Menjelang rutinitas masal di negara ini segera tiba.
Lebaran, ketupat, mudik, antri ticket, pembantu pulang dan lain-lain dari tahun ke tahun tak pernah bisa terhindarkan dan bahkan tak bisa dipersiapkan dengan matang, sehingga selalu akan terkesan acak-acakan, amburadul, rariweuh dan sebagainya. Namun sebagian orang menyatakan justru itulah maknanya. Lebaran tanpa macet, tanpa acack-acakan, tanpa antrian tiket...serasa bukan lebaran.
Buat ku rutinitas cerminan mentalitas bangsa ini yang begitu bobrok pun sudah dan menjelang tiba di Bulan Suci Rhamadan ini dan menjelang Hari yang Agung Lebaran. Pak Polisi sudah mulai mengirimi ucapan selamat berpuasa dengan embel-embel ingat-ingat THR-nya, Pak DLLAJR tak lupa mulai memerasi kendaraan-kendaraan kami di luar biasanya semakin besar dan tak jelas alasannya, Pak penjaga timbangan di daerah Sumatera sana pun tak lupa mengutip tambahan yang lebih, Pak beacukaipun tak kalah garang.......
Sedih sekali bangsa ini
h@di tea EUY!!!
HK is for Hadi Kuncoro
- Hadi Kuncoro
- A Friend, Husband & Father! Time is always change and so does the world! House of Changes by HK is there to partner with you to share, brainstorm and dreams. We build a new pardigm for a better life and society. I do invite you to encourage ourself to lead the changes! Hadi Kuncoro
Monday, October 25, 2004
Lebaran...duh .... Lebaran
Saturday, October 16, 2004
Tamasya Pertama ke Ragunan
"pada hari Minggu kuturut ayah ke Ragunan"
"Naik Kijang hitam ayah ku dipangku bunda"
"kududuk sebelah ayah sambil terkantuk-kantuk"
bla...bla...bla....
(Nada lagu : Turut Ayah Ke kota ? yang ada tuk tik tak tik tuknya itu tuh)
Setelah lelah terlalu egois menghabiskan waktu dengan pekerjaan dan rutinitas hari-hari yang sudah menjadi ritual membosankan. Akhirnya week end kemarin kami sekeluarga bertamasya ke Kebun Binatang Ragunan.
Tujuan tamasya sebetulnya kami ingin mulai mengenalkan Aurel lingkungan luar selain lingkungan rumah dan sekitarnya semata. Apalagi dia sudah berumur satu tahun, dan tak lupa khusus tamasya kemarin juga mengakali agar Aurel bisa melahap makanannya dengan semangat. Karena kami khawatir dia bosan dengan suasana sekitar pada saat makan.
Berhubung Kebun Binatang Ragunan itu hanya berjarak 10 menit saja dari rumah kami, so persiapan tidaklah membuat kami kerepotan.
Jam 6 pagi semua sudah mandi pagi aku, isteriku, Aurel dan Ummi (yang momong Aurel). Isteriku mempersiapkan makanan dan kelengkapan Aurel di bantu ummi dan saya sendiri sibuk manasin mobil dan masukin armada dorongnya Aurel mulai dari sepedanya dan juga kereta dorongnya.
Jam 7 lebih kami berangkat dengan persaaan senang, apalagi Aurel yang sepanjang perjalanan tak lelah meneriaki setiap warna-warni dari bendera ataupun spanduk sepanjang jalan moh. kahfi.
jam 7.45 kami sudah sampai di gerbang timur dari KB Ragunan alias lewat pintu belakang ternyata sudah buka. Ahaaa... ternyata Ragunan buka dari sejak jam 7 pagi. bayar tiket 3 orang dewasa dan 1 bayi plus satu kendaraan kecil total 16 ribu rupiah sudah termasuk tiket masuk, parkir kendaraan, hingga cover asuransi.
Siap-siap...siap-siap.... dan kami mulai melangkahkan kaki memasuki gerbang tapi sebelumnya sudah dicegat oleh tukang jepret foto, wah serasa artis kita.
Kesan pertama memasuki Kebun Binatang ini, cukup asri dan baik dibandingkan dengan beberapa kebun binatang yang pernah aku kunjungi seperti gembira loka, KB binatang Taman sari bandung sebrangnya ITB dulu. Tapi beda spec kalo dibandingkan dengan Taman safari baik yang di puncak maupun yang ada di Surabaya menuju kearah malang sana.
