Changes by HK is there to partner with you to share, brainstorm and dreams. We build a new pardigm for a better life and society. I do invite you to encourage ourself to lead the changes! Hadi Kuncoro

Tuesday, August 10, 2004

Allah Menyayangi Kami


Posted by Hello
entah pertanda apa lagi, setelah kebetulan tadi malem kami memulangkan pengasuh anak kami dengan tidak hormat, karena terbukti nyata perilakunya sudah sangat membahayakan anak kami.
Hari ini saya dan terutama Isteri masih sangta shock dan belum bisa percaya dikhianati dan dilukai seperti itu. Padahal menurut ukuran kami kepercayaan kami begitu tinggi kepadanya.

Semua kejadiannya menurut mama dan mami mertua saya serta tetangga dan kerabat itu karena kesalahan kami yang terlalu royal dan terlalu mempercayakan segalanya mengenai pengurusan anak ke pengasuh sakit itu. mama saya malah sempat bilang kalian sedang kena batunya karena sudah merasa sombong bisa mengatasi sendiri dan jauh dari kehidupan ibadah yang baik.

semalam saya berkontempelasi dan berbicara panjang lebar dengan isteri dan mami mertua saya (di paksa untuk terbang ke jakarta) dan tanpa argue saya mengakui kegagalan saya.

hanya karena seorang anak kecil tetangga kami yang membisiki, hanya sebuah sms yang menjadi bukti dan kesetiaan pembantu kami satunya yang sempat justru kami abaikan dan hanya juga kebaikan seluruh tetangga di komplek kami. Dan semua itu bukan sebuah kebetulan tapi karena Allah masih sayang ama kami.
Saya sudah mengakui bahwa saya telah GAGAL karena saya sudah membahayakan anak saya dengan cara prilaku salah kaprah yang sangat mendasar jauh dari ibadah dan jauh dari cinta keluarga.

InsyaAllah banyak hikmah dari pengalaman ini walaupun pahit...

h@di tea EUY!!!

TITIPAN ILAHI

W.S. Rendra Sering kali aku berkata, ketika orang memuji milikku,bahwa sesungguhnya ini hanya titipan, bahwa mobilku hanya titipan Nya,bahwa rumahku hanya titipan Nya,bahwa hartaku hanya titipan Nya,bahwa putraku hanya titipan Nya, tetapi, mengapa aku tak pernah bertanya, mengapa Diamenitipkan padaku? Untuk apa Dia menitipkan ini pada ku?Dan kalau bukan milikku, apa yang harus kulakukan untuk milik Nya ini? Adakah aku memiliki hak atas sesuatu yang bukan milikku? Mengapa hatiku justru terasa berat, ketika titipan itu diminta kembali oleh-Nya ? Ketika diminta kembali, kusebut itu sebagai musibahkusebut itu sebagai ujian, kusebut itu sebagai petaka,kusebut dengan panggilan apa saja untuk melukiskan bahwa itu adalah derita. Ketika aku berdoa, kuminta titipan yang cocok dengan hawa nafsuku, aku ingin lebih banyak harta, ingin lebih banyak mobil, lebih banyak rumah, lebih banyak popularitas, dan kutolak sakit, kutolak kemiskinan, Seolah semua "derita" adalah hukuman bagiku.Seolah keadilan dan kasihNya harus berjalan seperti matematika : aku rajin beribadah, maka selayaknyalah derita menjauh dariku, dan Nikmat dunia kerap menghampiriku. Kuperlakukan Dia seolah mitra dagang, dan bukan Kekasih. Kuminta Dia membalas "perlakuan baikku", dan menolak keputusanNya yang tak sesuai keinginanku, Gusti, padahal tiap hari kuucapkan, hidup dan matiku hanyalah untuk beribadah...

No comments: