“Yes, kali ini saya gak lupa lagi event special ini…. !” bathinku Sembari senyum-senyum. Dan ternyata Bundaku sedang berdandan dan bercermin untuk siap-siap berangkat kantor.
My Girls... |
“Hey, happy wedding anniversary ya Bun… Love you!” sembari kucium keningnya dengan penuh kasih.
“Iya, sama-sama dear…”
Bayangkan, perempuan satu ini memang sangat luar biasa! Pagi ini pun ada 2 hal yang membuatnya luar biasa, pertama dia selalu bangun lebih pagi (paling lambat jam 5 pagi mesti sudah bangun) dan selalu memberi semangat di pagi hari untuk seisi rumah. (Sst… kecuali kalo weekend dan hari libur!)
Kedua, Dia selalu tidak protes dan ingin memberikan kebahagiaan dan kegembiraan bagi orang lain terutama suami dan anak-anaknya. Bukti pagi ini adalah, tetap ikhlas dan senyum ketika menerima ciuman dan pelukan dari suaminya yang masih bau apek karena baru bangun dari tidurnya, sementara dia sudah mandi dan sedang berdandan.
Ya, begitulah cerminan perjalanan 10 tahun pernikahan kami. Tidak semuanya bahwa yang kami lalui selalu baik dan gembira tapi terkadang kami lalui dengan kesedihan dan kekecewaan juga.
Namun secara over all we have to say that some time Life isn't fair for us, but it's still good and we understand that Life is too short and we have to enjoy it…! because Remember... the wedding book we signed has no mentioned an expiry date...!
Hampir 12 tahun lalu ketika kita pertama kali bertemu dengan berlatar belakang profesi pekerjaan, dia adalah seorang professional recruitment consultant yang hendak menawari pekerjaan baru di sebuah perusahaan Australia terkenal. Mungkin karena pada saat itu aku sedang enjoy ditempat saat itu aku bekerja, sehingga tawaran pekerjaannya bukanlah menjadi focus utamaku untuk bertemunya dan meresponse tawarannya itu, tapi si perempuan Head Hunter inilah yang menjadi target utamanya! (Padahal masih baru sekedar email dan telponan, belom ketemu…. Tapi rasa dan keyakinan itu memang sudah ada dari sejak awal berkomunikasi)
“Kalo kenal seorang Head hunter, Lumayanlah, investasi bisa buat cari kerja baru suatu saat nanti! Udah gitu lumayan cakep pula, dan dari namanya kayaknya tajir deh….. dan juga ada turunan Jepangnya…. lumayan bisa perbaikan keturunan” Begitu bathinku bersemangat. Kemudian mulailah saat itu trik dan strategy untuk bertemu dijalankan.
Bertemulah kami dalam sebuah proses interview. Sebagai penghargaan profesionalismenya aku mengikuti alur proses wawancara dengan prefesional (try to give the best class in the first impression!) . Dan beruntungnya aku memilih waktu interview sore menuju malam, sehingga aku adalah interviewee terakhir sebelum sama-sama kami pulang dari kantor. Dan, serampungnya interview itu aku kemudian mengajaknya dinner dan mengobrol secara lebih pribadi, atau dengan kata lain saya yang gentian mewawancari dia.
Namanya Yosie A Kuranji, seorang lulusan terbaik dari salah satu universitas negeri ternama di Indonesia. And you can read on her name… Betulkan, dari namanya dia terdengar seperti memiliki trah keturunan Jepang, sehingga pada saat pertemuan dan pertelponan selanjutnya aku memanggilnya dengan panggilan sayang Ibu Guru Yosinaga (ibu gurunya Sinchan).
Perjalanan waktu yang akhirnya membuktikan bahwa ternyata dia tidaklah betul sama sekali memiliki keturunan genetic dan trah keluarga dari Jepang, tapi dia adalah seorang perempuan keturunan asli Batak. Ya, betul Batak… !
Tapi ya sudahlah apa mau dikata, hati ini telah menguatkan untuk memilih dia menjadi seorang kekasih, isteri dan ibu dari anak-anakku.
Selama perjalanan mahligai ini Alhamdulillah kami dikaruniai relatively kemudahan dalam menjalaninnya, boleh dibilang tidak ada pertengkaran yang hebat selama ini, hanya beberapa kali percekcokan kecil yang kesemuanya diakibatkan keteledoranku mengingat pada event atau hal-hal yang begitu sangat penting dan prinsipil bagi seorang perempuan tapi terkadang itu biasa saja buat para pria.
Ya, Aku telah 2 kali melupakan hari ulang tahunnya dan 1 kali ulang tahun pernikahan kami. Kejadiannya hampir serupa, aku terlenakan oleh kesibukan pekerjaanku dan alarm di HP pun direset dan mati oleh anak2ku. So, pada hari H (bahkan ada yang sampe H+2) dengan paras lugu dan tampang tanpa dosa, kemudian aku biasanya bertanya ada apa gerangan, karena menyadari ada perubahan ekspresi dan perilaku pada isteriku :
“Bunda lagi PMS yah ? kok udah 2 hari diem aja gak kayak biasanya cerewet ?”