Memasuki areal kebun binatang ternyata Aurel memilih duduk di kereta dorongnya ketimbang sepeda roda tiganya dan kami menuju pertama kali ke map dan penunjuk arah yang ada di sebelah ticket gate KB. Oh ya tak lupa membeli 5 bungkus kacang (merek tidak terkenal tapi mahal) jaga-jaga untuk memberi makanan para binatang-binatang yang akan kami sapa.
Wuich ternyata sudah banyak pengunjung yang hadir, tapi mereka lebih banyak karena sedang senam dan juga beberpa bule yang sedang lari pagi. Wah boleh juga nih untuk kapan hari nanti bisa lari pagi di sini.
Rusa adalah sapaan pertama, mereka pagi itu masih bermalas-malasan (abis lembur kali ya), berikutnya adalah gajah. sembari menyuapi gajah dengan kacang tak lupa bunda dan ummi menyauapi Aurel dengan susah payah dan penuh perjuangan. Perjalanan berlanjut mulai dari menonton burung merak jantan yang sedang menebar pesona dengan menjebeber-kan (mengembangkan ; sunda red) ekornya nan cantik jelita, turut memberi sarapan dari para owa dan para monkey, hingga menyapa tapir yang unik sepertinya baru selesai di sablon pantatnya. Dari sekian kunjungan (hanya 25% area yang terkunjungi) sepertinya Aurel begitu tertarik pada ikan. jam setengah 10 pagi dalam kondisi kaki pegal linu dan sedikit lecet kami putuskan menghentikan acara jalan pagi dan mampir di tempat lesehan penjual pecel, okey juga dan cukup membuat kenyang. Tak lupa bekalpun kami buka heemm...sedap.
Selesai saarapan perjalanan hendak dilanjutkan dengan tidak berjalan kaki tapi naik delman alias andong, apa daya kudanya bau sekali. Akhirnya Batal sudah naik delman istimewa kudud...eh... karena si Bunda nggak tahan dengan baunya. Namun sayang disayang tujuan utama biar Aurel makannya banyak, tetap tidak tercapai. Yang terjadi Aurel terlihat kelelahan dan mengantuk dan kami memutuskan untuk pulang dengan membawa rencana kunjungan berikutnya ke Kebun Binatang Ragunan Jakarta Selatan untuk berolah raga pagi atau tamasya anak-anak komplek Raimaners.
h@di tea EUY!!!
Thursday, October 14, 2004
Mohon dikabulkan maaf
Teruntuk Saudaraku sekalian......
dari Saudara-saudaraku seiman & Sahabat semua...
atas apa yang pernah kami lakukan
atas apa yang pernah kami ucapkan
...Insya Allah
wassalam
hadi dan keluarga
Wednesday, October 13, 2004
"hgrbngtykjuuhg" Gedebruk!!!
Itulah buah hati kami, keceriwisannya sudah mulai menampakan hasil dari hari ke hari.
+ "pepe" ini kami mengerti artinya Pempers karena kata ini terucap pada saat dia hendak berganti deapers mommy pokonya
+ "mau" ini clear enough karena dengan otomatis tangannya pun akan mengulur seolah meminta sesuatu
+ "udah" ini pun sangat jelas karena biasanya pula dibarengi dengan anggukan kepalanya
+ "Ajah" ini panggilan untukku sebetulnya AYAH (she is better in yelling on me compare with her Mom hehehe)
+ "Dada" ini kemungkinan Bunda untuk memanggil bundanya
+ "mimi" ini ada dua maksud memanggil pengasuhnya Ummi dan ketika dia meminta minum
+ "Ckckckck" ini pasti artinya cicak karena dia selalu melihat kelangit-langit rumah ketika melihat ada cicak berkeliaran
+ "abbejaah" yang ini sungguh aku dan isteriku pun tak tahu apa maksudnya....... dan bisa jadi dia sendiri sekalipun tak mengerti pula.
+ "withcepaa" ini tambah bingung
+ "hgrbngtykjuuhg" Gedebruk!!!
what ever kata yang dia bunyikan, hemm anyway dia selalu membuat kami terkagum-kagum dan tersenyum simpul.
h@di tea EUY!!!
Thursday, October 07, 2004
Perjalanan Mengesankan dan makanan khas.... Part One
Pengalaman Menarik sepanjang perjalanan dalam hidupku tertuang dalam rangkaian tempat-tempat terlalui.
