"Aduuuhhh.......... cepetan dong udah nggak tahan nih"
begitu jeritan kecil kegelisahaan sahabatku Su*, ketika kami berkendaraan bersama selepas pulang kantor.
seperti biasanya jakarta akan sangat-sangat tidak beradab ketika semua populasi menyemut menuju tempat mencari nafkahnya dan pula sebaliknya menjelang sore menuju malam untuk kembali keharibaan istananya.
"Kenapa Su, tenang dululah ndak liat lagi macet nih ?" komentarku seraya tersenyum simpul
"Wah...gila lo ya, gue udah nggak tahan nih, udah di ujung tanduk" Su semakin gelisah dan belingsatan, tidak bisa diam dengan mengepitkan kedua kakinya rapat-rapat sambil memegang atau lebih tepatnya memencet hmm maap "anunya".
"Ya sudah, ada botol air mineral tuh di jok belakang, udah di situ aja keluarinnya daripada kena ginjal" saranku walau dalam hati kecilku juga sangat merasakan penderitaan semacam itu.
"Nggak mau, jorok!!!" jeritnya
kemacetan mulai sedikit menggeliat perlahan mulai bergerak walau hanya 10 - 20 KM per jam, yah setidaknya ada pergerakan itu sudah lumayan.
"Jack di depan belok kanan aja, masuk perumahan kali aja ada pohon biar bisa pipis dibaliknya"
"Iya..iya...tapi aku nggak hafal lo daerah situ" sekonyong-konyong aku mulai terhanyut arus kepanikan Su sahabatku yang selalu norak-norak bergembira.
Ah itu lah Su, dia lebih memilih di balik pohon ketimbang pipis di botol aqua tapi masih di dalam mobil, aku fikir toh namanya juga darurat selama tidak berantakan pilihan botol adalah pilihan teraman dan tersembunyi. Tapi Su berbeda....
Di balik pohon, hmm... kalo difikir...itulah jawaban untuk pertanyaan, sebelah manakah yang dibilang bagian belakang dari sebuah pohon ?
bagian belakang sebuah pohon adalah bagian yang para pria-pria pipis.**
5 meter menjelang pertigaan, aku mulai menepikan kendaraan ku ke sisis sebelah kanan. dan begitu kosong dan lancar arus menuju belokan tersebut tancap gas....
"Priiiiiiitt................................" sekonyong-konyon Pak Polisi meniupkan senjata kecil tapi lumayan ajaib penghenti kendaraan berupa peluit.
"Waduh... gawat Su, memangnya kamu liat ada larangan belok tadi ?" aku mulai sedikit gerogi dan sedikit panik karena memikirkan selembar uang tersisa di dompetku akan pula lenyap, dan ini gara-gara si Su. Uugch dasar!!!
perlahan aku menghentikan kendaraan walaupun masih berada di hampir sebagian badan jalan, dan kubuka kaca jendela seraya memasang tampang lugu dan polosku.
+"Selamat sore Mas" Pak Polisi menyapa ku dengan sebelumnya memberi sebuah hormat
-"Selamat Sore Pak" serta merta latah mebuat gerakan menghormat juga.
+"Mas tahu kesalahannya ?" Pak Polisi melanjutkan pertanyaannya sesuai dengan prosedur.
-"Tahu Pak" jawabku
+" Apa Mas kesalahannya ?"
-"Saya tidak tahu bapak ada di situ, itu kesalahan saya Pak"
+ "Apa ???...." Pak Polisi mulai gusar dengan jawabanku seolah mempermainkannya.... bla...bla...bla....
selanjutnya proses hukum "tilang menilang" berjalan sebagaimana umumnya yang terjadi, dan selanjutnya bisa tertebak bahwa selembar penghuni dompetku lenyap sudah beralih tempat. Sementara disekitar, acara tontonan gratis tersebut telah membuat hiruk pikuk kota jakarta semakin brutal dan tidak bersahabat.
Ah seandainya si Su tidak kebelet pipis mungkin kita masih bisa makan malam enak di warung bebek gorengnya Pak Joko atau kalo seandainya kita memperhatikan rambu-rambu dengan seksama mungkin bunyi peluit Pak Polisi tersebut takkan pernah menyalak menghentikan kendaraan kita.
Tapi, begitulah kondisi pada umumnya, mungkin sebagian dari kita pernah mengalami hal tersebut tanpa sadar, kita belok di sebuah persilangan jalan tanpa menyadari ada tanda larangan. Tahu-tahu di depan berdiri polisi menyetop kita dan memberi tahu bahwa kita telah melakukan pelanggaran. Selanjutanya...kita semua sudah tahu sendiri lah.
Menindak para pelanggar itu adalah hal yang harus kita dukung, namun tentu saja sikap polisi seperti tersebut menurutku adalah sikap yang lucu. kenapa lucu ? Kalau niatnya adalah memperlancar lalu lintas dengan mengingatkan orang, ia seharusnya berdiri sebelum belokan. Jadi, kita tak perlu salah belok karena sudah lebih dulu diberitahu polisi. Sayangnya, seperti pada umumnya pengetahuan kita, niat sang polisi memang bukan itu.
h@di yang pernah mengalami tea EUY!!!!
* Su : lengkapnya bernama Suharyanto
** Intermezo
No comments:
Post a Comment