Dan dia selalu menjawab dengan statement yang sangat pendek “Pikirin aja sendiri!”
Nah, kalo udah begitu, saya langsung kalang kabut dan tanya pembantu, sopir, sekretaris di kantor dan siapapun orang terdekat kami, ada apakah gerangan ?.
Kejadian salah satu ulang tahun yang terlupakan adalah diulangtahunnya yang ke 30, kemudian akhirnya sekretaris di kantor kasih tau saya,
“Pak, Bukannya ibu 2 hari lalu ulang tahun ? saya kan udah tanya Bapak, mau beli kado apa nggak? Eh Bapaknya malah cuek ajah!”.
Kemudian kejadian yang terlupakan pada saat wedding anniversary, kejadiaannya adalah :Sampe lepas maghrib saya masih di kantor dan Sopir saya tiba-tiba telpon
“Pak, maap … mau ingatkan, katanya Bapak ada dinner malem ini, apa jadi Pak ?” Dan kemudian aku kalang kabut terlintang pukang membubarkan meeting dan bergegas menuju kearah Alam Sutera (dari daerah Sudirman) menembus kemacetan! Dan hebatnya, Sesampai di Alam Sutera kemudian tersadar kalo saya lupa restoran tempat dinnernya dimana ? dan akhirnya dinner itu gagal total! Isteriku sudah pulang duluan.
Oh iya ada juga kejadian sekali waktu isteriku marah, karena aku lupa meninggalkannya di salah satu mall sementara aku tanpa dosa pulang kerumah.
“Bunda, kok belum pulang masih dimana Bun ?” dan dia langsung nyerocos
“What ? dari tadi di Plaza Indonesia nungguin, katanya mau dijemput, udah dua jam nungguin, eh dianya malah udah pulang ke rumah… prepet prepet prepet….. !”
Disisi lain ada saat akupun merasa jengkel dan marah padanya, teringat kejadian ketika dia melakukan operasi kecantikan. Hingga detik dia di ruang operasi dia tidak pernah kasih informasi kalo mau operasi apalagi minta ijin, kemudian setelah paginya di drop di kantornya dan 1 jam berikutnya dia telpon :
“Yah, bunda dah di ruang operasi di rumah sakit bla bla bla….” Dan aku terdiam kaget bukan kepalang, tapi karena sudah ada di ruang operasi dan saya hanya bisa berdoa dan mengutus sopir untuk standby di rumah sakit itu.
Bukan… bukan permasalahan mahalnya biaya operasi kecantikan yang saya persoalkan (eh sejujurnya masalah biaya itu, masalah juga sih… tapi untuk sekedar operasi kecantikan? Hemm itu berlebihan…), tapi lebih utamanya ini adalah tindakan operasi besar yang seharusnya ada ijin suami atau keluarga karena aspek keselamatan. sehingga apabila ada hal-hal komplikasi dan darurat pada saat tindakan operasi terjadi, maka pihak keluarga seharusnya tau dan dilibatkan.
Nah, begitulah bundaku. Dia yang selalu berusaha untuk bisa mandiri tanpa melupakan tugasnya dan tanggung jawabnya sebagai isteri dan ibu dari anak-anakku. Terkadang hal-hal besarpun dia lakukan sendiri walopun baru diakhirnya dia beritahukan tentang keputusannya itu.
Terima kasih Tuhan, telah mengirimkan dan memberikan seorang perempuan, isteri dan ibu yang luar biasa. Dia yang sudah membuat perjalanan karirku dan kesuksesan hidupku hingga saat ini, dia yang telah memberiku 2 gadis cantik my bidadaries, dan dia yang telah menghidupkan kehidupanku dan dia yang telah menemani dan InsyaAlloh akan terus menemaniku hingga ajal menjemput nanti!
2 prinsip utamanya yang kokoh dipegang dan membuat perjalanan mahligai keluarga kami berjalan penuh dengan warna adalah :
Prinisp 1 :
“Ayah, memang kepalanya rumah tangga. Tapi, Bunda adalah lehernya….jadi Kalo kepala mau tengok kiri tapi leher maunya ke kanan dan dipaksakan nanti bisa keseleo…. ya Yah!”
Prinsip ke 2 :
“Dibelakang Pria yang sukses itu aka nada seorang isteri yang hebat…… dan dibelakang isteri yang hebat itu ada baby sitter, pembantu, sopir, tukang kebun yang kuat dan kompak serta bisa dipercaya!”
Happy anniversary My lovely Bunda pandaku…. I love you! And thanks for everything.
10th years |
Salam sayang,
Your love!