Kenangan peristiwa, Makanan Khas dan keaslian Masyarakat heemmm...membekas membawa tumpukan cerita tuk selamanya :
Yogyakarta si Kota Gudeg Pelajar
Yogyakarta kota yang sangat mengesankan, karena secara kebetulan leluhurku berasal dari sana. Hampir setiap dua tahun sekali kunjungan bersama keluarga dengan rombongan mudiknya menjadi rutinitas hingga akhir-akhir menjelang aku berkeluarga.
Kebetulan desa tempat eyang tinggal bertetangga dengan desa Pak Harto tinggal di daerah Godean sana. Namun ada hal yang sangat beda karenanya, jalan-jalan, pagar-pagar dimana tempat keluarga Pak Harto tinggal begitu indah dan tertata dengan rapi. Pasar Godean, tak pernah luput dari kunjungan, goreng belut, keripik bayam heem...nikmat rasanya. Malioboro dulu begitu menjadi tempat favorit wajib kunjungan keluarga kami, Pasar Bringharjo dengan nasi pecelnya.
Satu hal yang berkesan manakala waktu lebaran berdempetan dengan Natal, kerukunan yang terjadi begitu indah. Penduduk muslim selesai sholat ied berpapasan dengan penduduk christiani yang baru dari gereja, bersalaman dan saling mengucap salam. itu bahkan masih terjadi pada tahun 2001 kemarin.
Kaliurang, hem...enaknya tamasya kesana, tak lupa makan tempe dan tahu bacem tak tertinggal ulen alias uli ketan hangatnya. Pada saatnya tempat kuliahku berdekatan dengan Yogya, kunjungan semakin sering dilakukan, beli buku di shopping, nongkrong di angkringan di alun-alun utara sambil liat kehidupan malam Jogja, judi koprok, sego kucing dll.
Stasiun Tugu dan Lempuyangan menjadi tempat favorit pusat perjalanan dari Jogja dan Solo apabila aku naik kereta api. Kalo naik bus tentunya turun di Janti terus melanjutkan perjalanan dengan bus kota. Tempat paling terkenal pada masa itu sebagai mini market adalah bernama Mirota (ada Mirota kampus dll).
Pengalaman yang menyejukan adalah pada masa hendak mendaki gunung Merapi dari arah desa Selo Boyolali, hem atmosfir keaslian penduduk begitu indah dan menawan.
Kalo mo cari penginapan atau guest house ya di daerah Prawirotaman atau di Sosrowijayan.
Pantainya adalah Parangtritis tapi biasa aja sih. Namun pengalaman mengasikan adalah menelusuri pantai selatan jawa tengah dan Yogya, Pantai Krakal, Parang tritis, hingga Baron.
Untuk oleh-oleh jangan lupa Kota Gede sebagai sentra perak, tapi ya cukup mahal lah. Dulu kota ini menjadi pusat Kerajaan Islam Mataram.
Cirebon Si Kota Udang
Kota kedua sebagaimana tempat leluhur kami dari pihak ibu berasal adalah Cirebon alias Gerage menurut babad. Selama aku sekolah SMP di jalan Siliwangi dekat dengan kantor walikota dan SMA di jalan Wahidin banyak hal yang pasti aku rindu manakala aku kembali ke kota itu. Nasi jamblang (paling ngetop adalah Mang Dul punya), Empal gentong, tahu gejrot, nasi lengko, krupuk mlarat dan tak lupa sate kalong (masih ada nggak yah ?). Pengalaman berkesan adalah tahun 1995 (kalo nggak salah). Masa liburan lebaran, seluruh keluarga besar berkumpul di Cirebon. Salah satu adik dari ibu adalah seorang novelis dan jurnalis mengajak kami untuk menelusuri kehidupan malam di sekitar keraton kasepuhan. Kami nongkrong di sana sambil ngobrol ngalor ngidul, ditemani teh poci dan nasi jamblang. Tempat makan bubur kacang 24 jam favorit adalah di jalan Moh. Toha. Sekarang ada PUJAGALANA alias Pusat jajan Sagala Ana (katanya udah bangkrut yah), tempat makanan khas Cirebon dijual berada di By Pass dekat Stadion Bima Sunyaragi dan satu lokasi dengan Tempat wisata Gua Sunyaragi. Di jalan Siliwangi sebrang Yogya Dept. Store adalah tempat jajanan bisa di coba di situ dan untuk beli buah-buahan, ikan asin dan lain-lain bisa juga dicoba di pasar Kanoman.
