
Jo : "Wah udah jadi boss nih sekarang....."
Aku : " Bo...sok Jo!"
Jo : " Bosok gimana, bolak balik numpak kapal mabur (Pesawat terbang), nganggo dasi, numpak mobil apik...opo maneh ?"
Aku : "Gimana kalo kita tukeran ajah kalo gituh ?"
Jo : "@#$%^$@"
Lagi dan lagi "mawar merah di halaman tetangga jauh lebih merah ketimbang rumput hijau di halaman sendiri" (ini kiasannya dengan spirit sebel, extreem banget yak ?). Dia belum merasakan pada posisiku sekarang ? Industri kapitalis sebagai mesin pencetak uang, sudah membuat hidup ku jauh dari hakikat dasar hubungan manusia yang di berkahi secara murni.
Tanpa buruk sangka,
Tanpa kemarukan dan keserakahan,
Tanpa ambisi membabi buta, bla bla bla
Hidupku menjadi nyata manakala sahabat-sahabat terbaik menamparku, melabrakku, memakiku, mengkritikku dst. sehingga aku memaksakan rutinitasku dulu kembali kulakukan : kontempelasi.
Ternyata .... duh Gusti
Aku kini telah menjadi robot mesin kapitalis
Aku selalu menghadapi rutinitas memuakan
Aku mengalami kemiskinan jiwa
Aku memburamkan psychologies bathinku
Aku tlah Mempragmatiskan olahan otak logikaku
Aku hanya ingin
hidup tenang dan bahagia
senyuman di wajah setiap saat
hati yang bersih seluruh waktu
hidup di jalan Allah
Hingga pada kesimpulannya keinginanku adalah terangkum dalam dua kata Syukur Nikmat
AKU INGIN HIDUP DENGAN JIWA PENUH SYUKUR NIKMAT
Rgds
h@di yang lagi lelah tea EUY!!!
No comments:
Post a Comment