Beli furniture dari rotan ? Daerah Plered merupakan sentra usaha industri maupun rumahan Rattan Furniture. Ikan Asin jambal, syrup campolai dan kerupuk udang jangan lupa sebagai oleh-oleh. Bisa dibeli di toko di Pasar pagi Cirebon. Lapangan Kejaksan yang membawa kesan, karena di sana tempat kami bermain bola dan juga tempat biasa dipalak (kiriskuh ditrek maning jeh) pada saat jam pergi atau pulang sekolah ah sial. Hey masihkah baso Ampera ?
Event yang cukup rutin adalah Acara panjang jimat alias Muludan, satu kali seumur hidup kami sekeluarga mengunjungi acara tersebut dan tidak pernah lagi karena trauma dicopet lagi hehehe.
Terakhir berkunjung, ternyata perkembangan Cirebon yang begitu pesat Mall-mall bertambah mulai yang tadinya hanya Yogya Dept Store di jl Siliwangi sekarang sudah ada Cherbon Mall berseberangan dengan pabrik rokok BAT (kang Ipin and Iponk) serta Gerage Mall di seputaran Gunung Sari.
Alternative daerah tamasya adalah ke arah Kuningan, mulai dari spa sangkanhurip sampai pemandian kolam Cibulan dan tak lupa tempat bersejarah untuk Bangsa ini adalah Linggarjati. Ciri khas bahasa dari Cirebon adalah di akhiri dengan Tah dan Jeh.
Kearah timur menuju perbatasan Jabar Jateng daerah sebelum Losari, biasanya banyak penjual Kepiting Rajungan yang sangat segar.
Solo dengan Sungai Bengawannya
Kota ketiga adalah Solo, tempat dimana aku menempuh kesarjanaan.
Tinggal di asrama kampus (maklum anak pemerintah) dipinggir bengawan Solo. Sebelah Utara perkampungan penduduk, sebelah selatan Lapangan bola dan Rumah SAkit Jiwa, Sebelah Timur sungai bengawan Solo. Dengan sepeda motorku (situktuk) hampir seluruh Jawa tengah pernah ku jelajahi. Nasi kucing, sate ayam pasar pon, Nasi liwet (Paling enak di bawah orion bakery), Nasi Tumpang, Gudeg Cekernya SMA 1 yang hanya buka dari jam 12 malem hingga subuh menjadi sahabat menhabiskan hari-hari di Solo apalagi pas masa skripsi. Mulai dari Jebres, Ngoresan hingga kartasura (Kartasura Ini kota sebelum Surakarta alias Solo dari arah Yogya) coba kujelajahi, ayam bakar pusatnya di depan Kampus Univ. Sebelas Maret Mesen. Tapi hati-hati, kalo anda lihat tenda penjual sate bertuliskan Sate Jamu bagi yang Muslim jangan coba-coba, karena itu sate dari daging anjing, juga kalo anda di warung hik (yang menjual nasi kucing kalo di Yogya disebut Angkringan) harus berhati-hati membedakan antara ati sapi dengan marus (terbuat dari darah) karena bentuknya mirip, namun harga dan rasa tentu lain.
Dulu karena Aku berstatus Mahasiswa yang berduit pas-pasan paling banter makan enak sekali sebulan di Emperan Bistik di deket Matahari Dept. Store Singosaren atau pepes ikan mas di depan penjara Selamet Riyadi (ini karena anaknya yang jual orang Tasik lumayan cantik hehehe. Kang TJ kumaha ini teh ?) sebelum kebakaran kerusuhan 1998. Nonton bioskop kalo lagi punya duit di Solo Baru 21 theater yang pilemnya selalu telat 2 bulan di banding Jakarta.
Paling asik kalo sekarang ketemu siapapun dan mengaku dari Solo, Aku akan sangat tertarik untuk berlanjut bertanya,
+ "Solonya di mana ?"
- "Klaten atau wonogiri"
Hihihi.... Wonogiri itu jauh banget dari Solo ke arah Pacitan. Dan aku punya kesan di Desa Pidekso Wonogiri pada saat KKN tiga bulan di sana. Untuk menempuh desa tersebut harus menyebrang 2 sungai dan jalan tanah yang pada saat musim hujan membuat motor mandek total karena lumpur.
Klaten antara Solo dan Yogya, dulu ada tempat mancing favorit di sana bernama Janti. Tempat yang sejuk adalah sebelah Timur kota Solo, Karang anyar. Ada satu tebing yang biasa kami gunakan untuk berlatih panjat tebing adalah daerah Matesih dan Karang Lo. Dari atas tebing itu pada saat menggelantung, kita bisa melihat kuncup bangunan Astana Giri Bangun tempat Almarhumah Ibu Tien dimakamkan.
Solo juga merupakan kota berstatus pertama, tertua dan ter ter lainnya untuk beberpa hal seperti :
- Pusat rehabilitasi penyandang cacat tubuh bertaraf internasional sejak zaman perang kemerdekaan (RC. Prof. Dr. Soeharso)
- PON pertama di Indonesia di Stadion Sriwedari. Sekarang kalah pamor untuk pusat olahraga ke Manahan Stadion.
- PWI alias persatuan Wartawan Ind dan PGRI alias Persatuan Guru Indonesia terlahir di kota ini dan jangan lupa PSSI alias persatuan bal-balan Indonesia juga.
- Pasar Klewer pasar batik terbesar di Indonesia mungkin di dunia juga yah...abis batik apanan banyaknya dan asli Indonesia ya ?
Ingat di sini juga ada Sekatenan biasanya berpusat di keraton Puro Mangkunegaran dan Puro Kasunanan.
Keunikan Solo pada saat itu adalah satu-satunya Kota yang memiliki lintasan kereta api yang masih aktip di tengah kota sepanjang jalan Selamet Riyadi seperti layaknya trem di Eropa sana, jurusannya adalah Solo - Wonogiri, juga tak lupa kota ini adalah satu-satunya kota yang masih mengoperasikan bus tingkat selain Jakarta.
Si Bandung yang Paris Van Java
Selanjutnya Bandung. Ini tempat kelahiranku namun sayang aku pribadi sangat sebentar tinggal berlama-lama di kota ini, tapi sekarang aku dan keluargaku mudik ke kota ini karena orang tua dan keluarga besar ku tinggal di Kota ini. Bandung nggak perlu diceritakan deh. Tapi ada beberpa lokasi yang menjadi tempat cukup mengesankan di daerah Bandung ini. Ciwidey misalnya. Tahun 1996 aku coba membantu mempublish di media (waktu itu di Kartini dan Intisari) tempat wisata di daerah ini mulai dari Taman Wisata Kawah Putih, Pemandian Cimanggu, Ranca Upas hingga Situ Patengang. Bajigur sebagai minuman khas cukup hangat dan nikmat diseruput diwaktu kapanpun apalagi malam hari karena hemmm dinginnya cukup menggigit. Ada satu cerita menarik di Kawah Putih, dimana daerah ini adalah sentral produksi belerang pada masa penjajahan Belanda dulu. Dan ada terowongan (sekarang sudah ditutup) yang menjadi tempat menyalurkan belerang dari kawah tersebut ke arah kota ciwidey. Pada saat sesi pengambilan gambar, penjaga dan guide kami bercerita mengenai keangkeran gua tersebut bla bla... Ku ambil kamera yang baru kami pake beberapa take film, dan hasilnya setelah jepretan pertama kameraku macet total. Sesi potret dibatalkan untuk lokasi itu. Malam harinya pada saat di villa tempat menginap, kami (bersama sahabatku Ano yang sekarang jadi dokter) mulai membongkar film tersebut. Hasilnya menakjubkan, gulungan film berbalik arah pada saat proses penggulungan normal dan tamat riwayatnya. Sepanjang malam kita coba diskusikan dan hasilnya lumayan merinding.
Sesi penulisan kedua kami (tetep dengan Ano), adalah curug sewu sebelah selatan Banjaran. Sesi daerah ini gagal total, kesalahan fisik dan teknis kami berdua. Pada saat pendakian, pemandu kami hanya mengatakan perjalanan ditempuh 3 jam saja.
"Kalo saya sendiri bisa satu setengah jam saja Kang" itu kata pemandu kami.
Yang terjadi pada saat penelusuran jalan setapak persis disebelah aliran sungai bahkan 4 jam lebih masih belum sampai, Duh Gusti. Mana perbekalan makanan dan minuman tidak dibawa.
Perjalanan ditempuh hampir 5 jam setengah. Sampai di Curug itu kami berdua nyaris semaput, dan hanya mampu berleha-leha lupa akan tujuan menulis.
To be continued...
salam
h@di tea EUY!!!
Friday, October 01, 2004
Matahariku
hemmm menggembirakan....
walaupun langkahnya layaknya seorang drunken master alias oleng kiri kanan gedebluk!!!
Dan yang paling menggembirakan adalah berat badannya yang naik 6 ons setelah beberapa bulan sebelumnya tak pernah naik malah turun karena sakit.
Cerewetnya sudah mulai mengalahkan Bundanya.... (indah nian hidup dikelilingi oleh para wanita yang kucintai dan mencintai)
dan pula foto ini muncul di tabloid ibu dan anak...heemmm (yang ini ayah kurang suka)
Ayah nggak mau Aurel jadi artis (siapa pula produser yang tertarik ??? GeEr yah si ayah mah)
Dan yang pasti... Aurel sudah berumur satu tahun sekarang !!!
Semoga karunia ini diberkahi oleh-NYA. Amien
salam
Ayah tea EUY!!!
Masa sih dia Sakti ?
Thamrin 1965
+ "Bun, tahu nggak sekarang hari apa ?" pagi ini sepanjang perjalanan ke kantor bersama isteri tercinta.
- "Hari Jum'at" Isteriku menjawab acuh
+ "Iya semua orang tahu kalo sekarang Jum'at, tapi Hari ini Hari besar apa?"
- "Hari besar umat Islam terutama yang laki, harus Jum'atan toh. Jangan lupa nanti juam'atan ya yah...bla.bal.bla."
+"huaaaaaa" sebel tapi nggak bisa nyalahin... "Bukan itu maksudnya !!!"
- "Ye...terus ?"
Ada apa sih di satu Oktober ini ?
Pasti kita semua sudah mulai melupakannya. Jangankan 1 Oktober, tanggal 12 April aja nggak ngeh, 22 Desember juga.... ah kemana nasionalisme kita ?
Sekarang, deretan angka yang berulang setiap satu hingga tiga puluh, ke dua puluh delapan atau satu ke tiga puluh satu dengan kombinasi warna hitam dan merah sejak beberapa waktu lalu mengalami pergeseran makna.
Seharusnya tadi malam itu ada pemutaran film di televisi (TVRI) yang biasa kutonton habis, selama masa pemerintahan Abah Ato dulu.
G 30 S/PKI alias Gerakan 30 September tahun 1965, yang berhasil menempatkan Soeharto berada di pucuk pimpinan Negara Republik Indonesia.
Dan Esok harinya 1 Oktober adalah Hari Kesaktian Pancasila.
Seharusnya diperingati sebagai hari besar, tapi apa lacur sejarah selalu mengikuti kepada alur siapa yang berkuasa.
Tapi ngomong-ngomong Pancasila itu apa memang sakti yah ?
ah... itu kan bisa-bisanya Abah Ato ajah. Pancasila itu siapa atau apa sih ?
Seinget saya mah, yang sakti mah cuma Gusti Allah. Tapi sering orang-orang gelo mah bilang keris juga sakti, dukun juga !! Ah itu mah semua pada gelo.
Pancasila itu hanya sebuah paradigma ideologi, kalo besok komunis berkuasa ya juga diganti, atau kapitalis berkuasa mungkin ganti jadi Ideologi dagang ya toh ?.
Ah...orang-orang dulu teh garelo atuh yah kalo begitu mah ?
Hush !!!
salam
h@di tea EUY!!!
surat dari tahanan yang disensor (Bocoran GAM)
Ada seorang Aceh dari kabupaten Pidie, menulis surat ke anaknya yang ada di penjara Nusa Kambangan karena dituduh terlibat GAM (Gerakan Aceh Merdeka). Bunyinya:
"Hasan, bapakmu ini sudah tua, sekarang sedang musim tanam jagung, dan kamu ditahan di penjara pula, siapa yang mau bantu bapak mencangkul kebun jagung ini?"
Eh, anaknya membalas surat itu beberapa minggu kemudian.
"Demi Allah, jangan cangkul itu kebun, saya tanam senjata di sana," kata si anak dalam surat itu.
Rupanya surat itu disensor pihak rumah tahanan, maka keesokan harinya setelah si bapak terima surat, datang satu peleton tentara dari kota Medan. Tanpa banyak bicara mereka segera ke kebun jagung dan sibuk seharian mencangkul tanah di kebun tersebut. Setelah mereka pergi, kembali si bapak tulis surat ke anaknya.
"Hasan, setelah bapak terima suratmu, datang satu peleton tentara mencari senjata di kebun jagung kita, namun tanpa hasil. Apa yang harus bapak lakukan sekarang?"
Si anak kembali membalas surat tersebut, "Sekarang bapak mulai tanam jagung aja, kan udah dicangkul sama tentara, dan jangan lupa ngucapin terima kasih sama mereka."
Pihak rumah tahanan yang menyensor surat ini BeTe Bangeeetttt...!!!
di cuil dari some where
h@di tea EUY!!!